Feeling Brain dan Thinking Brain

5 1 0
                                    

Bagi yang pernah baca bukunya Mark Manson pasti sudah tidak asing dengan dua istilah itu Ya Ges Ya?.

Saat kita tengah mengalami masalah seolah ada dua otak yang berdialog di dalam tubuh kita, yap! Mereka adalah otak perasaan dan otak berpikir. Ada istilah begini, "Seringkali pikiran dan hati tidak sinkron." Dalam hal kecil misalnya, kita tau di pagi hari di hari minggu sebaiknya kita beres-beres rumah atau olahraga tapi rasanya sangat malas dan malah scroll sosmed. Atau, pacar kamu toxic, kamu tau seharusnya kamu mengakhiri hubungan tapi ada perasaan 'sayang' yang membuatmu berpikir dua kali. Atau, kamu tau mast*rbasi/merokok/minum alkohol/begadang itu tidak baik dan kamu tau harus berhenti melakukannya tapi ada sensasi perasaan yang sulit dijelaskan yang membuatmu ingin terus melakukannya lagi dan lagi. Dan masih banyak masalah lain (kalo dicontohin semua tidak akan rampung2) atau mungkin seperti masalah yang kamu hadapi saat ini? (Tulis di kolom komentar)

"Jangan mengambil keputusan disaat marah, dan jangan berjanji saat kamu bahagia." - Ali Bin Abu Talib. Aku setuju dengan ungkapan tersebut, pengambilan keputusan berdasar intuisi emosional, tanpa dibantu penalaran agar tetap pada jalurnya, biasanya membuat sesak di akhir. Apakah kamu tahu siapa yamg menyandarkan seluruh hidup pada emosinya? Balita. Dan anj*ng.
Otak perasaan mengambil keputusan berdasarkan apa yang _terasa_ benar, meskipun itu tidak sepenuhnya benar.

Ini menyebalkan! Karena masalah emosional jauh lebih sulit untuk ditangani daripada yang logis. Bahkan seringkali Otak kita kalah diatas perasaan kita.

Otak Berpikir mewakili pikiran sadar, kemampuan untuk


membuat perhitungan, dan kemampuan untuk bernalar melalui berbagai pilihan dan


mengekspresikan ide melalui bahasa. Otak Perasaan mewakili emosi, impuls, intuisi, dan


naluri.

Masing-masing dari dua otak tersebut memiliki kekuatan dan kelemahannya. Otak Berpikir itu


teliti, akurat, dan tidak memihak. Ini metodis dan rasional, tetapi juga lambat. Ini membutuhkan


banyak usaha dan energi, dan seperti otot, itu harus dibangun dari waktu ke waktu dan dapat


menjadi lelah jika terlalu banyak bekerja. Otak Perasaan, bagaimanapun, sampai pada


kesimpulannya dengan cepat dan mudah. Masalahnya sering kali tidak tepat dan tidak rasional.


The Feeling Brain juga sedikit ratu drama dan memiliki kebiasaan buruk untuk bereaksi berlebihan.

Kita tidak bisa menyangkal kedua otak tersebut atau mendominasi salah satunya, kita tidak bisa mengucapkan : "Gunakan otak berpikirmu b0d0h! jangan hanya menuruti perasaanmu!" atau "Ikuti saja perasaanmu apa yang menurutmu benar."

Kedua otak ini saling membutuhkan satu sama lain. Meskipun kamu berusaha mendominasi otak berpikir, tapi apa pun yang kamu lakukan, jangan melawan Otak Perasaan. Itu hanya memperburuk


keadaan. Pertama, kamu tidak akan pernah menang. Otak Perasaan selalu mengemudi.


Kedua, berkelahi dengan Otak Perasaan tentang perasaan buruk hanya akan membuat Otak


Perasaan merasa semakin buruk. Jadi, mengapa Anda melakukan itu? (Aduh, udah kaya dua sejoli lagi musuhan. Haha..)

Dialog dengan Otak Perasaan ini akan berlanjut bolak-balik seperti ini, terus-menerus, selama


berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Hell, bertahun-tahun.

Otak Berpikir adalah objektif dan faktual. Otak Perasaan itu subjektif dan relatif.

Saat otak perasaan berusaha mendominasi, otak berpikir mulai kalah dan kebingungan. Dan saat itu terjadi pengambilan keputusan akan semakin sulit.
Alih-alih membombardir Otak Perasaan dengan fakta dan alasan, mulailah dengan


menanyakan bagaimana perasaannya. Katakan sesuatu seperti "Hei, Otak Perasaan, bagaimana jika olahraga terlebih dahulu setelah itu baru kita lanjut nonton TV."

Biasanya saat ada seseorang yang meminta saran padaku, aku akan menjawab : "Mulailah dengan analisa, tulis dampak positif dan negatifnya saat kamu mengambil keputusan A dan juga saat kamu mengambil keputusan B. Yang paling banyak dampak positifnya itu yang kamu ambil. Tidak semua keputusan harus diambil sekarang, beri jeda sebentar untuk perasaanmu dan mulailah berpikir rasional dengan otakmu."

Kata kuncinya adalah menyelaraskan.

__________________________
Rujukan : Everything is Fu*ked karya Mark Manson.

SLUMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang