1. Rey nakal

1.2K 124 68
                                    

Lo diam aja udah bikin gue cinta mati, apalagi kalau lo senyum sambil kedip-kedip mata. Mabuk kepayang gue!

Maher Alreyga Kalayoltra.

¤
¤
¤

Motor vespa berwarna soft blue dengan ukiran nama Reygalak di sisi kirinya itu kini terpakir mulus tepat di belakang sepeda butut berwarna coklat tua yang merupakan milik Pak Trono selaku guru matematika-- musuh bebuyutan Rey.

Sebenarnya ukiran di body vespa milik laki-laki itu hanyalah Reyga, namun Yogi yang merupakan teman tak dianggap justru menambahkan kata lak di belakangnya.

Rey sebenarnya ingin mencopotnya, tapi takut akan membuat baret pada motor kesayangannya itu. Tak apa lah, lagi pula dia sudah sempat mencekik Yogi atas perbuatannya itu.

"Tunggu!"

Rey sama sekali tak menghiraukan seruan itu, dia tetap melangkah dengan santay menyusuri koridor seolah tuli. Rey hafal betul siapa pemilik suara menjengkelkan itu.

"Maher Alreyga, berhenti!" Sebuah tangan menepuk bahu Rey membuatnya terpaksa berhenti.

"Kasar banget lo sentuh-sentuh gue, sampe kusut nih kemeja. Gue nggak terima ya, Mama El udah capek nyetrika nih kemeja," sungut Rey menatap sinis laki-laki di hadapannya.

Laki-laki bernama Habibi yang menyandang status sebagai ketua Osis di SMA Orta ini lantas melirik bahu sebelah kanan Rey yang sebelumnya ia tepuk. Sama sekali tak terlihat kusut sebenarnya, tapi Rey nya saja yang berlebihan.

"Maaf," gumam Habibi, "kamu telat 10 menit, jadi harus dihukum."

Mendengar hal itu membuat Rey menarik sudut bibirnya ke atas, dia menatap malas Habibi dari atas sampai bawah sambil geleng-geleng.

"Jangan sok 'iye' deh, lo itu cuma babu sekolah!" ketusnya membuat Habibi mendengus.

"Tapi-."

"Udah diam! Mulut lo bau," sinis Rey yang memilih pergi dari hadapan Habibi.

Di sepanjang koridor kelas IPA, dia sama sekali tak mendengar suara murid yang mengobrol atau pun semacamnya. Semuanya fokus pada materi yang guru berikan, bahkan suara meja berdecit pun Rey tak mendengarnya.

Penasaran, Rey mengintip melalui jendela paling belakang. Rasanya sangat membosankan bila dia berada di kelas itu, sangat berbeda jauh dari kelasnya XI IPS 3 yang selalu ramai layaknya beban troli di toko online milik cewek-cewek.

Senyum smirk terbit di bibir tipisnya kala sebuah ide gila tiba-tiba melintas di otak Rey yang kapasitasnya lumayan besar.

Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam ranselnya, lalu pandangannya jatuh pada siswi berkacamata tebal yang duduk sendirian paling pojok, dekat dengan jendela tempat Rey mengintip.

"Heh cupu!" panggil Rey pelan yang dapat didengar oleh cewek itu.

Siswi tersebut terkejut akan keberadaan Rey, dia melihat guru yang sedang sibuk menulis di white board. Rasa ingin melapor, namun tubuhnya seakan sulit digerakkan karena pesona Rey yang memabukkan.

BRUTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang