06

43 2 0
                                    

10 November 2000, Changqi Tiongkok

"Zhanzi, apa dia masih belum mengingat masalalunya?" Tanya seseorang, itu suaminya. Erlando Keano Rasendriya. "Yeah.. Jawaban yang sama setelah 7 tahun yang lalu" Balas Zhanzi jengah, Erland terkekeh pelan, menghampiri Zhanzi yang masih mencak-mencak lalu memeluknya dari belakang. "Kau menggemaskan tau"

"Diamlah!"
Yeah, mereka berdua memutuskan menikah setelah membawa kabur pasien itu (Frans aka Ellian) dan memilih tuk menetap di negara kelahiran Zhanzi, Changqi.

"Sudahlah, lebih baik aku akan menyiapkan makanan untuk kita bertiga. Minggir!" Dengan kasar Zhanzi mendorong tubuh Erland hingga berjarak beberapa langkah darinya. Walaupun sudah 7 tahun bersama, ia masih belum sudi untuk berlaku lemah lembut kepada direktur Wang itu. "Tidak, kau sangat harum hari ini baby~"

Plak!

"Daripada kau berbuat mesum terus menerus disini, lebih baik kau memanggil Frans untuk turun dan makan malam" Erland memutar bola matanya malas. "Baiklah nyonya Wang~" Ledek Erland, langsung berlari ke kamar Frans sebelum Zhanzi mengamuk dan melemparkan semua perabotan rumah kearahnya.

"Yak! Sekali lagi kau meledek ku, maka tidak akan ada jatah untukmu! Baik itu diranjang ataupun makanan sehari-hari!" Ancam Zhanzi dari dapur, mendengar itu Erland merengut tidak suka, sedangkan Frans terkekeh pelan ketika mendapati ekspresi masam milik gege iparnya itu dan memilih tuk duduk manis dikursi.

.
.
.

"Zie-ge!" Panggil Frans kencang. "Ya? Ada apa Frans? Kenapa berteriak seperti itu huh?" Balas Zhanzi dari balik tembok, melihat gege nya berada didapur ia pun segera menyusulnya. "Land-ge kemana? Apa kau tau?" Fauzi membasuh tangannya, membalikkan badannya dan menatap Frans. "Tidak, dan jangan menggangguku!"

"Oh ayolah gege, kau kan istrinya. Bagaimana mungkin kau tidak tau?!" Sewot Frans. "Mentang-mentang dia suamiku, maka aku harus tau apa saja yang dia lakukan?! Tidak, terimakasih" Membalikkan badannya semula untuk menata piring di rak.

"Lagipula kami menikah atas das-"
"Atas dasar apa?" Sambung seseorang yang membuat Zhanzi dan Frans membalikkan badannya, orang itu menaikkan alisnya ketika melihat mereka berdua terdiam. "Aku tanya sekali lagi. Atas dasar apa? Kaliam membicarakanku?"

"Am.. g-gege... a-aku.."
"Apapun pembicaraan kalian, pernikahan kami tidak ada sangkut pautnya. Hanya kami yang boleh mengetahuinya dan tidak ada yang boleh membocorkannya pada orang lain. Paham?" Potong Erland cepat. "Bersiaplah, kita akan ke Mumbai malam ini juga" Finalnya lalu berjalan dengan cepat menuju kamarnya.

Kamar Lanzi.

"Erland, apa kau yakin kita akan terbang malam ini?" Tanya Zhanzi tiba-tiba, Erland memberhentikan acara 'memandikan pistolnya' lalu menatap Zhanzi heran. "Why not? Apakah kau ragu?" Pancingnya, Zhanzi menggigit bibir bawahnya. "T-tidak..a-"

"Apapun alasanmu, coba kau fikirkan kembali. Bagaimana perasaan dia jika kita membatalkannya begitu saja, padahal kita sudah memberikan harapan padanya. Apakah dia tidak akan kecewa kepadamu nantinya? Sungguh Frans yang malang~"

Fyp, Zhanzi adalah nama Chinese nya doctor Fauzi Navriel Farenzo.

Lut GayeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang