11/11

763 70 31
                                    

Scroll bawah dulu buat klaim voucher. Takut kalian gak kebagian karena banyak yang ngincer :)

Joanna langsung dibawa ke rumah sakit. Saat ini dia hanya ditunggui oleh Jeffrey. Sedangkan anggota keluarga yang lain sedang menunggu di luar dengan wajah cemas sekali.

Sebab Joanna memang sering sakit-sakitan setelah hamil. Namun ketika dibawa berobat, dia hanya diminta istirahat saja dan mengkonsumsi vitamin. Tidak ada indikasi penyakit dalam seperti apa yang Jeffrey kira selama ini.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan jika Ibu Joanna dan bayinya baik-baik saja. Saya juga tidak tahu kenapa bisa Ibu Joanna muntah darah tiba-tiba. Saya rasa ini bukan penyakit medis, Pak. Ada baiknya jika Bapak membawa Ibu Joanna ke orang pintar yang dipercaya masing-masing keluarga."

Si dokter langsung pamit. Sedangkan orang tua Joanna dan Jeffrey mulai diminta masuk saat ini. Menemui Joanna yang kini sudah diinfus dan tampak pucat sekali. Dengan keadaan menahan sakit dan memeluk salah satu tangan Jeffrey. Dia juga berusaha tidur miring karena perutnya benar-benar terasa panas dan ingin meledak saat ini.

"Apa kata dokter? Kenapa Joanna masih kesakitan begitu?"

Tanya Liana pada Jeffrey. Dia juga langsung menjauhkan mereka saat ini. Memegangi anaknya yang sudah tidur miring dan hampir menungging. Karena rasa sakit yang Joanna derita sudah tidak bisa ditolelir lagi.

"Kata dokter, Joanna dan bayi kita sedang tidak ada masalah. Kita diminta mencari orang pintar."

Jawab Jeffrey dengan mata berkaca-kaca. Dia masih tetap berusaha mendekati Joanna yang kini mulai berkeringat. Kedua tangannya juga mulai meremat ujung ranjang. Seperti akan melahirkan padahal tidak ada pembukaan.

"Kalian masih tidak mau cerita? Nyawa anak dan cucuku dipertaruhkan! Jangan sampai aku nekat memisahkan kalian sekarang!"

Ancam Rendy pada Jeffrey dan orang tuanya. Dia menatap mereka bergantian. Karena dia tahu jika sebenarnya keluarga ini menyembunyikan sesuatu darinya. Sebab dia bisa merasakan aura gelap mereka namun tidak tahu apa penyebabnya.

"Baik! Jika tidak ada yang mau cerita, akan kubawa Joanna! Tidak akan kuizinkan kalian bertemu lagi dengannya!"

Joanna yang masih menahan sakit ingin menolak. Namun dia sudah tidak sanggup bersuara. Hingga hanya teriakan yang bisa keluar. Bahkan, air mata dan keringat di dahinya juga sudah bercampur sekarang. Membuat Jeffrey yang tidak tega ikut menangis juga.

"Jangan, Pak! Aku akan cerita! Mama dan Papa memuja berhala! Aku tidak tahu itu apa, tapi sepertinya untuk pesugihan---"

"JEFFREY!"

Pekik Jessica sembari menangis. Bukan karena sedih sebab rahasia ini akan terbongkar sebentar lagi. Namun karena sedih ketika melihat Joanna yang tampak tersiksa sekali.

Lihat saja, air liurnya sudah keluar saat ini. Diseka menggunkan tangan Liana karena tidak ada tisu di sini. Ditambah, kakinya mulai mengejang seperti apa yang pernah dulu Jeffrey alami.

"Mama dan Papa tidak pernah memakai pesugihan! Harta kita berasal dari kakek buyut Papa yang dulu panglima perang dan menyembunyikan emas batangan di belakang rumah. Keturunan setiap generasinya hanya memiliki satu anak saja. Hingga akhirnya lahir Papa dan masih ada emas yang tersisa."

"LALU APA YANG KULIHAT SEBELUMNYA!? ISTRIKU SEPERTI INI PASTI KARENA ITU, KAN!? KARENA KALIAN TELAH MENYEMBAH SETAN!"

Pekik Jeffrey frustasi. Dia mendekati Joanna saat ini. Wanita itu hampir tidak sadarkan diri. Matanya juling dan air liurnya keluar semakin banyak saat ini.

Jessica tidak sanggup bersuara lagi. Hingga akhirnya Sandi yang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Jika dia dan istrinya telah melakukan perjanjian dengan jin.

PESUGIHAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang