Part 9

1K 100 31
                                    

Krist memeluk tubuh singto dari belakang sembari memperhatikan singto yang tengah memasang dasinya saat ini. Krist memang sering menempel seperti sekarang padanya dan dia tak mempermasalahkan itu, singto senang jika krist tak bisa jauh darinya bahkan selalu ingin berada di pelukannya.

Krist mengecup punggung singto kemudian mengambil jas yang akan di kenakan oleh singto dan membantu memasangnya.

"Kamu benar-benar tampan jika seperti ini, tak seperti singto yang baru ku kenal saat itu" ucap krist.

"Jangan mengejek ku, phi" ucap singto marah.

Singto memang sudah berkerja di kantor krist beberapa hari ini, itu sebabnya sekarang mereka seakan tak bisa di pisahkan, di mana krist berada di situ ada singto juga.

Setelah berpakaian rapi, krist mengecup bibir singto sekilas kemudian keduanya sama-sama keluar dari kamar sebelum berangkat ke kantor keduanya sarapan lebih dulu baru setelahnya mereka berangkat bersama.

Orang tua singto sudah mendengar perubahan anaknya itu bahkan mereka tak menyangka jika singto mau ikut suaminya berkerja karna dulu singto memang tak pernah mau berkerja, papanya juga sempat menawarkan agar menggantikan posisi papanya saja di perusahaan milik orang tuanya tapi singto menolak, dia ingin selalu berada di dekat krist, tujuannya berkerja hanya karna ingin menjaga suaminya itu dari para penggoda, siapa yang berani menggoda suaminya akan berurusan dengannya mulai sekarang.

Krist dan singto memasuki ruangan mereka, di sana ada satu meja dan kursi khusus untuknya sedangkan tak jauh darinya milik suaminya, sesuai keinginan singto yang ingin satu ruangan dengan krist.

Semenjak singto ikut berkerja juga dengannya membuat krist sedikit lebih betah berada di ruangannya, entahlah mungkin karna ada suaminya itu, jika krist lelah ia hanya cukup menatap ke arah suaminya yang sedang fokus berkerja, itu sudah bisa mengembalikan semua semangatnya lagi atau jika dia ingin dia bisa menghampiri singto kapan pun dia mau, bisa memeluknya setiap saat dan bisa bermanja-manja pada suaminya.

Krist sudah terlalu jatuh ke dalam pesona singto sekarang, seorang pria yang selalu membuat dirinya emosi pada awalnya namun sekarang mampu membuatnya selalu merasakan jatuh cinta lagi dan lagi saat menatap ke arahnya.

"Sekarang waktunya istirahat" ucap singto sembari beranjak dari kursinya dan menghampiri suaminya.

"Mau makan di mana?" Tanya krist.

"Makan di sini saja, kita belum pernah mencobanya" bisik singto.

"Bukankah sudah sering?"

Selalu seperti itu, entah krist yang terlewat polos atau bagaimana, walau mereka sudah sangat sering melakukan kegiatan panas di ranjang tetap saja krist tak pernah mengerti dengan kode yang di berikan olehnya. Ia hanya bermaksud ingin menggoda krist tadi namun sepertinya godaannya tak di mengerti oleh krist.

"Ayo makan di luar, aku bosan makanan kantin" ucap singto sembari menarik tangan krist.

Tanpa sengaja di tempat parkir mereka bertemu dengan off, gun, tay dan newwie, singto mengajak mereka untuk makan siang bersama di luar dan mereka semua mengiyakan ajakan singto, jadi kali ini mereka makan bersama teman-teman mereka.

"Kenapa kamu mengajak mereka?" Ucap krist, saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil mencari restoran terdekat dengan di susul oleh dua mobil dari belakang, milik off dan tay.

"Kita sudah jarang makan bersama mereka, bukankah mereka teman phi?"

"Iya, tapi aku hanya ingin berduaan dengan mu tanpa gangguan mereka" ucap krist.

"Ayolah, kita bahkan hampir setiap menit bersama"

"Tetap saja aku ingin terus berdua dengan mu tanpa gangguan orang lain"

Beberapa menit kemudian mereka tiba di sebuah restoran, mereka masuk bersama ke dalam dan mencari tempat duduk di sana.

Krist sedari tadi selalu menempel dengan singto, menggenggam tangannya dan bersikap sangat manja bahkan teman-temannya seperti tak mengenali krist yang sekarang, di saat orang-orang makan dengan normal sedangkan krist meminta suapi dengan singto benar-benar membuat mereka semua merinding di buatnya.

"Benar kata orang, jika kita dapat meluluhkan pria dingin yang bahkan tak pernah menjalin hubungan sebelumnya ia akan menjadi sangat bodoh dalam urusan cinta seperti sekarang" sindir off.

"Jadi phi krist tak pernah berpacaran sebelumnya?" Tanya singto.

"Siapa yang mau dengannya sing? Hanya kamu pria bodoh itu" ucap off.

"Aku bukannya tak mau berpacaran, hanya saja aku tak ada waktu untuk itu" ucap krist membela diri.

"Hmm, yaa.. mau mu langsung menikah saja kan?" Ucap gun.

"Tentu saja, berpacaran hanya membuang-buang waktu" ucap krist.

"Dan sekarang menjadi sangat bodoh dalam urusan cinta, lihat bulu kuduk ku merinding melihat krist sekarang" ucap off mengejek.

Sedangkan newwie hanya diam, kemudian menatap tay, apa tay juga akan seperti krist nanti jika sudah jatuh dalam pesonanya? Tay juga sangat dingin dan belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun, apa dia mampu mencairkan batu di sampingnya itu.

"Terima kasih" ucap singto kepada krist.

"Kenapa?" Tanya krist, tak mengerti.

"Karna phi menjadikan ku cinta pertama phi"

Mendengar hal itu membuat Krist tersenyum senang mendengarnya kemudian mengecup bibir singto sekilas, membuat teman-teman mereka menatap malas ke arah mereka berdua.

"Phi juga cinta pertama ku dan aku juga tak pernah berpacaran sebelumnya" ucap singto.

"Lagi pula tak mungkin ada pria atau wanita yang mau dengan pria jorok seperti mu, kecuali krist itu juga karna kalian di jodohkan" ucap newwie, membuat singto menatap tajam ke arah newwie.

Mereka sudah tak heran lagi jika melihat singto dan newwie yang tak pernah akur seperti sekarang dan mereka memaklumi itu.

"Lebih baik aku, pria ceroboh dan jorok ini bisa membuat pria dingin dan suka marah-marah di samping ku menjadi sangat mencintai ku, bahkan sepertinya rela mati untuk ku, dari pada kamu pria bersih dan tampan tapi tak mampu meluluhkan hati seseorang" sindir singto.

"Newwie menyukai siapa?" Ucap off dan gun bersamaan.

"Sudah-sudah jangan bertengkar dan jangan di bahas lagi" ucap krist.

Setelahnya mereka kembali melanjutkan makan siang.

"Apa mau bertanya cara meluluhkan hati seseorang? Aku akan mengajari mu" ucap singto kepada newwie.

"Tidak" ucap newwie.

"Cukup berikan servis terbaik di ranjang itu sudah lebih dari cukup" ucap gun membuat mereka semua tersedak makanan mendengarnya.

"Benarkan, sing?" Tanya gun.

Hal itu membuat wajah singto memerah mendengarnya, karna memang tak bisa di pungkiri jika dirinya memang sedikit lebih nakal saat mereka berdua apa lagi di dalam kamar.

"Tutup mulut manis mu sayang" ucap off.




















Tbc.

My Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang