Undangan

700 110 6
                                    

Seorang gadis mungil dengan rambut panjang setengkuk leher lucu nan menggemaskan walaupun usianya sudah diatas 15 tahun, tengah mengejar gadis yang seusia dengannya dengan langkahnya yang sedikit kewalahan. Karena, si gadis didepannya itu tampak berjalan dengan cepatnya. Serta, raut wajah yang jauh dari kata menyenangkan.

"Zoooyyyy?!!!! Tungguin ih!!!" Ucap gadis dibelakangnya sembari terus mengikuti gadis yang ia sebut Zoy itu.

Gadis dihadapannya itu tidak menggubris panggilan gadis dibelakangnya. Gadis itu masih begitu kesal karena sesuatu. Makanya, gadis dibelakangnya pun ia abaikan begitu saja.

"AZIZOOOOOYYYYY!!!!" Teriak dari gadis dibelakangnya kemudian yang menyebabkan gadis dihadapannya menghentikan langkahnya kemudian sembari menutup kedua telinganya. Teriakan yang begitu kencangnya bahkan membuat beberapa orang yang berada didekatnya menatap heran.

"Christyyyy!!!! Berisik tahu!! Budek lama-lama nih kuping!" Kata Azizoy atau nama aslinya Azizi Asadel dari name tag yang menempel diseragam sekolahnya.

"Yeeeee ... dasar noob!" Gadis yang disebut Azizi bernama Christy menjulurkan lidahnya.

"Bodo amat!" Azizi memutar malas kedua bola matanya. Sedangkan Christy berdecak pinggang menatap Azizi.

"Kasih tahu aku kenapa muka kamu jelek banget pagi ini?!"

"Dih! Enak aja muka aku dibilang jelek. Orang udah cantik banget gini cyiiinn dibilang jelek!"

Tangan Christy mendorong kepala Azizi dengan pelan begitu mendengar ucapan Azizi yang begitu menggelikan, "Alay banget ih Zoy!!"

Azizi menghela nafasnya pelan. Ia kembali melanjutkan langkah kakinya untuk menuju kelas 12 IPA 4 yang kebetulan sama seperti kelas Christy. Mereka memang bestie satu kelas. Namun, kali ini langkah kakinya terasa lebih

"Kenapa Zoy? Cerita dong, kan aku kepo. Biasanya, kalau kamu lagi jelek kayak gitu tuh lagi ada masalah atau kesel sama orang. Ya, 'kan?"

Azizi menoleh sekilas ke arah Christy yang kini berjalan sejajar dengannya.

"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?!"

"Zoy, aku gebug ya kamu!" Christy melotot ke arah Azizi. Sedangkan Azizi, ketawa-tawa gak jelas karena berhasil membuat Christy.

"Sumpah ya ih! Punya temen kayak kamu kadang nyesel tahu." Kali ini, tangan Christy benar-benar terayunkan untuk memukul bahu Azizi. Namun, dengan mudahnya Azizi menghindari pukulan Christy.

"Eits! Tidak kenaaa!"

"ZOOOYYYY!!!!"

"Dasar mulut toa! Teriak-teriak mulu napa!"

Baik Azizi dan Christy kini sama-sama diam sembari langkahnya yang menuju kelas belum sampai. Ini sampainya kapan sih(?)

"Toy?" Panggil Azizi setelah situasi hening melanda keduanya.

Christy menoleh begitu Azizi menyebut nama lain yang ia sukai, Christoy.

"Hmm?"

"Aku tuh lagi kesel tahu sama kakak aku." Ucap Azizi sembari memasang muka cemberut dan mengembungkan mulutnya. Azizi kalau kesel kadang suka begitu. Yang ada, malah terlihat sangat menggemaskan bagi siapapun yang melihatnya.

"Kesel kenapa sih, Zoy? Kan, kakak kamu tuh paling baik sedunia tahu. Haaahhhh ... coba dia yang jadi kakak aku!" Christy terlihat antusias dengan ucapannya sendiri.

"Masa coba pas semalem aku nginep dikamarnya, terus pas paginya dia tiba-tiba udah gak ada. Mana gak bangunin aku lagi. Udah tahu aku tuh paling suka tiap hari dibangunin sama kakak aku."

Raga & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang