Part 20

836 85 35
                                    

"jika kamu tak bisa memisahkan mereka biar aku sendiri yang turun tangan" ucap apple, kepada patt.

Saat ini keduanya tengah bertemu di sebuah restoran dan tentunya apple yang menemui patt.

"Aku tak peduli dengan mereka berdua, yang ku pedulikan hanya anak ku!" Ucap patt.

"Kamu sudah tak menyukai singto?"

"......."

"Krist membuat ku di pecat dari perusahaan tempat ku berkerja di kota x!" Ucap apple kesal.

"Sudahlah apple, bantu aku membawa anak ku. Setelah itu aku akan pergi ke luar negri" ucap patt.

Apple beranjak dari tempatnya di ikuti oleh patt.

"Mau kemana?" Tanya patt.

"Suatu tempat"

Apple dan patt masuk ke dalam mobil kemudian apple melajukan mobilnya ke kantor krist.

"Jika aku tak bisa memiliki krist, itu berarti singto juga tak boleh memilikinya" ucap apple.

"Maksud mu?" Tanya patt.

"Aku ingin membunuh krist sekarang" ucap apple, sembari melihat ke arah kantor, berharap jika Krist keluar dan ia akan langsung menabraknya.

"Bodoh! Aku tak mau jadi pembunuh" ucap patt, kemudian patt keluar dari mobil apple.

Apple melihat krist berjalan bersama dengan singto. Apple menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya ke arah krist yang tengah berjalan. Singto yang melihat sebuah mobil melaju kencang langsung mendorong tubuh krist agar minggir sedangkan patt yang melihat singto hampir tertabrak langsung berlari dan mendorong tubuh singto hingga apple menabrak tubuh patt dan tubuhnya terlempar jauh.

*Brukkk... Suara tabrakan tersebut, sehingga membuat banyak orang menghampiri tempat kejadian.

Krist langsung beranjak dan berlari memeluk tubuh singto.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya krist, kepada singto.

"Aku baik-baik saja phi, tadi siapa yang mendorong tubuh ku" ucap singto, sembari menatap ke arah orang-orang yang berkumpul tak jauh dari mereka.

Krist membantu singto berdiri kemudian keduanya berjalan menghampiri kerumunan dan melihat tubuh patt berlumur darah sedangkan mobil apple sudah melarikan diri dari tempat kejadian.

"Dasar bodoh!" Umpat apple.

Patt di bawa ke rumah sakit dan saat ini tengah berada di dalam ruang operasi, sedangkan krist dan singto menunggu di depan.

"Harusnya kamu tak perlu menyelamatkan ku tadi, beruntung kamu baik-baik saja" ucap krist khawatir.

"Aku lebih takut phi terluka" ucap singto.

"Bagaimana bisa ada mobil memasuki area kantor? Bukankah mobil di larang masuk sampai di sana?" Ucap singto.

"Benar, ini pasti sudah di rencanakan" ucap krist.

Krist juga curiga dengan patt yang tiba-tiba ada di tempat kejadian, karna setahunya tadi sebelum mereka berangkat ke kantor patt masih berada di kamarnya.

Tak lama datang beberapa polisi meminta keterangan kepada Krist dan singto, polisi juga sudah memeriksa cctv kejadian di depan perusahaan tersebut. Mereka hanya tinggal menunggu patt pulih untuk di mintai keterangan. Karna patt juga di curigai tiba-tiba ada di lokasi tersebut.

Beberapa menit setelahnya dokter keluar dari ruang operasi.

"Maaf, dia tak bisa di selamatkan" ucap dokter.

"M-maksudnya dok?" Tanya singto.

"Pasien meninggal dunia"

Ponsel singto berdering, ia mendapat panggilan dari rumah yang mengatakan jika si kembar menangis dan tak berhenti sedari tadi. Hal itu membuat singto pulang lebih dulu sedangkan krist mengurus mayat patt. Mereka tak tahu keberadaan keluarga patt jadi krist yang akan bertanggung jawab dengan semuanya.

"Papa di sini sayang, kenapa menangis?" Ucap singto kepada dua anaknya.

Mungkin si kembar tahu jika mama mereka sudah pergi untuk selamanya. Singto menggendong pluto sedangkan muffin di gendong maid yang ada di sana.

"Papa akan menjaga kalian dengan baik" bisik singto.
.
.
.
Satu minggu kemudian, proses pemakaman patt berjalan dengan lancar, walau krist tak menyukai patt tetap saja krist merasa bersalah, patt tertabrak mobil karna menyelamatkan singto.

Ponsel krist berdering dan krist mengangkat panggilan tersebut, polisi mengatakan jika mereka sudah menemukan pelaku tabrak lari saat itu, polisi menyuruh krist agar ke kantor polisi untuk di mintai keterangan sekaligus saksi mata.

Krist meletakan pluto dengan perlahan di box bayinya kemudian mengecup kening anaknya.

"Sing, aku akan ke kantor polisi" ucap krist.

"Apa aku perlu ikut?"

"Sepertinya iya" ucap krist.

Singto Menyuruh dua maid menjaga pluto dan muffin di rumah sedangkan mereka pergi ke kantor polisi..

"Apple?" Gumam krist, saat melihat apple menggunakan baju tahanan dan tengah di interogasi oleh polisi.

"Dia pelaku tabrak lari tersebut" ucap polisi.

Krist menatap apple tajam, dia benar-benar membenci wanita itu sekarang.

Hampir dua jam krist dan singto berada di kantor polisi, akhirnya mereka sudah di perbolehkan untuk pulang. Saat tiba di rumah krist melihat ada dua mobil terpakir di halaman rumahnya.

Krist dan singto masuk ke dalam sana dan melihat teman-teman mereka. Terlihat off yang tengah menggendong pluto dan gun menggendong muffin.

"Kami merindukan pluto dan muffin" ucap tay.

"Kalian boleh bermain dengan mereka asal tak membuat mereka menangis" ucap krist.

"Bagaimana tadi?" Tanya newwie.

"Pelakunya apple" ucap krist.

Sontak mereka semua terkejut mendengarnya.

"Apple ingin menabrak ku, tapi singto mendorong tubuh ku kemudian patt mendorong singto hingga yang di tabrak patt, begitu penjelasan apple tadi" ucap krist.

"Dia benar-benar gila!" Ucap off.

"Itu sebabnya jangan terlalu berlebihan mencintai seseorang" ucap gun.

"Sing, muffin menangis sepertinya dia ingin susu" ucap gun sembari memberikan muffin kepada singto.

"Minta pada maid di dapur" ucap singto kepada gun.

Gun menganggukan kepalanya kemudian berjalan ke dapur.

"Kenapa tak kau beri susu mu saja" ucap off.

"Bodoh! Itu milik ku" ucap krist.

"Lagi pula tak ada airnya" ucap singto.

"Aku hanya bercanda" ucap off.

Beberapa menit kemudian gun datang kembali membawa dua botol susu, ia memberikannya kepada singto dan satunya ia berikan kepada pluto yang tengah berada di gendongan off sekarang.

"Apa kami sudah pantas menjadi orang tua?" Tanya off.

"Hmm, jadi kapan undangan di sebar?" Tanya tay.

"Lihat nanti" ucap off.

"Bagaimana dengan mu, tay?" Tanya singto.

"Aku masih terlalu muda untuk menikah" ucap tay.

"Bersama daddy" ucap krist.

Singto memberikan muffin kepada krist, mereka mengajak muffin berbicara sehingga muffin tertawa mendengarnya.

"Aku tak sabar ingin berbicara dengannya" ucap singto.

"Sebentar lagi dia akan tumbuh besar dan bisa kau ajak bicara" ucap krist.
















Tbc.

My Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang