Ch 5

6 2 0
                                    

Alex mengingat hal-hal yang menyebalkan tentang pacar Mia sambil menyeruput es tehnya dengan tenang. Ia melihat Mia yang mempunyai aura tidak menyenangkan di sekitarnya karena mengingat pertengkaran pacarnya.

"Ah itu mengingatkanku. Bisakah kau mengantarku reuni ke rumah temanku?"
"Kapan? Hari ini?" Alex menjawab sambil melirik Mia.
"Yep, setelah kita kembali dari kantin."
"Oke."
"Bawa kendaraan apa kau hari ini?"
"Hmmm, sepeda motor."
"Yang mana?"
"R7."
"Ughhhh, motor sport itu???"

Ekspresi Mia menjadi jelek. Alex yang melihat ini hanya terkekeh dalam hati.

"Apa masalahnya?" Alex bertanya.
"Aku berharap kau membawa scooter matic. Aku tidak nyaman duduk di passenger seat yang tinggi itu."
"Well, jika kau membahas hal ini kemarin, aku akan membawa scooter matic. Jadi kau tidak bisa protes."
"Bukannya kau lebih sering membawa scooter matic biasanya. Kenapa hari ini kau membawa motor sport sialan itu?"

Menyesap minuman boba nya, Mia bertanya dengan ringan sambil menyatakan kutukannya. Alex tertawa kecil mendengar itu.

"Motor sport sialan? Kau tau berapa harga benda sialan itu?" Alex bertanya sambil bercanda.
"$3000?"
"$9000!! Dan itupun karena hobi ayahku. Berkat itu ada 2 motor lagi yang lebih mahal di rumah. Dan karena dia tidak ada di rumah. Aku yang harus mengurusnya. Aku harus menggunakannya sesekali supaya mesinnya tidak cepat rusak atau apalah itu."
"Ada juga 4 mobil di garasi rumahmu. Sepertinya agak merepotkan."
"Untung saja itu bukan mobil super mahal seperti Lambo atau yang lainnya. Meskipun mobil-mobil itu tidak super mahal, tapi dia memodifikasinya yang membuatnya lebih mahal. Dan kau tau?? Dia berakhir dengan mobil keluarga normal tanpa modifikasi. Untuk apa??"
"Well, karena lebih nyaman mungkin?"

Mia tertawa kecil melihat ekspresi kesal Alex. Dia berpikir itu lucu. Cukup jarang Alex bisa kesal seperti ini. Namun setiap kali dia membicarakan hobi lama ayahnya yang sering menghamburkan uang untuk membeli barang yang keren, ia akan sedikit kesal dan memunculkan ekspresi yang jarang terlihat.

Sebenarnya Alex tidak terlalu mempermasalahkan hal itu karena ayahnya sangat mampu untuk menghamburkan uang dan selalu bertanggung jawab dengan keluarga. Yang membuat Alex kesal adalah, ayahnya tidak menggunakannya dan melimpahkannya ke Alex. Namun apakah Alex senang karena memiliki barang keren? Alex bukanlah orang yang munafik. Tentu saja dia senang jika ayahnya menitipkan atau memberikannya barang kerennya. Tapi sekarang karena titipan ayahnya menjadi cukup banyak, ia harus merawat semuanya. Karena ayahnya tidak di rumah.

"Jadi? Hanya mengantarmu kan?
"Yup."
"Pacarmu?"
"Tentu saja dia akan datang."
"Kau sudah memintanya untuk menjemputmu?"
"Sudah."
"Dan?"
"Kau bisa menebaknya. Dia berkata tidak bisa dan datang bersama teman-temannya."

Alex diam sejenak dan meletakkan gelasnya.

"Tentang pacarmu, apakah kau akan berencana berbaikan atau?.."

Berhenti di kata terakhir, Mia bisa menebak apa yang akan ditanyakan Alex. Mia bersandar santai dan menatap langit-langit.

"Aku sudah memikirkannya. Aku akan putus."

Mendengar jawaban Mia, Alex mengangguk. Menurut beberapa cerita Mia, pacarnya memang agak menyebalkan dan mencurigakan akhir-akhir ini.

"Aku sudah menceritakannya kepadamu dulu. Aku pernah melihatnya bersama wanita lain. Dan bukan hanya 1 atau 2 kali, tapi 4 kali. Mungkin aku tidak akan terlalu kesal jika itu untuk balas dendam setelah mengetahui kau ada di rumahku saat sakit waktu itu. Tapi itu bahkan sebelum aku ke rumah sakit, sebelum dia bertemu denganmu." Lanjut Mia.

Alex terdiam sejenak.

"Kau terlalu lembut. Meskipun itu untuk balas dendam tentang aku dan kamu itu tidak dibenarkan juga. Lagipula wanita yang bersamanya adalah teman kerjanya yang tingkahnya juga mencurigakan. Sedangkan aku? Aku sepupumu, saudaramu. Aku juga sudah menunjukkan family tree keluarga kami kepadanya di grup keluarga. Jadi sangat jelas bahwa kita berhubungan darah."

OTHER SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang