Part 24 (end)

1.1K 83 33
                                    

Sudah dua hari pluto dan muffin di rawat di rumah sakit, mereka sudah sadarkan diri, hanya saja tengah menunggu pulih seutuhnya baru boleh pulang.

"Daddy" ucap pluto.

"Iya, sayang?"

"Uto bosan di sini"

"Apin juga"

"Jika kalian sudah di perbolehkan untuk pulang, daddy janji akan membawa kalian liburan nanti"

Tak lama pintu ruangan terbuka, ada singto yang baru saja datang. Singto duduk di kursi tengah-tengah ranjang anak mereka.

"Papa dari mana?" Tanya muffin.

"Papa membeli ini untuk kalian" ucap singto sembari memberikan cemilan yang di belinya di kantin rumah sakit tadi.

Pluto dan muffin memang di perbolehkan memakan berbagai jenis makanan, lagi pula mereka hanya lemah bukan sakit keras.

"Bagaimana kamu bisa berada di sana kemarin, sing?" Tanya krist, mengingat jika singto tiba-tiba hadir di waktu yang tepat malam itu.

"Aku mengikuti phi, kenapa tak bilang jujur jika mendapat pesan dari apple? Aku menjadi merasa bersalah karna marah tak jelas kemarin" ucap singto.

"Aku hanya takut dia melakukan sesuatu kepada si kembar, aku tak dapat berpikir jernih kemarin"

"Jika aku tak datang, pilihan phi hanya ada dua kemarin. Bermain bersama apple atau mati" ucap singto sinis.

"Aku akan lebih memilih mati dari pada menyentuhnya"

"Benarkah? Phi ingin meninggalkan kami bertiga?"

"Bukankah tak ada pilihan lain?" Ucap krist, sedangkan singto masih memasang wajah kesalnya.

Tak lama pintu ruangan terbuka, ada kedua orang tua mereka yang baru saja tiba.

"Kakek, nenek!?" Ucap pluto dan muffin bersamaan.

"Apa kalian sudah makan?" Tanya papa singto.

"Belum, pa" ucap singto.

"Sebaiknya makan dulu, biar pluto dan muffin kami yang menjaganya"

Krist dan singto mengangguk kemudian pergi ke kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka.

"Wajah mu kenapa?" Tanya krist.

"Aku hanya kesal mengingat malam itu" ucap singto.

"Bukankah semua sudah terjadi? Lagi pula aku tak melakukan apa-apa dengannya, sekarang hanya ada aku dan kamu tanpa pengganggu lagi" ucap krist sembari mengecup tangan singto.

"Tetap saja aku kesal!" Ucap singto sinis.

"Sudahlah"

"Aku tiba-tiba kepikiran dengan orang tua patt" ucap singto sembari duduk di kursinya.

Sudah 5 tahun patt meninggal, kenapa singto baru membahas itu sekarang?

"A-aku hanya takut jika tiba-tiba orang tua patt datang mengambil cucu mereka" ucap singto lagi.

Benar saja, kenapa mereka tak memikirkan itu?

"Aku akan mencari tahu semua nanti" ucap krist.

"Apa lubang mu masih sakit?" Tanya krist.

"Tentu saja!! Kenapa tiba-tiba menanyakan itu? Sudah ku bilang itu tak akan bisa di pakai beberapa bulan ke depan" ucap singto tajam.

"Baiklah, tak masalah. Masih ada mulut mu" ucap krist santai sehingga membuat singto tersedak mendengarnya.

My Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang