✦ᝰ՞Enam

265 42 3
                                    

"Mau makan apa?"

"Lagi pengen makan burger."

"Burger King mau?"

Niel mengangguk dengan girang atas usulan yang Jilan berikan. Kini mereka pergi meninggalkan toko buku dan berjalan ke arah mall yang berada di seberang jalan. Karena tidak ada jembatan penyebrangan dan juga zebra cross terpaksa mereka harus menyebrang melewati jalanan.

Niel sedang berdiri di belakang Jilan, sebenarnya ia tidak bisa menyebrang dan ia malu untuk mengatakan nya pada Jilan, disaat teman laki laki nya itu hendak menyebrang Niel dengan cepat memeluk tangan kiri Jilan sambil menyebrang.

Perasaan apa ini? Perut Jilan serasa digelitik oleh sesuatu, perlakuan tiba tiba dari Niel sukses membuat jantung Jilan berdebar entah apa alasan nya.

"Udah nyampe."

"Oh! hehe makasih ya Ji, gue takut nyebrang soalnya." dengan segera gadis itu melepaskan pelukan nya. Jika kalian tahu selama menyebrang tadi Niel menutup mata nya rapat rapat, ia menyebrang mengandalkan pergerakan Jilan sedari tadi.

"Btw Ji tangan lo lucu, kaya balon! ngeggembung gitu. Kayanya kalo gue ti-"

Ucapan Niel terhenti karena dia merasakan atmosfir yang berubah menjadi aneh seketika, ternyata kini Jilan menatapnya lekat.

"Lanjutin."

"Gajadi." Niel bergidik dan berlari mendahului langkah Jilan, bisa ia akui bahwa adik temannya itu memang lah menggemaskan, tingkahnya yang tiba tiba bisa menarik perhatian Jilan sejak awal mereka berdua bertemu. Susah di tebak begitu menurut Jilan.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰ ͙⸰ֺ⭑

"Jangan Ji, gue yang bayar."

"Gausah, gue aja."

"Split bill?"

"Nggak."

Begitulah perdebatan mereka di kasir sebelum membayar makanan yang telah mereka pesan tadi, Baru saja Niel akan mengeluarkan dompetnya tapi tangan Niel ditahan oleh Jilan lalu pria itu memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada penjaga kasir nya. Setelah membayar Jilan membawa makanan mereka ke meja.

"Nanti gue ganti deh ya?"

"Gausah, udah makan aja."

"Gue gaenak tau Ji."

"Yaudah lain kali lu traktir gue." Singkat Jilan yang di setujui oleh Niel.

Perut Niel sudah sangat lapar dan kini dia hanya fokus memakan burger nya. Makanan adalah prioritas utama dalam hidup Ningzielle Gavesha, maka dari itu jika dia sedang makan dia tidak akan berbicara sedikit pun, ia hanya akan menikmati tiap gigitan dalam makanan yang ia makan.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore dan kini mereka sudah berada di parkiran toko buku tadi dimana motor Jilan terparkir.

"Kelamaan tuh makan nya jadi keburu sore, dialog nya lu kirim aja deh biar gue hapalin di rumah."

"Iyaa."

"Yaudah ayo naik, keburu malem nanti gue dimarahin lagi sama koko lo." Setelah itu Jilan mengantarkan Niel kerumahnya. Rasa kantuk itu datang lagi, dengan angin yang menerpanya dan juga perutnya yang sudah kenyang membuat Niel benar benar mengantuk.

clichèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang