Tuk... Tuk... Tuk...
"Hhhh...."
Sasuke asik mengetuk-ngetuk meja kerja nya sambil menatap kertas di tangan kiri nya,ia menghela nafas lelah dan melempar undangan di tangannya.
Undangan pribadi agar ia kembali bertanding. Yeah... Ia di beri waktu sebulan untuk mempertimbangkan tournament kali ini,ia di kontrak oleh seorang pelatih dari Korea dan China untuk bermain di olimpiade.
"Ah sudahlah..."
Ia bimbang harus memilih yang mana,di satu sisi ia sudah punya anak dan Naruto masih harus ia perjuangkan,ia ingin anak pirang nya itu mengingat nya kembali apa pun caranya. Di satu sisi yang lain ia ingin mengikuti ajang bergengsi itu, kesempatan tidak datang dua kali namun ia terjebak dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan.
"Sasuke .. kau sudah janji. Kau sudah berjanji pada kedua anak mu,untuk tidak meninggalkan mereka. Lagi..." Gumam nya sambil tersenyum,ia pun memasukkan undangan tersebut ke laci meja kerja nya dan pergi keluar.
Ketika ia tiba di ruang tv ada Naruto yang tengah duduk di sana sambil merenung,ia tersenyum dan datang menghampiri Naruto yang masih belum sadar akan kehadiran dirinya,dan mulai mengusap rambutnya.
"Eh..?!"
"Kau memikirkan apa,hn?"
"Uh...tidak ada."
"Obat oles mu?"
"Be-belum."
"Mau ku bantu?"
Dengan wajah memerah Naruto mengangguk menyetujui usulan Sasuke,ia tersenyum dan berkata kalau ia akan segera kembali. Selang beberapa menit Sasuke pun kembali dengan obat oles di tangannya.
"Angkat baju mu."
Kini ia berlutut tepat di hadapan Naruto,melihat dengan seksama bekas jahitan Naruto. Dengan lembut ia mengoleskan obat tersebut,kemudian meniup nya beberapa kali.
"Ngh..."
"Sakit?"
"Tidak tapi.. perih sedikit."
"Luka jahitan mu lumayan bagus,semoga saja bekas nya tidak terlalu kelihatan."
"Uhm..."
Melihat Sasuke yang hanya diam membuat Naruto merasa ada yang aneh, biasanya Sasuke selalu mencari topik pembicaraan tapi kali ini ia lebih banyak diam nya.
"Kau..."
"Ya? Kau ingin sesuatu?"
"Banyak pikiran?"
"Huh?"
"Kau banyak diam belakangan ini,mulai dari Yuki dan kak Jin berkunjung."
Itu lagi,pikir Sasuke mulai kesal. Kalau Sasuke mengingat kejadian itu rasanya kesal saja,dengan sepupunya itu Naruto begitu dekat dan tampak nyaman. Sementara ketika bersamanya lebih banyak Canggung nya.
"Jangan di bahas."
"Ada apa?"
"Tidak ada. Aku ke dapur dulu."
Sasuke tidak ingin memancing keributan jadi ia lebih memilih pergi, meninggalkan Naruto sendirian di ruang tv. Ingat kejadian waktu itu rasa kesalnya tidak bisa hilang.
"Kenapa aku jadi kekanakan begini? Wajar juga ia merasa dekat,kan dia baru kenal."
Sasuke mengusap wajahnya dan segera beranjak lagi menuju kamar anaknya,ia serasa orang bodoh sekarang.
Ding...
"Hn?"
Sasuke membuka ponsel nya dan melihat ada jadwal mata kuliah yang mengharuskan ia datang ke kampus, berdecak kesal ia pun segera menghubungi ibu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JT : "The Forgotten One."
RomanceHarapan terbesar ku sekarang kau mengingat ku kembali. aku yang salah karena sudah meninggal kan mu,tapi percayalah walau kau melupakan ku...aku akan selalu menunggu dan menanti kedatangan mu.