3.

239 43 13
                                    

Kelopak mata Tan bergetar dan perlahan terbuka menampakkan iris shappire sewarna langit musim panas,bergulir ke samping dan melihat sekeliling. Hanya ruangan yang kosong dan dirinya,lampu juga masih padam. Ia pun melihat jam weker di meja sebelah kasur,masih pukul 04:10 dini hari.

Naruto mendengar suara tangis bayi yang membuatnya sedikit terusik,ia pun bangun dari tidur nya dan berjalan menuju pintu keluar. Ia ingin lihat bayi yang menangis itu, perasaan nya gelisah saat mendengar tangis bayi yang begitu menyedihkan.

Saat ia sampai dari sumber suara ia justru melihat sosok pria yang yang sedang menimang bayi kecil tersebut dengan sebelah tangan asik menggoyangkan botol susu,masih mengeluarkan asap. Tubuhnya bergerak seirama menimang bayi di sebelah tangannya yang lain.

Itu Sasuke yang sedang berusaha menenangkan bayi kecil yang tengah menangis keras,Naruto mengetuk pintu pelan dan menuai tatapan terkejut dari Sasuke.

"Hey... Kau terbangun? Maaf ya,dia sedikit rewel."

"Uhm...mungkin dia haus."

"Bukan mungkin lagi,tapi memang haus. Tidak apa,aku bisa menangani nya. Kembalilah tidur,kau butuh itu."

Bukannya berbalik pergi Naruto justru masuk dan mengulurkan tangan ke arah Sasuke,sudah seminggu ia tinggal bersama dengan pria itu dan 2 bayi kecil mungil yang ia lahirkan. Dan selama itu juga ia selalu melihat Sasuke ada di kamar bayi kembar tersebut saat mereka berdua menangis.

Terkadang Naruto juga melihat Sasuke tertidur di ruang tamu di pagi harinya,tidur dalam keadaan duduk di sofa karena kelelahan menjaga 2 bayi kecil di malam hari. Lihatlah kantung matanya yang mulai menghitam, sedikit banyak Naruto kasihan juga.

"Aku...ingin menggendong nya."

"Kau yakin? Tangan mu sudah tidak kebas lagi? Obat bius yang di gunakan sewaktu kau operasi dosis nya lumayan tinggi. Aku takut kau menjatuhkan nya."

"Kan ada kau."

Sasuke diam. Benar juga,apa gunanya ia ada di sini kalau seandainya terjadi sesuatu,ia tidak bisa mengatasi nya? Otak Sasuke berubah lamban karena kurang tidur.

"Ya sudah baiklah."

Sasuke menyerahkan bayi perempuan di gendongannya pada Naruto,tanpa ia sangka Naruto membuka kancing kemeja nya dan mengarahkan bibir bayi mungil di gendongannya ke dada nya. Padahal waktu itu Naruto menolak untuk memberikan ASI walau awal keluar dari rumah sakit ia bersedia,tapi tetap saat ia di butuhkan Naruto menolak.

Namun kini Sasuke melihat sosok di hadapannya memberikan ASI,bukan Sasuke tidak suka. Ia senang malah,hanya ia merasa...tidak menyangka naluri Naruto terpanggil karena mendengar suara tangis bayi mereka.

"Aku tidak tahan lagi,dada ku sakit. Jadi lebih baik ku berikan saja,ini juga akan membantunya kan? Dia prematur,dan ASI akan sangat membantu pertumbuhan imun nya."

Sasuke menggigit bibir bagian dalam nya,menahan tangis dan berusaha tersenyum seperti biasa. Ia pun pergi ke dapur sebentar untuk mengambil air panas,kemudian memasukkan botol susu ke dalam air panas tersebut agar nantinya kalau putri nya masih belum kenyang,ia bisa berikan susu formula.

"Kau kedinginan?"

"Uhm... sedikit."

Sasuke membuka jaket nya dan menyampirkan ke bahu Naruto,ia terlalu malas mengambil selimut kecil ke kamar sebelah. Ia pun menarik bangku yang lain dan menempatkan nya di Naruto, tangannya dengan lembut menarik bahu Naruto agar bersandar ke dada nya.

Naruto heran dan menoleh ke belakang,yang ia dapat hanyalah Sasuke dengan senyum lembut di bibir.

"Bersandar pada ku,aku tahu pinggang mu masih belum kuat untuk duduk lebih lama."

JT : "The Forgotten One." Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang