4.

255 46 10
                                        

Hari ini Sasuke berniat untuk mendaftar ke salah satu kampus terfavorit di Konoha. Dulu Kakaknya juga alumni terbaik dari kampus itu,sengaja ia mendaftar ke sana karena ia bisa memanfaatkan nama Itachi serta marga nya.

Ia punya 3 orang yang harus di jaga,kalau ia masuk ke kampus lain mungkin ia akan kesulitan karena tidak mendapat akses kebebasan. Jadi dengan memakai nama Itachi,mungkin ia bisa kuliah online atau datang sesekali ke kampus. Dan sekarang juga ia masih dalam perjalanan bersama dengan Itachi menuju kampus tersebut.

"Sasuke,coba pikir dulu. Kali tidak kuliah pun sebenarnya tidak apa-apa,toh...kau sudah bekerja di perusahaan ayah."

"Kau benar. Tapi yang ku pikirkan kalau seandainya bangkrut,aku harus bagaimana? Kau tahukan tamatan SMA saja tidak cukup di jaman sekarang."

"Makanya jangan di doakan bangkrut,bodoh."

"Yang mendoakan siapa? Aku hanya mengantisipasi,siapa yang tahu masa depan? Sekarang siapa yang bodoh di sini?"

"😒😑"

Itachi diam menatap datar ke arah Sasuke,kemudian mendengus kesal dan memasukkan persneling mobil nya karena traffic light nya sudah berubah hijau.

"Jadi maksud mu kau memakai nama ku untuk akses kebebasan mu begitu?"

"Ya begitulah,kau tahu kan kalau keadaan ku sekarang sedang sulit? Aku punya 3 orang yang harus di rawat,belum lagi pekerjaan ku yang sama sekali tidak bisa ku tinggalkan. Walaupun ayah bilang aku bisa masuk kapan pun aku mau, tetap saja aku tidak bisa melepas tanggung jawab."

"Kau banyak bicara ya sekarang. Beda sekali dengan yang dulu."

"Karena aku seorang ayah sekarang."

Itachi terkesiap mendengar jawaban Sasuke,kemudian tersenyum bangga dengan adiknya yang sudah dewasa. Ia juga dulu pelit bahasa sama seperti Sasuke, semenjak ia punya Kyuubi dan Renji ia semakin melunak dan lebih ekspresif.

"Kau sudah dewasa ya sekarang. Padahal usia mu baru memasuki 18th. Ahahaha anak jaman sekarang memang mengerikan."

***

Naruto meletakkan gelas di tangannya karena mendengar suara tangis bayi dari kamar, Sasuke sedang tidak ada jadi hanya ia dan kedua bayinya yang ada ada di rumah.

Naruto sempat terpikir mengenai nama bayi,karena kedua anaknya belum di beri nama. Kalau perempuan ia punya nama yang menurutnya cantik,kalau yang laki-laki siapa ya?

"Eh... Kenapa menangis? Haus ya? Atau kau pipis?"

Naruto mengecek semua yang ada pada bayi nya,basah. Anaknya baru saja pipis,mungkin itu yang membuatnya menangis.

"Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak tahu bagaimana cara mengganti popok. Sasuke juga belum pulang,cuma dia yang tahu cara mengganti nya."

Naruto kasihan mendengar anaknya menangis terus,ia pun memberanikan diri untuk mengganti popok yang basah. Membuka nya perlahan dan melihat kalau tali pusar anaknya masih belum terlepas dan di jepit,walau sudah mengering tetap saja membuat nya merasa ngeri.

"Ya Tuhan.."

Perlahan Naruto mengangkat kedua kaki mungil itu agar ia bisa menarik popok yang basah,nah sekarang giliran membuat popok yang baru ia masih bingung bagaimana.

"Ya sudahlah, bagaimana yang ku tahu begitu saja. Nanti kan Sasuke bisa memperbaiki nya saat ia pulang." Gumam Naruto seorang diri.

JT : "The Forgotten One." Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang