04

54 6 1
                                    

Sedang asiknya bermain ayunan, kini mereka berdua dikejutkan oleh bunyi pistol disekitar taman. Fauzi yang langsung paham dengan situasi pun langsung menarik tangan Frans untuk menjauhi area taman tersebut, mencari tempat untuk bersembunyi. Yap! Dua orang tersebut adalah Fauzi dan Frans.

Namun sepertinya mereka berdua tidak tau bahwa tempat yang mereka bersembunyi tersebut adalah markas kebejatan terbesar di Mumbai. Frans yang merasa tidak asing dengan tempat ini pun memberanikan diri untuk keluar, melihat-lihat sekeliling, sesekali memegangi kepalanya yang berdenyut tiba-tiba.

Ditengah ruangan, lebih tepatnya dilantai dua. Ia terpaku pada pemandangan didepan sana, dimana seorang pemuda dengan lengkap pakaian khas polisinya tengah melepaskan jeratan pada seorang gadis. Entah kenapa hatiku sangat sakit melihat pemandangan itu, bagaimana jika aku yang disana? Apakah pemuda itu akan menolongku juga? Sama seperti gadis itu? - pikir Frans didalam hati.

"Frans, hei. Ayo keluar, sepertinya sudah aman" Fauzi menggenggam tangan Frans namun Frans menepisnya, memilih tuk mengikuti pemuda serta gadis itu pergi. "Frans! What are you doing?! Apa ada sesuatu yang membuatmu mengingat masalalu mu?" Tanya Fauzi, Frans mengangguk, jarinya menunjuk salah satu objek.

"Pemuda itu" Dengan cepat ia merampas kunci mobil milik Fauzi lalu berlari menuju taman tadi, langsung mengendarainya bak pembalap hebat mengikuti mobil pemuda itu. "Are you sure pemuda itulah orangnya?" Tanya Fauzi sedikit teriak, Frans menganggukkan kepalanya lalu menekan kecepatan mobilnya hingga full.

"Ah shit! Aku kehilangan jejaknya! Dasar polisi menyebalkan!" Dumel Frans.

.
.
.

Sesampainya di basment apartement, Arjuna langsung turun dari mobilnya tanpa memperdulikan gadis yang tertidur didalam mobilnya. Menekan tombol lift, memasiki kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang king size nya.

Matanya yang semula terpejam kini terbuka kembali, memiringkan tubuhnya ke kanan, menyanggah kepalanya menggunakan tangan kanannya. "Gadis itu.. Apakah ia Ellian?" Monolog Arjuna. "Tetapi Ellian ku bukanlah wanita, dan mereka pun sangatlah berbeda" Mengacak-ngacak rambutnya lalu duduk ditepi ranjang.

"Sepertinya aku sudah gila, sadarlah Arjuna Lee!" Decaknya, beranjak tuk mengambil handuk lalu memasuki kamar mandi.

🍃

15 menit kemudian..

Ting nong

"Ya, sebentar" Balasnya malas, mengencangkan lilitan pada handuknya lalu berjalan kearah pintu, membukakan pintu tersebut. Menautkan alisnya tak suka ketika mendapati gadis yang tadi kini berada dihadapannya. "Ada apa?" Tudepnya.

"Maaf mengganggumu ditengah malam seperti ini, a..aku.. aku hanya.." Pandangannya tak sengaja mengarah kebawah, tadinya ia ingin menatap keramik apartement karna tidak berani menatap mata Arjuna. "Oh astaga! Ma-maafkan aku!" Dengan cepat ia membalikkan badannya, menyodorkan lencana serta kunci mobil.

Arjuna memutar bola matanya malas, mengambil lencana tersebut lalu menutup pintunya keras. Dengan cepat ia berganti baju lalu membuka pintunya kembali, menarik kasar tangan gadis itu menuju ruangan intrograsi.

Lut GayeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang