Chapter 7

6 1 0
                                    

Rumah Azel

Arzhan mengantarkan azel hingga depan rumah. Lelaki itu mematikan mesin motornya lalu membuka helm. Arzhan menolehkan kepalanya kebelakang. Pantes bahunya berat ketempelan ubur-ubur betina rupanya. Azel tertidur pulas diatas bahu arzhan.

" Yee malah tidur".

Ternyata cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada, tatapan arzhan sudah mulai beda. rasa cinta itu tumbuh begitu saja. Tanpa adanya kata permisi. Lalu bagaimana mungkin ia bisa jatuh cinta dengan Gadis cantik yang selalu ia sebut ubur-ubur betina itu, sedangkan status arzhan adalah pacarnya ruby. Dan hubungan mereka bukan waktu yang sebentar.

" Kalau dilihat dari deket gini. Cantik juga ya azel. Apalagi kalau lagi tidur, beda kalau bangun, Sikap ngeselinnya, bikin Mood gue ancur." Batin arzhan. Bahunya terasa berat, tapi apa boleh buat, kasian juga kalau sampai azel jatoh.

Rumah Sella

Tibalah cio dan sella. di depan rumah sella. Sella turun dari motor. Membuka helem yang ia pakai, lalu memberikan helem itu kepada cio. Sella menunjukan senyum lebarnya ke cio, Tapi cio memasang wajah fleet. Cio mengerenyitkan dahinya, menatap heran.

" ngapain lu senyum-senyum gitu?"
Gak jelas. Ketus cio membuang muka.

" Gapapa." sella menggelengkan kepalanya. ekspresinya berubah menjadi datar. Untuk apa juga sella melempar senyum, yang ada dibilang gak waras sama ciccio. Tadi saja sudah ketus.

" oh iya gue pengen nanya." Ujar cio wajahnya kembali menatap sella.

" Nanya apa?." Tanya sella.

" azel itu orangnya gimana sih?." Tanya cio. wajah sella memurung. mulutnya manyun kaya bebek.

Pertanyaan cio membuat sella terdiam seribu bahasa. Pertanyaan yang membuat hatinya sakit. Untuk apa cio nanya seperti itu? Apa cio naksir sama Azel?.

" Kenapa kak cio nanya kaya gitu?." - sella.

Cio berdengus kesal. Rasanya ingin marah saat itu juga. Tapi sella itu manja banget, dibentak dikit aja pasti nangis.

Cio menarik nafas dengan berat, sambil memejamkan matanya. Matanya terbuka lalu menatap sella. cio berusaha bersikap lembut didepan sella.

" Kalau gue nanya, Lu jawab." Tegas cio menjatuhkan kedua tangannya dibahu sella.

Mata sella berjalan ke tangan cio yang mendarat di bahunya. Sella bungkam, tatapan  bingung. Cio menaikan alisnya.

" Jadi? Eh, lu denger gue gak sih?." Malah diem gitu kaya patung." Ketus cio melepaskan tangannya.

" Hah? Sella gatau kak cio."
" Cape ya, ngomong sama lu." -cio.

Cio pun pergi mengendarai motornya bergegas pulang, Sella pun pergi berjalan masuk ke dalam rumah.

Kak arzhan menepuk-nepuk pipi azel dengan lembut. Tak lama azel terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

Hoammm. " Eh, udah nyampe ya kak, Maaf ya tadi gue ketiduran." ucapku.

Azel segera turun dari motor arzhan.

" iyaa gapapa."
" Tapi tadi lu abis bikin pulau dijacket gue." Celoteh arzhan. Menahan agar tidak tertawa.

Azel langsung mengelap pinggir bibirnya dengan tangan.

" Hah? Seriusan Kak?."
" Gak ada kak." lanjut azel.

Arzhan gak kuat akhirnya tawanya terlepas.

BHAHAHA.

" Enggak, gue cuman bercanda."

" Apaan sih kak, "GAK LUCU!!", Udah dong ketawanya kak, Puas banget ngetawain gue." Lanjut azel menatap sinis. Azel menyilang tangannya.

Halaman terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang