Ada kaca di makanan supermen
Makan nasi itulah diriku
Kalau ada typo harap komen
Sudah sekian dan i love you~
"Assalamualaikum anaknya yang mulia Sulaiman udah pulang nih "
"Waalaikumsalam anakku penerus tahta ayahanda mu yang tampan ini"
' miris banget gw punya anak modelan Satria sama punya suami modelan Sulaiman. Ya Allah kuatkan lah hamba mu ini, anakku yang waras hilang entah kemana meninggalkan adiknya yang sedikit miring ini ' suara hati seorang istri dan ibu.
"Tahta apaan, kursi reot yang ada" sahut sang ibunda terkasih
" Jangan begitu wahai istriku, siapa tau permata kita ini menjadi incaran para konglomerat nantinya" ucap sang bapak Terlove
"Amin aja lah, walaupun aku ga yakin anak kita yang modelan nya kaya gini ada yang suka" prihatin ibu dengan anaknya.
"Astaghfirullah Bu gitu amat sama anak sendiri" sedih Satria.
"Apa? Ini salah bapak ngasih nama kamu kok cowok banget"
"Ya maap kan lidah bapak waktu itu kepeleset ga sengaja" cengir bapak.
"Lagian bapak waktu itu mau ngasih nama cewek banget kok sama Satria. Sania Khairunnisa Utari tapi pas tasmiyah acara ngasih namanya lidah bapak kepleset jadi nyebutnya Satria khairunisa Utara" lanjutnya"Terserah bapak lah" pasrah ibu.
"Sekipppp drama keluarga Cendana nya di sekippp dulu ada yang mau Satria sampein nih"
Sontak kedua orangtuanya menatap Satria seolah bertanya apa.
"Nih.." Satria memberikan surat yang diberi kepala sekolah padanya tadi setelah drama dadakan yang mereka buat selesai.
"Surat beasiswa? Sekolah di SMA LIGHT BLUE HIGH SCHOOL, Jakarta?" tanya ayah
"Iya, menurut ayah sama ibu gimana terima atau enggak? Dan Elkan juga dapat"
"Elkan? Terus siapa lagi" tanya ibu
"He'em cuman kita berdua aja yang dapat"
"Emm menurut ibu sih ambil aja, kamu ada kesempatan jadi harus kamu manfaatkan dengan baik apalagi itu sekolah elit ga banyak orang seberuntung kamu" pendapat ibu
" Huh... Tapi ayah khawatir Jakarta itu cukup jauh dan kita ga punya teman atau kerabat yang bisa jagain kamu disana" cemas berlebih Sulaiman akan kambuh jika berjauhan dengan putrinya terlalu lama.
"Tapi yah Satria mau sekolah disana, bener kata ibu Satria punya kesempatan yang baik jadi Satria mau manfaatkan kesempatan itu biar jadi orang sukses dan Satria juga sekalian mau cari kakak disana" sendu Satria, dia teringat kakaknya yang tiba-tiba menghilang setelah berpamitan ingin menempuh pendidikan di Jakarta.
"Ayah ga mau kamu nantinya kaya kakak kamu yang tiba-tiba menghilang"
"Ayah izinin Satria buat sekolah disana, dan ayah ga perlu khawatir Satria bisa jaga diri ada Elkan juga sama Satria. Ayah kalau mau bisa telpon Satria tiap hari biar ayah ga terlalu khawatir" mohon Satria.