Part 15 🔞

980 82 30
                                    

"Ayo makan siang" ucap krist sembari memegang pundak singto yang masih fokus berkerja.

"Perkerjaan ku masih banyak phi" ucap singto tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop miliknya.

"Tinggalkan sebentar, aku tak ingin kamu sakit" ucap krist sembari mengecup pipi singto, menciumnya dengan lembut dan memejamkan matanya sehingga membuat singto menghentikan perkerjaannya dan menggenggam tangan krist yang berada di pundaknya.

"Baiklah, ayo" ajak singto, sembari beranjak dari tempatnya.

Keduanya makan siang di luar kantor, sengaja untuk mencari suasana baru, sesekali membahas masalah perkerjaan mereka.

Tanpa sengaja tatapan mata singto terarah kepada seorang pria yang tengah kalut mengurus anaknya, entah kenapa sekarang dia merasa ingin mempunyai anak juga.

"Lihat pria itu" ucap singto, membuat krist menatap ke arah pria yang singto tunjukan.

"Kenapa?"

"Aku menginginkan seorang anak kecil hadir di tengah-tengah kita" lirih singto.

Krist terdiam mendengarnya, bagaimana bisa? Kemudian ia melanjutkan makanannya lagi.

"Apa phi tak ingin punya anak?" Tanya singto, karna merasa krist mengabaikan ucapannya tadi.

"Aku mau, tapi kamu tak mungkin bisa hamil, sing?"

"Bukan itu maksud ku, bagaimana jika kita mengadopsi bayi?"

"Tidak, kita berdua selalu sibuk jadi tak akan ada yang bisa menjaganya"

"Aku mau"

"Sudahlah jangan bahas sekarang, tanpa kehadiran anak aku akan tetap mencintai mu"

Singto hanya diam setelahnya, kemudian ia melanjutkan makan siangnya sembari menatap anak kecil yang tengah makan bersama papanya.

Setelah makan siang bersama, mereka kembali ke kantor dan melanjutkan perkerjaan mereka sesekali krist menghampiri singto, sekedar untuk mengganggu singto berkerja dengan sifat mesum dan manjanya itu.

Hingga siang berganti malam, singto membereskan perkerjaannya kemudian berjalan menghampiri krist.

"Ayo pulang" ucap singto.

"Sepertinya aku akan lembur, kamu pulang sendiri tak apa kan?"

"Aku akan menemani phi"

"Tidak, aku tahu kamu lelah sing, pulang sekarang dan persiapkan diri mu, tunggu aku di kamar" ucap krist.

"Baiklah, apa phi ingin aku memakai kostum maid yang ku beli kemarin?" Bisik singto.

"Tidak, aku tak suka kamu berpakaian seperti itu, cukup gunakan kemeja tanpa celana itu sudah membuat tubuh mu tampak menggairahkan"

"Baiklah, aku pulang" ucap singto.

Baru satu langkah ia beranjak tapi krist sudah menahan tangannya seakan tak rela untuk melepas singto.

"Duduk di sini sebentar" ucap krist sembari menarik tangan singto agar duduk di pangkuannya.

Krist memegang pipi singto kemudian mengecup bibirnya dengan lembut dan memejamkan matanya, keduanya saling melumat penuh perasaan hingga terdengar suara kecipak bibir dari keduanya.

Ciuman krist turun ke lehernya, ia menyesap leher tersebut dengan sangat lembut dan sesekali memberikan gigitan kecil di sana sehingga membuat singto mendesah, tangan krist semakin tak terkendali dan mulai menyusup masuk ke dalam kemeja singto, memelintir puting singto sehingga membuat tubuh singto bergetar karnanya.

"Shit! Perkerjaan ku tak akan selesai jika seperti ini" gumam krist.

Singto menggoyangkan pantatnya berusaha untuk menggoda penis krist.

"Kita belum pernah melakukannya di sini" lirih singto.

Singto beranjak dari pangkuan krist kemudian membuka celananya sedangkan krist juga membuka celananya sedikit, singto memasukan penis krist ke dalam lubangnya kemudian mendiamkannya sejenak, bibir keduanya kembali saling menyesap penuh nafsu sesekali singto menggoyangkan pantatnya membuat penis krist terjepit di dalam sana.

"Sshhhh"

"Mmhhh"

Lirih singto di dekat telinga krist, singto memejamkan matanya dan terus bergoyang di bawah sana sedangkan krist meremas pantat bulat singto, membantu menggerakan pantat tersebut naik turun di pangkuannya.

Setelah puas di posisi itu, krist mengangkat tubuh singto dan menelungkupkannya di meja kerjanya sedangkan dia duduk di kursinya, membuka pantat singto sehingga  membuat lubang basahnya terlihat kemudian menyambar lubang tersebut, menggoda lubang itu dengan lidahnya lebih dulu baru memasukan miliknya lagi ke dalam sana.

Genjotan krist semakin kasar, sehingga meja bergerak sedikit demi sedikit sedangkan ia mengunci tangan singto ke belakang dan semakin memacu pinggangnya dengan cepat membuat penis singto yang sedari tadi menggantung memuntahkan cairannya mengotori lantai sedangkan krist masih bergerak mencari kepuasannya sendiri, beberapa menit setelahnya krist menghentakan miliknya semakin dalam, miliknya bergetar hebat di dalam lubang singto, krist mengerang di dekat telinga singto dan memuntahkan cairannya memenuhi lubang singto.

"Sshh"

"Aarghhh"

"Mmnghh" desah singto sembari mengatur nafas.

Krist melepas miliknya perlahan hingga cairan ikut menerobos keluar dari lubang singto dan membuat lubang singto terasa kosong.

Krist mendudukkan singto di pangkuannya kemudian mengancingkan kemeja singto satu persatu, ia mengecup kening dan bibir singto kemudian menyuruh singto pulang.

Setelah singto pulang krist membersihkan tubuhnya di toilet kantor, beruntung dia memang selalu menyediakan pakaian bersih di ruangannya jadi ia tak perlu memakai pakaian kotor tadi, krist juga membersihkan bekas sperma mereka tadi setelah itu baru ia melanjutkan perkerjaannya lagi.

Singto pulang dengan menggunakan mobil krist, mengemudi dengan sedikit kencang hingga di pertengahan jalan ia berhenti mendadak karna hampir menabrak seseorang.

Singto keluar dari mobilnya dan melihat orang tersebut.

"Maaf, apa kamu terluka?" Tanya singto.

"Tidak, aku juga minta maaf karna menyebrang tak lihat kanan kiri dulu"

Singto melihat wanita itu memegang perutnya yang tampak besar sepertinya tengah hamil.

"Mau ku antar pulang? Tak baik jika wanita hamil sendiri di tengah jalan apa lagi sekarang sudah larut"

"Aku tak punya tujuan" ucap wanita itu.

"Ikut dengan ku pulang ke rumah" ucap singto.

Sebagai permintaan maafnya dan rasa tanggung jawabnya karna hampir menabrak wanita tadi, dia akan membawa wanita itu istirahat di rumah mereka, baru besok ia akan memikirkan kemana tujuan wanita itu lagi.

Wanita itu mengangguk dan ikut masuk ke mobil singto.

Singto mengantar wanita yang di bawanya tadi ke kamar tamu.

"Di rumah ini ada beberapa maid, jika kamu butuh bantuan kamu bisa memanggil mereka" ucap singto.

Singto meninggalkan wanita itu di kamar tamu kemudian ke kamarnya sendiri membersihkan tubuhnya dan mengambil pakaian Baru untuk wanita tadi agar mengganti bajunya.

"Kamu bisa memakai pakaian ini dulu, ini kemeja suami ku dan masih baru belum pernah di gunakan" ucap singto.

"Besok baru kita bicara lagi, sekarang kamu beristirahat" ucap singto kemudian ia langsung pergi dari kamar tersebut.

Krist pulang pukul 12 malam menggunakan taxi yang di pesannya, saat ia tiba di kamar mereka, dia melihat sang suami sudah terlelap tidur, krist mengecup kening singto kemudian ikut merebahkan tubuhnya di samping singto dan terlelap.












Tbc.

My Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang