Part 35

32.7K 2.2K 21
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------
Musuh Dalam Selimut

Kabar kehamilan Hana akhirnya terdengar sampai ke telinga kedua mertuanya. Respon pasangan paruh baya itu tentu saja bahagia karena cucu mereka berdua akan bertambah kembali.

Diusia mereka sekarang, keduanya hanya ingin menghabiskan masa tua mereka untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama cucu-cucu mereka.

Perusahaan yang di pegang oleh Papa Bastian pun akhirnya di serahkan kepada Akmal untuk mengelolanya. Jadi, Akmal sekarang memegang kedua perusahaan sekaligus.

Pada awalnya Akmal menolak untuk memegang perusahaan tersebut. namun, melihat wajah dari Papanya akhirnya Akmal pun menyetujui hal itu.

"Bagaimana dengan perusahaan?" tanya Papa Bastian yang sedari tadi berada di rumah sang anak untuk bertemu menantu dan juga cucunya.

"Perusahaan yang mana? Apakah Papa lupa jika aku sekarang sudah memegang dua perusahaan sekaligus" sahut Akmal dengan nada sinisnya.

Papa Bastian sontak tertawa mendengar nada sinis dari sang anak. "Papa lupa jika kamu sekarang sudah memegang dua perusahaan. Yang Papa tanyakan adalah Pratama Corp."

Pratama Corp sendiri adalah perusahaan yang di dirikan oleh Bastian Pratama yang tak lain adalah Papa dari Akmal sejak usia muda. Pratama Corp tak kalah pamor dengan perusahaan milik Akmal. Bahkan, Pratama Corp menduduki posisi nomor dua di Asia Tenggara dan PT. AKM Pratama berada di posisi pertama.

"Apakah Papa tidak menyadari jika perusahaan Papa itu mengalami korupsi yang sangat besar-besaran" ucap Akmal dengan wajah seriusnya.

"Papa mengetahuinya. Oleh sebab itu, Papa menyerahkan perusahaan itu kepada kamu. Papa percaya jika kamu mampu menyelesaikan semuanya. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah mencari dalang di balik korupsi besar-besaran tersebut" sahut Papa Bastian.

"Jika Papa tau, kenapa tidak Papa sendiri yang mencari tau dalangnya" sinis Akmal.

"Kamu tau umur Papa saat ini sudah tidak lagi muda. Papa tidak ingin lagi mengurusi hal tersebut. Papa ingin beristirahat dan menghabiskan waktu bersama cucu-cucu Papa. Meski begitu, Papa tidak diam saja. Papa pernah menyelidiki ini sendiri. Bahkan, kecurigaan Papa bukan hanya menyangkut itu saja. Kejadian kamu di club waktu itu juga bagian dari rencana dia" ucap Papa Bastian dengan tersenyum miring.

"Dia yang Papa maksud siapa?" tanya Akmal penasaran.

Papa Bastian lalu mendekatkan mulutnya dengan telinga sang anak.

Akmal yang mendengar satu nama dari sang Papa tentu merasa terkejut. Dirinya tentu sangat mengenal orang tersebut. Dan orang tersebut sangat dekat dengan dirinya.

"Tugas kamu sekarang, cari bukti mengenai itu. Papa mempercayakan semuanya kepada kamu" ucap Papa Bastian menatap anaknya lekat.

"Papa tenang saja, aku akan mencari bukti tersebut. Dan jika memang orang itu benar dalangnya, maka dia harus siap dengan konsekuensinya" sahut Akmal dengan tersenyum miring.

Papa Bastian yang mengetahui sisi mengerikan dari sang anak pun tersenyum. Like father like son.

*****

Dengan wajah datar dan dinginnya, Akmal melangkahkan kaki miliknya di perusahaan sang Papa.

Keterkejutan orang-orang akan kedatangan pewaris Pratama itu secara tiba-tiba ke perusahaan membuat spekulasi dari orang-orang bermunculan.

"Ada apa ini? Kenapa tuan Akmal tiba-tiba ke perusahaan ini?"

"Apa benar jika perusahaan ini sudah di serahkan tuan Bastian kepada tuan Akmal?"

"Jika itu benar, berarti kedatangan tuan Akmal kesini adalah untuk mengumumkan itu semua"

"Jika tuan Akmal adalah pimpinan yang baru berarti dia menjalankan dua perusahaan sekaligus"

"Aku bersyukur jika tuan Akmal lah yang memimpin perusahaan ini"

"Tuan Akmal"

Akmal sontak menghentikan langkahnya ketika ada seorang lelaki paruh baya yang seumuran Papanya datang menghampirinya.

"Kenapa tuan tidak memberitahu saya jika ingin datang ke perusahaan ini?" tanya lelaki paruh baya tersebut.

"Om Teja tidak perlu berbicara terlalu formal seperti ini kepadaku. Bukankah om sudah aku anggap seperti keluarga sendiri" sahut Akmal dengan senyum kecilnya kepada lelaki paruh baya di depannya.

Teja Andriansyah adalah sekretaris dari Bastian Pratama. Teja sendiri sudah bekerja bersama Bastian sejak di bangunnya perusahaan ini. Karena sudah terlalu lama bekerja bersama Bastian, Teja pun akhirnya menjadi dekat dengan Akmal. Oleh sebab itu, Akmal memanggil sekretaris Papanya itu dengan sebutan om.

"Baiklah, jika kamu menyuruh om untuk tidak berbicara formal" kekeh Teja. "Jadi, ada apa kamu ke perusahaan ini? Apa ada yang perlu om bantu?' tanyanya.

"Jelas ada yang perlu om bantu" jawab Akmal dengan tatapan yang penuh arti.

*****

Akmal memasuki aula besar pertemuan dengan langkah tegapnya dan jangan lupa dengan tatapan dingin serta datarnya.

Semua orang yang berada di aula tersebut menunduk hormat ketika melihat kedatangan pewaris dari keluarga Pratama itu.

Akmal lalu melangkahkan kakinya menaiki podium yang berada di atas sana dan menatap semua karyawan yang bekerja di perusahaan ini.

"Kalian semua yang berada disini tentu sudah mengenal saya. Jadi, tidak perlu membuang waktu yang lama lagi, saya ingin menyampaikan jika Pratama Corp saya ambil alih. Dengan kata lain, saya adalah pemimpin baru di perusahaan ini."

Respon semua orang yang berada di sana ketika mendengar pengumuman tersebut jelas berbeda-beda. Ada yang terkejut, bingung, antusias dan biasa saja. Namun, tak ayal mereka yang berada di sana memberikan tepuk tangan dan ucapan selamat kepada pemimpin baru mereka yaitu Akmal Pratama.

Disisi lain, terlihat seseorang yang mengepalkan tangannya ketika mendengar pengumuman tersebut.

"Tunggu saja permainan dariku" gumam orang tersebut.

-bersambung-

My Lovely Duda (END) || Pindah di KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang