Nyaman(?)

618 91 2
                                    

"Gre?"

"Iya?"

"Siapa seseorang yang buat kamu nyaman saat ini?"

"Kalau aku jawab kamu, kamu bakal gimana?"

Shani tersenyum-senyum begitu saja sembari menggelengkan kepalanya jika mengingat percakapan antara dirinya dengan Gracia beberapa saat yang lalu ketika keduanya belum kembali ke rumah masing-masing seperti sekarang.

Membicarakan masalah siapa orang yang membuat baik dirinya maupun Gracia nyaman adalah sesuatu diluar kehendak mereka. Terlebih, pemicunya adalah Gracia yang mengatakan bahwa,

Aku kalo nyaman sama seseorang suka cuplas-ceplos kayak, gini.

Begitulah kalimat itu sukses terngiang-ngiang dibenak seorang dokter muda cantik bernama Shani Indira tersebut.

"Nyaman." Gumamnya pelan sembari menopang dagunya dengan tangan kirinya diatas meja kamarnya. Sedangkan tangan kananya, sibuk meng-scroll layar ponsel miliknya.

"Shan... Shan?! Kebiasaan burukmu itu loh, gampang baper." Gumamnya lagi tersenyum sedikit sinis.

"Kalau aku jawab kamu, kamu bakal gimana?"

Sial, kata-kata berisikan pertanyaan itu kembali terngiang-ngiang dibenaknya. Membuatnya sedikit dilema antara harus menjawab apa atau sedikit membuatnya ke-ge'eran karena seolah Gracia merasa nyaman berada didekatnya.

"Gue harus jawab apa, dong, Shan?"

Ting!

Ponselnya berbunyi yang memberitahukan ada pesan masuk untuknya. Tidak seperti biasanya, Shani yang akan bersemangat sekali membuka isi pesan dari seseorang yang special baginya dengan segera. Namun kali ini, ia terlihat biasa-biasa saja.

From: Mine

By, kamu udah pulang?
Aku kerumah, ya?
Kgn alias kangen.
Hehe

Jika biasanya pesan tersebut sukses membuat Shani menjadi melting. Maka, entah kenapa untuk kali ini terasa biasa saja. Biasanya, Shani akan segera membalasnya secepat kilat pesan dari sang kekasih hati. Apalagi, kala ia ingin mengunjungi rumahnya.

To: Mine

Udah, baru aja nyampe rumah by.
Jangan dulu, deh. Aku capek soalnya, pengen istirahat.
Besok aja by kalo mau kesini ya?
Hehe, lop yu.

Mood Shani sebenarnya sedang tidak bagus buat membalas pesan dari lelaki tampan itu. Malah, yang ia rasakan begitu hambar. Walau begitu, dengan paksaan dari dalam hatinya, sebisa mungkin ia membalas pesan kekasihnya tersebut meskipun cukup itu aja.

"Kirain dari Gracia!" Gumamnya secara tidak sadar dengan raut wajah datarnya.

Seperkian detik ia tersadar dan terperanjat dengan gumamannya. Ia membulatkan kedua bola matanya dan menutup mulutnya secara reflek.

Shan?! Lo udah gila apa?!!

Kenapa gue malah nungguin chat dari Gracia?!!

Kadang kala, mulut bisa berucap tanpa sadar. Begitulah yang baru saja Shani katakan. Ia malah mengatakan hal yang diluar nalar. Menantikan chat dari Gracia(?)

Ting!

Kali ini ponsel Shani kembali berbunyi. Ada pesan lain yang dengan sedikit ogah-ogahan, Shani membukanya. Namun, pesan kali ini yang ia terima, sukses membuatnya menjadi cerah kembali.

Raga & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang