Chapter 6

7 1 0
                                    

Koridor

Azel, Sella dan Alda berjalan sejajar. Alda angkat bicara ia takjub akan sikap Azel yang tegas.
Sella pun sama halnya ia ikut senang karena azel melawan ruby, tak hanya diam saja.

" ZEL LO KEERRREN BANGETT. Lu bisa lawan kak Ruby, Pasti kak Ruby langsung kena Mental tuh." - Alda.

" iyaa, Azel tuh tadi kerennn banget. Sella aja sampe bengong tadi liatnya". ucap sella sambil mengangguk-angguk.

" Terima Kasih. Terima Kasih." Azel Mengibaskan rambutnya. Memejamkan mata, tersenyum bahagia.

Prok Prok Prok.

Sorakan tepuk tangan yang bergemuruh dari kedua sahabatnya yaitu Alda dan Sella. Arzhan, cio dan zildan datang.
Mereka baru saja selesai Sholat Jum'at. rambutnya yang masih basah, Membuat
auranya semakin bersinar.

" Daebak." Ujar Sella sambil mengacungkan jempol.

Bibirku tersenyum lebar melihat Arzhan yang baru saja lewat dihadapanku. Tetapi pandangannya lurus tanpa memperhatikanku.

" Zan, io, gue mau samperin cewe gue dulu ya. Bentar, lu berdua duluan aja deh kekelas." Ucap zildan.
" oh, oke bro." Ucap cio.

Arzhan baru saja lewat dari hadapanku. Ku pikir arzhan berhenti karena ingin menghampiriku, tapi nyatanya itu karena zildan yang ingin menghampiri alda.

Sella menatap bingung. Melihat azel yang mimiknya berubah seketika. Kenapa ia senyam-senyum seperti itu? lalu kenapa ia juga tiba-tiba kesal seperti itu?.

Zildan berlari kecil menghampiri alda, tibalah zildan tepat dihadapan alda.

" Hai Sayang, Kamu nungguin aku ya?." Tanya zildan.
" engga, kamu abis pulang jumatan ya."
" iyaa sayangg, kan sebagai calon imam yang baik buat kamu, aku juga butuh pondasi agama yang baik". Celoteh zildan diiringi bahasa tubuh.

Alda menghiraukan ocehan zildan. Matanya hilang focus. Gadis itu menatapku, Sebagai sahabat yang baik ia tau apa yang aku rasakan, Tetapi sulit untuk alda berbicara kepadaku.

" Berisik Kamu!." Ketus Alda sedikit membentak zildan. Hingga lelaki itu bungkam.
" hmm, iyaa deh aku diem." zildan berdengus kesal.

Zildan pun kembali menghampiri cio dan arzhan, Langkahan kaki mereka belum begitu jauh masih bisa zildan kejar. Mereka bertiga berjalan menuju kelas.

" Amgioss, azel kamu okey?". -Sella.

Alda bungkam. Raut wajahnya cemas. Entah apa yang harus alda ucapkan. Sementara, sella terus saja bertanya-tanya pada alda.

" Alda, ko diam aja, azel kenapa ya alda?." Tanya sella.

Sella terus menatap alda menunggu kalimat apa yang alda keluarkan untuk menjawab pertanyaannya. Tapi hasilnya nihil.
Sella menolehkan pandangannya ke azel yang berada sampingnya.

" kayanya gue suka deh, sama kak arzhan." ucap azel. Matanya berbinar-binar. Seperti orang yang sedang kasmaran.

" Whatt??. Amigosss. Ternyata azel lope lope sama kak arzhan?." Teriak sella. Membuat semua orang yang berada dikoridor sekolah terkejut, pandangan orang-orang seketika beralih ke sella.

" BILANG SAMA GUE!!. Lu bohong kan zel." Ucap alda spontan terkejut.

Aku terjatuh kelantai. Tatapan penuh cinta. Tak peduli sikap arzhan kepadaku seperti apa. Hatiku bersorak-sorak gembira, dan berkata Aku Jatuh Cinta Padanya.

Kata orang jatuh cinta itu butuh pengorbanan. dan mulai hari ini aku akan membuat kak Arzhan menyukaiku, dengan caraku.
Aku gak akan memaksanya. Tapi aku akan membuat dia merasa butuh aku. so, dia mencintaiku atau tidak biarlah itu urusannya.

Halaman terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang