Part 23

41.3K 3K 15
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------
Orang Tua Hana

Suasana yang dulu pernah Hana rasakan ketika tinggal dirumah peninggalan kedua orang tuanya sekarang kembali dia rasakan. Rasa hangat dan juga nyaman yang menyeruak di dalam hatinya membuat Hana kembali mengingat semua kenangan antara dirinya dan juga kedua orang tuanya.

Berbicara mengenai kedua orang tuanya, Hana belum pernah mengajak Shila sekali pun ke makam kedua orang tuanya. Hana hanya pernah menceritakan tanpa pernah mengajak Shila untuk berziarah ke makam orang tuanya. Dan hari ini Hana berencana akan mengajak Shila berziarah kesana untuk pertama kalinya.

"Shila ..." panggil Hana pada sang anak yang tengah menonton televisi.

"Iya, Mommy. Kenapa?" sahut Shila tanpa mengalihkan tatapannya dari layar kotak tersebut.

"Shila mau ikut Mommy ke tempat kakek dan nenek gak?" tanya Hana

Shila yang sedang fokus menonton itu pun langsung mengalihkan tatapannya ke arah sang Mommy dengan wajah yang senang. "Mau, Mommy."

"Yaudah, Shila siap-siap sana" suruh Hana dengan tersenyum.

"Oke, Mommy" sahut Shila dan dengan cepat beranjak dari duduknya.

Tak lama kemudian, Hana dan juga Shila pun sudah siap dengan pakaian mereka. Keduanya langsung saja berangkat dengan menggunakan mobil milik Hana yang baru saja tiba di rumah tersebut.

*****

Disisi lain, nampak seorang lelaki dengan pakaian serba hitamnya tengah berjalan di sebuah pemakaman dengan dua buah bunga di tangannya.

Hingga, langkah kaki dari lelaki tersebut berhenti pada dua buah gundukan yang bernama Rio Haryanto dan juga Purnamasari.

Diberikannya dua buah bunga yang berada di tangannya tadi pada dua gundukan di depannya.

"Om, tante. Saya datang kembali kesini. Pasti om dan tante sudah bosan melihat kedatangan saya kesini. Jika biasanya kedatangan saya kemari karena ingin mengadu dan mengeluh kepada om dan juga tante, kali ini saya tidak datang untuk itu. Saya datang kemari karena saya sudah menemukan apa yang saya cari. Pasti om dan tante sudah bisa menebak apa yang saya maksud. Seperti yang pernah saya ucapkan dulu, jika saya berhasil menemukan apa yang saya cari, saya akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya. Oleh karena itu, saya ingin om dan juga tante memberikan izin dan juga restu kepada saya. Saya ingin mem---"

"Mas Akmal"

"Daddy"

Akmal sontak menoleh ke samping kirinya dan matanya langsung bersitatap dengan mata milik Hana yang menatapnya terkejut.

"Mas, kamu ngapain di makam kedua orang tua aku?" tanya Hana langsung.

"Seperti yang kamu lihat. Mas disini sedang mengunjungi makam kedua orang tua kamu" jawab Akmal.

"Mas tau dari mana ini makam kedua orang tua aku?" tanya Hana menuntut.

"Dari orang suruhan mas" jawab Akmal.

"Aku masih belum puas dengan jawaban mas. Jadi, kita lanjutkan nanti pembicaraan ini" ucap Hana dan kemudian meletakkan bunga yang dibawanya tadi ke makam kedua orang tuanya.

"Mommy, ini tempat apa?" tanya Shila yang sedari tadi bingung melihat kesekelilingnya.

"Ini adalah tempat yang menjadi rumah peristirahatan terakhir untuk orang-orang yang telah pergi mendahului kita sayang. Dan di depan Shila sekarang adalah rumahnya kakek dan juga nenek" jawab Hana dengan perlahan agar sang anak mengerti.

"Shila harus apa Mommy? Shila bingung" tanyanya

"Shila sekarang berdoa untuk kakek dan juga nenek. Kakek sama nenek pasti senang karena Shila udah kasih doa untuk mereka" jawab Hana sambil mengelus kepala sang anak.

Shila pun menganggukan kepalanya mengerti dan setelah itu mengadahkan kedua tangannya untuk berdoa. Hana yang melihat itu pun lantas tersenyum. Hana lalu ikut mengadahkan kedua tangannya dan kemudian berdoa.

Selesai berdoa, Hana lalu menatap dua gundukan di depannya dengan tatapan yang sirat akan kerinduan. Di elusnya salah satu gundukan tersebut dengan pelan.

"Papa, Mama. Maaf, Hana baru datang sekarang. Maafin Hana karena udah ingkar untuk terus datang kesini. Hana juga minta maaf karena baru sekarang Hana memperkenalkan Shila kepada kalian berdua. Hana tau, Papa dan Mama pasti kecewa kepada Hana. Hana minta maaf untuk itu. Seandainya aja Papa dan juga Mama masih ada di dunia ini, Hana pengen meluk kalian dengan erat. Hana kangen. Kangen dengan jahilnya Papa yang kadang bikin Hana dan juga Mama kesal. Dan Hana juga kangen dengan semua masakan Mama. Hana bersyukur karena mempunyai orang tua seperti Papa dan juga Mama. Dan Hana bersyukur karena menjadi anak kalian. Makasih untuk semua yang pernah Papa dan Mama lakukan kepada Hana. Hana sangat menyayangi kalian" batin Hana lirih.

Akmal yang melihat wajah sedih Hana pun langsung merangkul perempuan tersebut. "Wajah sedih kamu hanya akan membuat kedua orang tua kamu di atas sana juga turut ikut bersedih."

"Aku cuman kangen sama mereka, mas" sahut Hana pelan.

Akmal lalu membawa tubuh Hana ke dalam pelukannya. Tangan kekar miliknya pun terulur untuk mengelus punggung belakang milik Hana dengan lembut. Akmal mengerti bagaimana perasaan Hana. Oleh karena itu dirinya memeluk perempuan itu untuk memberikan dia kekuatan.

Akmal kemudian menatap dua gundukan yang berada di depannya. "Om dan tante tidak perlu khawatir. Seperti yang sudah pernah saya ucapan dulu, jika saya berhasil menemukan Hana, maka saya akan menjaga dan juga melindungi dia dengan sepenuh hati saya. Dan saya akan berusaha untuk selalu membahagiakan dia. Itu janji saya yang akan saya tepati."

-bersambung-

My Lovely Duda (END) || Pindah di KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang