Part 9

50.3K 3.5K 13
                                    

Selamat Membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------------
Hello, Malang

Hana dan Dina sekarang sudah menginjakkan kaki mereka di kota Malang. Kota yang akan menjadi tempat tinggal baru untuk mereka berdua.

Suasana kota Malang yang berbeda dengan Ibu kota membuat Hana dan juga Dina harus mulai membiasakan diri mereka.

Kini, kedua sahabat itu tengah berdiri di depan sebuah rumah yang tak terlihat besar, namun terlihat sangat nyaman untuk di tinggali. Dengan mata yang memancarkan kelegaan, keduanya tersenyum menatap rumah tersebut.

"Hello, Malang. Dan selamat datang di rumah baru kita" ucap Hana riang.

"Akhirnya, setelah berjam-jam di perjalanan, kita sampe juga di Malang" sahut Dina.

"Emang ya, udara di Malang itu beda banget sama di Jakarta" tutur Hana sambil menghirup udara yang berada di sekitarnya.

"Kayanya gue bakalan betah deh tinggal disini, Han" sahut Dina

"Gue juga kayanya" timpal Hana. "Yaudah, yuk. Kita masuk aja ke dalam sambil beresin barang, biar habis itu kita istirahat" sambungnya.

"Yaudah, yuk" ajak Dina

Keduanya pun akhirnya masuk ke dalam rumah tersebut dan tak lupa membawa barang mereka yang berada di bagasi mobil ikut bersama masuk ke dalam.

*****

Hana kini berada di dalam kamar miliknya tengah duduk bersandar di sofa samping tempat tidur sambil mengelus perutnya yang masih terlihat datar. "Maafin Mommy ya, Nak. Maaf, jika kamu lahir ke dunia ini nanti kamu hanya memiliki Mommy. Maafin Mommy karena Mommy gak bisa ngasih keluarga yang lengkap untuk kamu kelak. Meski begitu, Mommy akan selalu merawat dan juga menyayangi kamu sepenuh hati Mommy. Mommy akan melakukan apapun untuk kamu agar kamu bahagia. Sehat-sehat di dalam sana ya anak Mommy. Mommy menunggu kedatangan kamu ke dunia ini."

Hana tentu menyadari hamil tanpa seorang suami ini nantinya akan memberikan efek kepada sang anak. Oleh sebab itu, Hana sebisa mungkin akan menjaga dan juga melindungi anaknya dari orang-orang yang nantinya akan melukai buah hatinya. Hana akan menjadi orang yang berdiri paling depan jika anaknya di sakiti oleh orang lain.

Jika Hana tinggal di luar negeri, mungkin hal seperti ini akan menjadi hal yang biasa di sana. Tetapi, Hana saat ini tinggal di Indonesia yang mana hal semacam itu masih menjadi hal yang tabu bagi setiap orang dan mungkin akan menjadi konsumsi publik atau konsumsi pribadi bagi mereka.

Hana sebenarnya pada saat itu akan memilih untuk tinggal di luar negeri. Namun, hati Hana sedikit berat untuk meninggalkan makam kedua orang tuanya di sini. Oleh sebab itu, Hana memilih kota Malang sebagai tempat tujuan pelarian untuknya karena dirinya nanti bisa sesekali pergi berziarah ke makam kedua orang tuanya.

Hana yang sedang asyik dengan lamunannya itu pun tersentak ketika mendengar pintu kamarnya di ketuk dari luar.

"Masuk" sahut Hana dari dalam.

"Han, ayo makan. Gue udah order makanan buat kita berdua eh bertiga deh sama keponakan gue yang masih di dalam perut lo" cengir Dina

"Order apaan lo?" tanya Hana

"Rawon. Kata temen gue kalau rawon di Malang enak-enak, makanya gue order itu" jawab Dina

"Wih, enak tuh keknya. Yuk, makan. Gue sama baby yang ada di dalam perut udah lapar" ucap Hana

"Duh, kasian ponakan gue udah kelaparan. Ayo deh cepetan lo makan, kasian gue sama ponakan tercinta" sahut Dina

"Sama gue gak kasian lo?" tanya Hana

"Enggak" jawab Dina santai

"Sia---"

"Eh, ingat. Lo lagi hamil loh, gak boleh ngumpat" potong Dina cepat

"Astagfirullah, hampir aja Hana khilaf. Maafin Hana ya Allah" ucapnya dengan suara yang sengaja di lembut-lembutkan.

Dina yang mendengar perkataan Hana pun bergidik geli. "Gak cocok lo ngomong kaya gitu. Kalau sholehot ya sholehot aja gak usah kek yang sholehah-sholehah lo."

"Lantam kali itu mulut kau ya, Dina. Belum pernah kau di cakar-cakar waria, hah! Malas lah aku cakap sama kau, lebih baik aku makan!" sahut Hana dan langsung berjalan meninggalkan Dina sendirian.

"Untung lo lagi hamil, Han. Coba kalau enggak, keluar sudah kata-kata mutiara dari mulut gue buat lo" gumam Dina dan ikut menyusul Hana.

*****

Disisi lain, Akmal saat ini di buat semakin bingung akan keberadaan Hana yang sampai saat ini tidak dia temukan. Bahkan, orang-orang kepercayaannya sampai saat ini tidak menemukan petunjuk apapun mengenai lokasi Hana di luar negeri.

"Kenapa sulit sekali mencari keberadaan kamu, Hana" gumam Akmal lelah sambil menatap selembar foto Hana yang dia dapatkan dari orang kepercayaannya.

-bersambung-

My Lovely Duda (END) || Pindah di KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang