Ch 4

1 2 0
                                    

Vivianne, Hanna, Sean, Samuel, dan Ayato hanya terdiam. Saat pintu geser tertutup, Hanna segera tersadar dan membuka obrolan.

"Weh!! Siapa tadi? Aku belum pernah melihat orang sekeren itu di sekolah ini!!"

Hanna bertanya dengan penuh energi. Bahkan dia yang memiliki banyak koneksi di sekolah tidak mengetahui siapa laki-laki itu. Hanna menoleh bergantian ke arah kelompok Sean dan Vivianne. Saat ia menoleh ke arah Vivianne, Hanna melihat Vivianne yang tertegun.

'Ohoo, bahkan seorang Vivianne pun akan terpesona dengan keindahan.'

Vivianne yang sering bertemu dengan banyak pria karena pengakuan mendadak mereka. Tentu saja banyak di antara mereka yang tampan dan keren. Tapi Vivianne tampak tidak tertarik. Namun kali ini ia tertegun. Vivianne bukanlah orang yang munafik. Tentu saja dia menyukai melihat orang yang terlihat hampir sempurna seperti itu.

Kemudian Vivianne tersadar.

"Entah kenapa aku merasakan getaran yang cukup akrab dari laki-laki tadi."

Sean yang mendengar ini terjingkat dalam hati.

"Eh kamu tahu siapa orang tadi?"

Sean memberanikan diri untuk bertanya. Lagipula, bisa jadi laki-laki tadi menjadi ancaman yang besar bagi dirinya. Hanna juga penasaran. Dia melihat bagaimana laki-laki tadi tersenyum ke kelompoknya. Tapi jelas senyuman kecil itu tidak ditujukan untuk semua orang, melainkan hanya untuk Vivianne.

Vivianne yang sedang berpikir dan mengingat-ingat siapa laki-laki tadi menjawab dengan tenang.

"Tidak. Aku tidak tahu. Hanya terasa familiar."
"Apakah karena dia tersenyum kepadamu, Vivi?"
"Eh? Mungkin saja. Jujur saja aku tidak tahu."
"Aaah, harusnya tadi aku meminta fotonya untuk database ku!!"

Sean yang mendengar ini bisa bernapas sedikit lega karena Vivianne yang tidak menahu tentang pria tampan itu. Tampangnya terlalu mengintimidasi bahkan bagiku, pikir Sean. Sedangkan Samuel yang mendengar Hanna, ia melihatnya dengan sinis.

"Apakah kau akan meminta foto siapapun yang terlihat tampan dan keren?"
"Tentu saja. Setelah aku menguploadnya ke forum sekolah pasti itu akan booming. Lagipula aku tidak pernah melihatnya di sekolah atau di forum. Dengan tampang seperti itu pasti dia populer. Tapi tidak ada informasi apapun tentangnya."

Samuel menghela napas dengan ekspresi sedikit kagum.

"Seperti yang diharapkan dari anggota klub jurnalistik. Dan kenapa sekarang kau tidak mengejarnya dan mewawancarainya?"

Menengok tiba-tiba ke arah Samuel, Hanna terkejut.

"Oooh, sial. Aku lupa. Lupakan saja, aku pasti akan bertemu dengannya nanti."

**Alarm**

Ponsel Vivianne tiba-tiba berbunyi. Vivianne segera alarm ponselnya.

"Maaf aku akan pulang duluan. Sean, sampaikan permintaan maafku kepada pelatih dan anggota lain. Aku tidak bisa ikut pertemuan khusus hari ini."

Vivianne segera memasukkan ponsel dan barangnya yang masih tergeletak di meja ke ranselnya. Sean melihatnya dengan wajah agak sedih.

"Ada apa Vivianne?" Tanya Sean.
"Well, ada beberapa hal di rumah."

Vivianne membalas dengan senyum canggung dan memakai ranselnya. Ia berlari kecil ke arah pintu.

"Jadi aku duluan, kalian. Sampai jumpa di hari Senin."

Vivianne tersenyum cerah sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati, Vivi!"
"Hati-hati!"

Ketika Vivianne sudah menghilang dari pandangan, Sean mengalihkan tatapannya ke arah Hanna.

OTHER SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang