Setelah kejadian berantakan kemarin, ruang makan menjadi sepi. Kivandra pernah mendatangi ruang makan namun tak ada siapa pun di sana. Maka sejak saat itu juga Kivandra mengurung dirinya di kamar. Helen datang untuk mengurus makannya, lalu bersiap tidur. Kivandra benar-benar pengangguran.
Mengurung diri di kamar tanpa melakukan apa pun membuat Kivandra sadar, jika dirinya adalah seorang tamu tidak penting di Istana. Hanya seorang pengganti. Kivandra hanya perlu menunggu panggilan pesta pertamanya. Tak ada pelatihan tata krama atau dansa karena dirinya hanya perlu diam saat pesta. Diam seperti sebuah boneka.
Tok tok tok
Pintu kamarnya diketuk, Kivandra menoleh dan beranjak membuka pintunya.
"Helen?"
Si pelayan pribadi, Helen, menunduk hormat. "Nona, maaf mengganggu waktu anda."
"Aah-tidak apa, aku juga sedang menganggur tadi. Mengapa Helen kemari? Jam makan siang belum datang, kan?"
"Saya kemari hendak memberi tahu info penting, Nona." Jery tiba-tiba muncul dari belakang.
Kivandra menjadi gugup. Berhari-hari ia di Istana, yang ia temui hanya Helen pelayannya. Jery yang merupakan kepala pelayan, itu termasuk jabatan tinggi.
Gugup, apakah ia melakukan kesalahan lagi?
"Nona, pesta pertama akan dilaksanakan tiga hari lagi. Saya diminta memberitahu informasi ini kepada anda agar bisa mempersiapkan diri."
"Maaf?" Kivandra menjadi kaku. "Tiga hari lagi?!"
"Benar, Nona."
Kivandra mundur beberapa langkah, rasanya sangat terkejut. Kenapa mendadak sekali? Ia akan menjadi seorang putri di depan para bangsawan, itu ... menakutkan.
***
Lampu terang berkilau berjejer rapi dalam sebuah aula super luas. Tampak banyak meja yang tertata makanan disusun di sudut-sudut ruangan. Alunan musik ikut berbunyi, diikuti oleh bising para tamu yang baru saja datang. Bangsawan, tamu bangsawan ini memakai pakaian yang sangat mewah.
Pesta pertama Kivandra sebagai putri palsu.
"Cukup diam saja dan jangan pernah menarik perhatian para bangsawan. Hanya perlu tunjukkan pada mereka bahwa kau hadir di pesta ini." oceh Usha dengan wajah datarnya.
Si Putra Mahkota, Usha, memakai pakaian yang sangat berkilau seolah berlapis emas. Begitu juga dengan Ethan yang berdiam di kursinya. Apalagi sang Kaisar, pria tua itu memiliki jubah tebal berwarna merah yang sangat megah.
Kivandra mengangguk pada ocehan Usha lalu mulai duduk. Gaun yang ia kenakan sangat berat dan penuh hiasan. Ada korset yang melilit tubuhnya membuat sesak. Ia benar-benar tidak terbiasa. Riasan wajah seolah merubah perawakan Kivandra yang super sederhana. Warna mata gadis itu juga berubah menjadi biru.
Saat pesta dimulai, banyak bangsawan yang menyapa Kaisar dengan penuh hormat. Tetapi Kaisar, Pangeran Usha, dan Pangeran Ethan benar-benar bersikap dingin pada mereka. Ini membuat Kivandra takjub, seolah ia baru saja diperlihatkan tentang seberapa mulia keluarga Kekaisaran Athulya itu. Bahkan para bangsawan, yang begitu sombong, tampak ketakutan.
Acara terus berlanjut, namun keluarga kekaisaran hanya duduk di kursinya. Kivandra menjadi bosan.
"Hum," gadis itu menopang dagunya dengan tangan. "Para bangsawan itu asik sendiri." gumamnya.
Ada yang berdansa, ada juga yang menikmati makanan tersedia. Mereka berkumpul menjadi beberapa kelompok dan saling berbincang.
Tatapan Kivandra fokus ke arah lain, dari sudut aula ia melihat sebuah kilauan misterius. Kilauan tersebut semakin membesar seolah mendekat. Lalu, ternyata, kilauan itu mendekati kursi Pangeran Ethan yang berada di sampingnya.
"Itu .... " Kivandra menyipit. "Jarum?"
Ia menoleh ke arah pangeran Ethan yang melamun dengan wajah garang. Tak sempat jika harus meminta si pangeran untuk menghindar.
Kivandra beranjak dari kursinya. "Pangeran, hati-hati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...