Ch 2

2 2 0
                                    

Alex dan Mia berjalan santai di lorong.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepadaku?"

Mia menatap Alex dengan cemberut. Dia masih kesal dengan Alex yang mengatakan sesuatu yang tidak perlu saat di kelas.

Karena Alex lebih tinggi 25 cm dari Mia yang tingginya 166 cm, Alex agak menunduk kebawah saat melihat Mia. Alex menghela napas.

"Aku minta maaf."

Mia masih kesal.

"Setidaknya rapihkan rambutmu itu supaya aku bisa jelas melihat wajahmu. Ponimu menghalangi seluruh mata. Dan kali ini katakan dengan benar!"

Alex menurunkan kecepatan berjalannya, Mia pun juga mengikuti.

Karena posisinya yang bersalah, dia tidak bisa menolak apapun yang Mia katakan. Apalagi, perkataan Alex di kelas memang benar tidak disengaja, tetapi tetap saja ia mengatakan sesuatu yang tidak perlu.

Kali ini Alex tidak menghela napas dan menuruti perkataan Mia. Ia menyingkirkan beberapa poninya dan mengikat sebagian rambutnya yang memiliki panjang sekitar sebahu. Wajahnya dengan kacamata sekarang terlihat jelas.

Alex berhenti di lorong diikuti dengan Mia. Mereka saling berhadapan. Alex menatap Mia dengan serius.

"Karena aku, kau jadi menanggung malu. Maafkan aku karena mengatakan sesuatu yang tidak perlu."

Nada lembut dan tulus keluar dari mulut Alex. Dia benar-benar merasa bersalah. Alex meminta maaf ke Mia sambil sedikit membungkuk.

Mia belum berbicara. Alex yang membungkuk, sedikit melirik Mia. Mia sebenarnya sudah tidak terlalu kesal. Hanya saja Alex sudah terlanjur mengatakan hal yang tidak perlu dikatakan. Jadi ia menagih permintaan maaf untuk kepuasan dirinya. Lagipula Mia juga malu saat Alex keceplosan. Mia kemudian tersenyum manis.

"Bagus."

Mia kembali berjalan. Alex yang sudah menegakkan tubuhnya lega mendengar ekspresi dan nada lembut Mia. Alex menghela napas dan berjalan menyusul mia dengan tangan masuk di kantong. Saat mereka sudah berjejer, Alex meminta maaf lagi.

"Mia, aku benar-benar minta maaf tentang tadi."
"Tidak apa-apa. Aku juga sudah lega."
"Benarkah?"

Mia mengangguk sambil tersenyum. Alex menghela napas lega sekali lagi.

'Setidaknya aku sudah meminta maaf.'

Mia menoleh ke arah Alex dan menatap wajahnya. Alex bisa merasakan tatapan Mia dan ia balas menoleh.

"Ada apa dengan wajahku?"

Mia kemudian tersenyum jahil.

"Hmmmm~. Wajahmu itu adalah tipe wajah tampan yang keren dan jantan, kau tahu? Kenapa tidak mengikatnya seperti ini sepanjang waktu?"

Alex hanya mengangkat alis dan mengangkat bahu dengan pertanyaan Mia yang cukup sering ditanyakan.

"Well, aku malas untuk mengikat rambut setiap kali aku melepas helm di sekolah. Dan kau juga tahu betul, aku sering datang mepet. Lagipula membiarkan poniku menutupi mata bisa menyembunyikanku saat aku tertidur."

"Jika kau merapihkan rambut dan sedikit serius dalam hal-hal sekolah mungkin kau akan lebih populer dari siswa laki-laki paling populer di sekolah. Apalagi dengan tinggi dan badan berotot yang seimbangmu itu."

"Peduli setan dengan kepopuleran. Aku hanya ingin ketenangan. Untuk masalah belajar, yah, aku bisa mengatasi itu."

Ketika Alex selesai berbicara, mereka sudah sampai di ruang guru. Ada beberapa guru di dalam. Karena Alex cukup dikenal para guru, Alex menyapa mereka dengan sopan dan duduk di tempat Mia dengan tenang. Setelah Alex meletakkan tas nya, Mia berbicara.

OTHER SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang