Part 2

139 17 0
                                    

Naoki dan Miyuki suka dengan kesopanan Jovelyn yang baru mereka kenal bahkan dia memperkenalkan namanya sebelum mereka tanya.

"Soal pertanyaan tadi, aku tidak peduli seperti apa kondisimu," lanjut Jovelyn serius.

Jovelyn diam sejenak lalu menjelaskan kalau dia bukan orang yang mengasihani orang lain seperti Shinta, dalam artian dia menikahi Shinta karena dia menginginkan Shinta bukan mengasihi fisiknya yang cacat.

Dia sendiri tahu gimana rasanya dicaci maki, dikucilkan, dan apa yang Shinta dapatkan sudah dia dapatkan lebih dulu.

Kenapa bisa begitu? Tentu saja bisa, dia anak haram yang seharusnya tidak lahir karena sebuah kesalahan.

Dibesarkan tanpa kasih sayang, tidak diakui keluarga, hidup sendirian, cacian selalu dia dapatkan, dia hidup tapi mereka (keluarga) menganggapnya mati, dia melihat Shinta malam ini seperti dia melihat dirinya sendiri.

Mereka mencaci tanpa memikirkan apa yang dia dan Shinta rasakan, seolah mereka sempurna tanpa dosa. Dia dan Shinta hampir sama, ingin mendapat perlindungan namun siapa yang mau melindungi?

Siapa yang mau menjadi pendengar di kala semua orang mencaci maki? Siapa yang harus jadi alasan untuk dia tetap hidup? Well, hidup ini kejam.

Bagi dia, Shinta sangat beruntung memiliki kedua orang tua yang sayang dan melindungi Shinta, berbeda dengannya yang harus berjuang sendiri.

"Jadi kamu mau 'kan menikah denganku? Soal cinta, kita mulai perlahan. Masih banyak waktu untuk kita saling mengenal, aku percaya cinta datang karena terbiasa," kata Jovelyn berlutut di depan Shinta.

Mereka dibuat terharu sama kehidupan Jovelyn, mereka tidak tahu terbuat dari apa dia sehingga cobaan begitu berat dia mampu bertahan bahkan tersenyum.

Jovelyn menghapus air mata Shinta, Shinta menangis haru. Baru kali ini dia mendengar ketulusan yang tidak dibuat-buat dan seseorang yang menginginkan dia karena dirinya bukan fisik yang dilihat.

"Jangan nangis ya, aku tidak akan janji tapi aku akan selalu ada untuk kamu, aku akan melindungi kamu dari mereka yang menghina kamu," lanjut Jovelyn lembut.

Naoki dan Miyuki tentu saja setuju jika Jovelyn menikahi anak mereka, siapa yang tidak berani melepaskan anak mereka di tangan orang seperti Jovelyn?

"Aku tidak menyangka mendapatkan orang setulus kamu, makasih. Aku menerima lamaran kamu, tapi bolehkah aku jujur?" tanya Shinta tersenyum.

Jovelyn yang melihat senyum Shinta sangat terpana, Shinta sangat manis saat tersenyum. Bahkan dia tidak berhenti memandangi Shinta, apa dia jatuh cinta pada pandangan pertama?

"Boleh," balas Jovelyn mengangguk.

"Sejujurnya fisik aku baik-baik saja," kata Shinta tersenyum membuat Jovelyn kaget.

Namun Jovelyn memilih diam, dia ingin tahu apa alasan Shinta melakukan ini. Shinta menjelaskan kalau dia bosan selalu dilamar sama mereka yang jelas-jelas tidak dia kenal.

Dia melakukan ini untuk melihat siapa yang tulus mencintainya, walau fisik dia seperti yang Jovelyn lihat saat ini.

Naoki dan Miyuki setuju dengan idenya, Jovelyn mengerti sekarang. Shinta menjadi perebutan banyak orang, sayangnya saat mereka tahu fakta kalau dia catat membuat mereka yang mengejar dan melamarnya satu per satu pergi.

"Bukankah mereka tidak tulus mencintaiku? Mereka hanya melihat kecantikan dan fisik yang sempurna, tapi manusia jelas-jelas tidak sempurna. Makasih sudah menerimaku dengan tulus," tutup Shinta membuat Jovelyn paham.

Jovelyn tidak masalah kalau Shinta melakukan hal tersebut karena dia paham gimana jadi Shinta, jika dia di posisi Shinta pun akan melakukan hal yang sama. Mencari pasangan yang tulus di antara setumpukkan hama.

"Kamu tidak malu kalau aku anak haram, miskin, tidak ada keluarga yang mengakuiku?" tanya Jovelyn menatap Shinta dibalas gelengan.

"Kamu saja mau menerima segala kekuranganku, kenapa aku tidak menerima segala kekurangan kamu?" balas Shinta santai, Jovelyn tersenyum mendengarnya.

"Di hari pernikahan kita, kamu akan mendapat kejutan dan aku harap kamu tidak marah," kata Jovelyn diangguki Shinta.

Seina dan Clare akhirnya keluar dari persembunyian mereka, mereka keluar karena mereka ingin tahu siapa yang berhasil dengan rencana mereka dan mereka tidak menyangka kalau Shinta memiliki pendamping yang cantik.

"Wah selamat Shin, akhirnya ada yang tulus juga sama kamu," kata Seina turut senang.

"Betul tuh, muak aku sama mereka yang ngejar-ngejar kamu baru begini langsung kabur," balas Clare kesal.

"Tapi dia cantik juga, kalau tidak mau sama Shinta boleh kali sama aku," timpal Seina yang sedari tadi memperhatikan Jovelyn.

Tidak ada yang salah dari kata Seina, Jovelyn memang cantik selain itu juga tulus dan pastinya masih banyak rahasia yang tidak mereka ketahui termasuk Shinta yang notabennya calon Istri Jovelyn.

"Ngawur, mana mau dia yang cantik sama setan," kata Clare sinis.

"Kurang ajar, itu mulut minta diajarin ya," balas Seina kesal.

Shinta tidak peduli dengan pertengkaran mereka yang tidak penting, Jovelyn hanya geleng-geleng kepala saja.

Jovelyn bingung kenapa Shinta bisa kuat dengan mereka yang ribut seperti ini? Padahal yang mereka ributkan juga tidak penting, buang-buang waktu saja.

"Om, Tante, soal pernikahan akan dilakukan seminggu lagi, biar aku yang urus semua," kata Jovelyn membuat mereka kaget.

Mereka bukannya tidak percaya hanya saja pernikahan seminggu tanpa bantuan mereka, apalagi mereka tahu Jovelyn orang tidak berada. Gimana Jovelyn bisa menyiapkan semua pesta pernikahan dia dan Shinta?

Jovelyn meyakinkan kalau semua akan berjalan lancar, mereka percayakan saja ke dia dan soal uang ada beberapa yang membantu dia secara suka rela.

Jadi Jovelyn meminta mereka untuk tenang saja walau tidak masuk akal tapi keluarga Shinta menyetujui, padahal tanpa mereka tahu uang yang dikeluarkan pakai uangnya juga.

"Selamat ulang tahun ya Shin. Kalau begitu Om, Tante, Shinta, saya permisi," kata Jovelyn sebelum pergi.

Setelah Jovelyn pergi, Shinta melihat kedua sahabatnya yang cemberut. Dia terkekeh melihat mereka, dia tahu mereka seperti ini gara-gara Jovelyn tidak berpamitan ke mereka.

Akhirnya mereka kembali ke rumah dan merayakan pesta ulang tahun Shinta di sana, biarkan saja gedung yang disewa tidak dipakai. Walau begitu, Naoki tidak marah malah bersyukur anaknya bisa mendapat pasangan yang tulus.

Seminggu kemudian sesuai kata Jovelyn, hari ini pernikahan dia dengan Shinta. Soal gaun atau tuxedo, cincin, makanan, gedung, transportasi dan tempat penginapan sudah diatur Jovelyn.

Seina dan Clare yang datang sangat kagum, mereka tidak menyangka kalau Jovelyn akan menyiapkan semuanya sendiri bahkan inin melebihi ekspetasi mereka.

Satu per satu tamu undangan memenuhi gedung pernikahan Jovelyn dan Shinta, Jovelyn sengaja mengundang mahasiswa/i kampus Shinta yang dulunya meninggalkan Shinta karena fisik.

Mereka yang diundang sangatlah kaget, mereka berpikir Jovelyn yang katanya miskin menggelar pesta pernikahan secara sederhana.

TBC...

26. BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang