Usai mengobati luka di tangan Olivia, Mahendra melirik sekilas. Kalau dipikir-pikir, penampilan Olivia sangat tidak cocok untuk dibawa ke restoran. Celana panjang longgar kusut dengan pakaian atas yang juga lusuh dan kotor. Meski paras dan kulitnya bersih nan cantik, tetapi berpakaian demikian juga tak enak dipandang.
Oleh karenanya, Mahendra mengemudikan mobil hingga berhenti di sebuah Mall terdekat. Memarkirkan mobil di area yang telah disediakan, lalu membukakan pintu mobil untuk Olivia serta menggandengnya saat berjalan masuk ke dalam.
Olivia dibuat tercengang, ada banyak orang berlalu lalang di sana, keramaian dan banyaknya benda-benda aneh yang sama sekali tak dikenal olehnya. Beberapa tempat, berkotak-kotak dengan patung yang mengenakan pakaian khas dunia ini. Ada juga pakaian dengan style yang biasa Hesti gunakan. Celana pendek longgar serta kaos putih saja.
Mata Olivia menatap kagum pada sebuah patung yang mengenakan gaun berwarna merah terang, ada pernak-pernik berwarna perak menempel pada bagian pinggang serta tampak hiasan permata di bagian dada. Lengan dari gaun tersebut juga pendek, tidak akan membuat penggunanya kerepotan dalam beraktivitas.
Tanpa disadari, langkah kaki Olivia sudah berhenti di tempat. Di depan patung yang mengenakan gaun tersebut dengan tatapan menginginkan. Mahendra yang menyadari itu ikut diam, melirik pada benda di pandangan si wanita.
"Itu gaun pesta, tidak cocok untuk dipakai ke restoran." Suara Mahendra membuat Olivia mengerucutkan bibir. Ia cemberut.
"Ya." Jawaban singkat dari bibir manis Olivia membuat Mahendra tak tega. Wanita itu menunduk dengan tatapan kecewa.
"Baiklah, aku bisa membelikan itu sebagai hadiah." Mendengar Mahendra mengatakan demikian, Olivia terkesiap. Menoleh ke arah Mahendra dan menatap pria itu dengan bahagia.
Lalu, ketika Mahendra kembali menggandeng tangannya untuk masuk membeli gaun tersebut, Olivia tidak menolak. Proporsi tubuh Olivia dibuat sangat mirip dengan manekin di toko, tampaknya Hesti sengaja demi membuat sang protagonis tampil sempurna secara fisik. Dengan sekali percobaan, gaun itu terlihat sangat pas di tubuh Olivia.
"Kau cantik sekali." Mahendra memuji dengan tulus.
Sedangkan Olivia, ia tertunduk dan tersipu karena malu. Niat hati, ia ingin memakai itu saat keluar dari toko. Ketidaktahuannya tentang beli membeli di sebuah Mall mengundang gelak tawa dari Mahendra. Dari pada dianggap sebagai seorang Ratu yang dewasa, kali ini Olivia lebih terlihat layaknya seorang gadis polos biasa.
Selain satu gaun, Mahendra juga memilihkan pakaian santai untuk Olivia yang jelas mendapat penolakan. Mahendra pikir, setiap wanita akan mau dibelikan celana pendek dengan kaos atau sweater seperti yang biasa adiknya pakai. Rupanya, tidak dengan Olivia. Hidup di keluarga kerajaan sebagai seorang Putri kemudian melompat menjadi Ratu membuat dirinya selalu berpakaian formal dan mengenakan gaun kecuali ketika dalam acara berburu. Mahendra baru tahu setelah dirinya teringat pada novel adiknya pada season satu.
Maka dari itu, Mahendra pun memilihkan sebuah mini dress santai dengan motif floral dan bagian lengan bahu mengembang. Olivia tampak menyukainya, ia mengangguk saat Mahendra menawari baju itu.
Terakhir, Mahendra berdiri di depan kasir dan menyerahkan barang yang menjadi pilihan. Membayar sejumlah uang lalu menerima dua gaun tersebut dalam sebuah bungkusan.
"Berapa koin emas yang harus kuserahkan padamu untuk baju-baju itu?" Olivia bertanya ketika mereka telah keluar dari area Mall.
"Memangnya kau memiliki koin emas?" Pertanyaan Mahendra membuat Olivia menggeleng pelan.
"Bukan tidak punya, tapi belum." Olivia menjawab, ia menampilkan wajah sedihnya.
Mahendra menghela napas. "Sudahlah. Lagipula koin kerajaanmu itu tidak akan berlaku di dunia ini. Ini hadiah untukmu," kata Mahendra sembari membukakan pintu mobil saat mereka telah tiba di area parkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensional Queen [TERBIT]
FantasíaTakdir Olivia Elizabeth Remessis telah tertulis pada sebuah kertas; menjadi seorang Ratu dari Kerajaan Wisteria yang jauh dari kata bahagia. Kemampuan dari sang Ratu juga terbatas; ditentukan oleh penulis yang mengaku Tuhan atas kehidupannya di duni...