Setelah kejadian bertemunya Rey dan Ayala di pantai dengan membawa Auris, berita tersebut telah sampai ke telinga Elyara sehingga membuat Rey kini berdiri dihadapannya dengan kepala tertunduk.
"Rey, Mama kirim kamu ke laut supaya kamu sadar akan kesalahan kamu dan merenungi untuk memperbaiki diri, tapi kamu malah membuat kesalahan lain dengan mengajak Auris ke daratan." Elyara berbicara dengan nada pelan namun hal itu justru membuat Rey semakin tertunduk lesu.
Wanita tercinta Alzer yang usianya tak lagi muda itu mengalihkan pandangan pada Auris yang berdiri di samping Rey.
Gadis itu seakan tak mengerti sang putri lautan sedang kesal, dia memainkan jari telunjuknya menusuk-nusuk lengan kekar milik Rey.
"Auristela Basagita," panggil Elyara.
"Ya, putri mama?" sahutnya,
Elyara menghembuskan napas melihat ekspresi tak berdosa Auris.
"Biar saya antar kamu pulang." Elyara tersenyum seraya menarik lembut tangan Auris keluar dari rumah.
Rey meringis tak tega melihat Auris yang akan dikirim ke laut lagi oleh Elyara. Tapi apa boleh buat, keputusan Elyara tak dapat ia ganggu gugat.
Setelah Elyara dan Auris telah menghilang dari pandangan, Rey mengayunkan kaki menuju kamarnya sambil melepaskan kausnya kemudian ia sampirkan dibahu kiri.
Langkahnya terhenti diundakan tangga ketiga melihat Alzer yang turun dengan laptop ditangannya.
"Papa Al," sapa Rey dengan senyum cerah bak matahari yang ada di teletubies.
Alzer turut berhenti dan sedikit terkejut dengan kehadiran putra semata wayangnya itu.
"Kok kamu disini?"
Pertanyaan Alzer membuat senyum Rey luntur seketika.
"Ya wajar dong, kan ini rumah Rey, emangnya gak boleh pulang?" tanya Rey sambil bersedekap dada.
Mata Alzer menyipit menatap wajah menyebalkan yang sayangnya mirip dengannya itu, "sertifikat rumah ini tertulis Alzer Den Kalayoltra sebagai pemiliknya."
Rey mendengus sebal, jika saja laki-laki dihadapannya ini bukanlah papa nya, sudah dipastikan Rey akan menonjok hidung mancung itu sampai mengsol.
"Hei jangan lupa, Maher Alreyga Kalayoltra adalah namaku, satu-satunya pewaris kekayaan dirimu," ucap Rey menggoda Alzer sambil menaik turunkan alisnya.
Tetap pada ekspresi datarnya, Alzer melengos meninggalkan Rey daripada nanti darah tingginya kambuh.
Senyum Rey mengembang menyadari sang Papa kalah debat, dia bersiul sambil melanjutkan langkahnya menuju kamar yang sudah berhari-hari lamanya ia tinggalkan.
Tidak salah ia membeli parfum mahal-mahal, walaupun sudah beberapa hari tak dikenakan, wanginya masih saja menguar tatkala ia membuka pintu kamar.
Rey masuk lebih dalam ke kamarnya setelah menutup pintu, dia berdiri dibawah sebuah figura berisikan potret seorang laki-laki yang menjadi idolanya.
"Hai om bro, apa kabar?" Rey membuka suara dengan senyum kecil.
Selalu saja begini ketika dirinya melihat foto itu, tatapan kagum dan sendu melebur seolah ingin berjumpa walau terasa mustahil.
"Katanya nama Rey diambil dari nama om bro ya? om bro yang diam-diam mencintai mama El tanpa merebutnya dari papa Al, karena om bro tau kalau usia om bro gak akan panjang."
Ya, sosok yang ada didalam figura besar itu adalah Reynald Atalas yang merupakan sahabat Alzer dan Elyara, cinta Reynald Atalas yang pupus dan tak terbalas tetap dihargai juga dikenang dengan memberikan nama yang sama pada putra Alzer dan Elyara, Reyga Kalayoltra.
![](https://img.wattpad.com/cover/287656534-288-k675199.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUTAL
Teen FictionKetika hati tidak tahu dimana dan pada siapa akan berlabuh, perasaan Rey justru terperangkap pada orang yang usianya tiga tahun lebih dewasa darinya. Ayala Cherry Maharaja merupakan gadis lugu yang berhasil memikat hati Maher Alreyga Kalayoltra. Bia...