Part 14 🔞

1.1K 84 24
                                    

Karna tak tahan di abaikan oleh singto selama satu bulan ini, akhirnya krist mengambil keputusan, ia akan memindahkan apple ke kantor cabangnya yang ada di luar kota.

"Apa salah ku, krist?" Tanya apple.

Saat ini apple memang berada di ruangannya dan tentu saja karna di panggil oleh krist.

"Kamu tahu sendiri jika singto selalu cemburu dengan mu"

"Hanya karna itu?"

"Aku hanya tak ingin membuatnya marah lagi"

"Tapi ini tak adil untuk ku"

"Aku akan menaikan gaji mu dua kali lipat"

"Tetap saja aku tak mau pergi dari kota ini!"

"Ayolah apple, mengerti posisi ku sekarang, aku tahu kita berteman sudah lama tapi aku juga tak mungkin membiarkan suami ku terus-terusan marah dengan ku hanya karna ini"

Apple hanya menganggukan kepalanya kemudian ia keluar dari ruangan krist, saat di depan ruangan apple bertemu dengan singto yang hendak masuk.

"Cih" gumam apple, kemudian ia langsung pergi begitu saja.

Singto kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan perkerjaannya lagi mengabaikan keberadaan krist yang tengah menatap dirinya sekarang.

Hingga hari-hari berlalu, perkerjaan singto semakin banyak dan singto juga sudah tak pernah melihat keberadaan apple lagi.

"Kenapa perkerjaan ku banyak sekali phi!" Ucap singto, saat melihat sang suami memasuki ruangan.

"Bukankah itu mau mu sendiri? Apple sudah pindah ke kantor cabang yang ada di kota X, jadi semua perkerjaan apple tentu saja di kerjakan oleh mu" ucap krist.

Singto terkejut mendengarnya, wajar saja jika dirinya semakin menjadi bahan gosip semua karyawan di kantor ini, ternyata apple sudah di pindahkan oleh krist, krist juga tak pernah bilang sebelumnya jika akan memindahkan apple.

"Benarkah?"

"Hmmm"

Singto menghampiri krist kemudian memeluk krist, dia benar-benar bahagia mendengar kabar itu.

"Jangan marah lagi" ucap krist.

"Tidak akan, terima kasih" ucap singto.

Keduanya saling memeluk untuk waktu yang sangat lama, krist benar-benar merindukan sikap manis singto sekarang.

Seperti kemauan singto, dia ikut kemana krist pergi termasuk meeting bersama beberapa rekan kerja krist, semua tugas apple di ambil alih oleh singto walau sebenarnya sedikit berat tapi bukankah itu semua karna kemauan dirinya sendiri? Jadi singto tak akan mengeluh lagi karna masalah perkerjaannya. Keduanya juga sudah tak pernah bertengkar lagi sekarang, selalu akur setiap hari bahkan semakin lengket.

Singto membuka dasinya kemudian langsung merebahkan tubuhnya di ranjang sembari membuka satu persatu kancing kemejanya.

"Mandi dulu" ucap krist yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ckk! Baiklah" ucap singto sembari beranjak dari tempatnya.

Singto benar-benar lelah sekarang, mereka baru tiba di kota X dengan perjalanan yang hampir memakan waktu 5 jam, dia memang tengah ikut dengan krist memantau proyek mereka yang ada di kota X itu.

Setelah mandi singto keluar dengan hanya menggunakan handuk yang menutup bagian bawahnya kemudian menimpa tubuh krist yang tengah beristirahat.

Singto mencium bibir krist dengan memejamkan matanya begitu juga dengan krist walau sedikit terkejut karna mendapat serangan mendadak namun ia tetap membalas lumatan suaminya itu, puas saling menyesap singto membuka baju yang di kenakan oleh krist kemudian mendaratkan bibirnya di dada suaminya itu, menjilat dan menghisapnya dengan keras sehingga meninggalkan satu bekas kemerahan di sana.

"Milik ku" ucap singto, sembari mengusap bekas merah yang di buatnya tadi.

Singto membuka celana krist dan menggenggam milik krist yang sudah setengah meneggang, ia mengocoknya perlahan hingga penis tersebut meneggang sempurna kemudian memasukannya ke dalam mulutnya, singto mengoral penis krist dengan sangat lama sesekali tangannya ikut berkerja, ia benar-benar merindukan benda panjang itu, menghisapnya dengan penuh kelembutan sembari mengocoknya sedangkan krist memejamkan matanya menikmati mulut basah nan hangat singto.

Krist menggerakan pinggangnya sedangkan singto memainkan lidahnya di sana sembari memainkan dua bola yang menggantung milik krist.

Setelah hampir 20 menit mengulum penis krist, singto membuka handuknya dan memasukan milik suaminya ke dalam lubangnya dengan perlahan hingga penis krist terbenam sempurna. Singto memainkan puting krist sembari menggerakan pinggangnya naik turun, krist ikut menggerakan pinggangnya berlawanan arah dengan dengan genjotan singto.

Tangan krist mengocok penis singto yang menganggur sedari tadi sedangkan goyangan singto semakin cepat di atasnya.

"Nnghhh"

"Aarghhh"

"Sssshhhh"

"Mmnhhhh"

"Aaaarrghhhh"

Bunyi kecipak semakin terdengar nyaring akibat genjotan krist yang semakin keras, beberapa menit setelahnya krist mengubah posisi mereka, membuat singto terbaring di bawahnya dan dia berada di atas singto memasukan miliknya lagi ke dalam lubang singto dan menggenjotnya secara cepat dan kasar sehingga membuat singto berteriak nikmat di bawahnya.

Krist melampiaskan semua nafsunya yang tertahan akibat di abaikan oleh singto kemarin dan krist tak yakin jika singto akan tidur untuk malam ini.

Desahan terus mengalun indah mengisi kekosongan ruangan kamar hotel itu, bunyi kecipak kulit keduanya juga terdengar nyaring begitu juga dengan geraman dari krist yang merasa puas di jepit oleh lubang sempit singto, tubuh singto terlonjak indah di bawah krist dan tentunya di sertai dengan desahan yang semakin kencang setiap kali krist menusuk titik nikmatnya.

Krist menatap wajah merah singto yang di hiasi oleh cairannya tadi, benar-benar manis sehingga membuatnya ingin menyetubuhi singto lagi dan lagi.

Tubuh singto bergetar hebat di sertai dengan keluarnya cairannya untuk kesekian kalinya sedangkan krist masih menggenjot lubang singto dengan brutal dan tak memberi kesempatan singto untuk sekedar mengatur nafas.

Menit demi menit berlalu, genjotan krist semakin kasar dan keras sehingga membuat singto mendesah kencang, krist semakin mempercepat genjotannya hingga di tusukan kelima krist mencabut miliknya kemudian mengocoknya dan mengeluarkan cairannya di dekat mulut singto sehingga membuat singto menutup matanya saat cairan krist keluar di wajahnya.

Entah itu cairan ke berapa yang krist keluarkan di wajahnya tapi yang pasti wajah singto terasa lengket sekarang lubangnya juga terus mengeluarkan cairan milik krist.

"Sudah phi, aku lelah" ucap singto, sembari mengelap mulutnya membuang sperma milik krist.

Krist merebahkan tubuhnya di samping singto dan mengatur nafas, ia melihat jam di tangannya yang ternyata sudah jam 2 dini hari, mereka bermain dari jam 8 malam tadi.

"Mandi dulu" ucap krist.

Singto dengan terpaksa bangkit dari tidurnya dan berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi sedangkan krist mengganti seprei kasur mereka dan mengelap cairan yang berceceran di lantai.

Setelah membersihkan diri keduanya saling memeluk dan memejamkan mata mereka.


















Tbc.

My Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang