✦ᝰ՞Dua Puluh

259 36 8
                                    

"Kak Jilan, hari ini jadi kumpulan osis lagi?"

"Emang pengumuman nya kurang jelas?" Baru saja Jilan memarkirkan motor nya tiba tiba saja Winya datang dihadapannya entah darimana asalnya.

"Kakak udah sarapan belum? Makan bareng yuk!" ajak Winya sambil menarik lengan jaket Jilandra dengan manja. Pria itu melepaskan tangan Winya yang menyentuh lengan jaket nya dan melenggang pergi begitu saja.

"Gua udah sarapan, ajak yang lain aja." ucap Jilan dengan datar pada Winya.

Jangan tanyakan bagaimana keadaan Winya sekarang, ia menghentakkan kakinya kesal karena rencananya untuk berusaha mendekati Jilan gagal.

Hari Senin, hari yang pas untuk melakukan razia kepada siswa dan siswi di sekolah. Kebetulan saja Jilan melewati ruangan bk dan terlihat Niel baru saja keluar dari dalam sana dengan wajahnya yang terlihat masam. Jilan sudah tau pasti apa alasan Niel berakhir disini, sudah pasti karena seragamnya yang terlalu pendek.

Kini mereka berdua saling berhadapan tanpa mengucapkan satu kata pun, Jilan melepaskan jaket yang ia pakai dan mengikatkannya disekitar pinggang Niel.

"Udah aku bilang kalo pake rok itu jangan terlalu pendek, jadi kena razia kan?"

"Rok yang satunya lagi lupa gak aku cuci, jadi adanya yang ini tau."

"Alasan, ayo ke kelas." Jilan menautkan tangannya dan menarik Niel menuju kelas sebelum jam pelajaran dimulai.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰  ͙⸰ֺ⭑

Untuk pertama kalinya Jilan dan Niel menghabiskan jam istirahatnya bersama di kantin, sebenarnya Jilan ingin berada di kelas saja tapi Niel memaksa ingin pergi ke kantin, mau tidak mau Jilan harus menuruti keinginan Niel.

"Kamu kenapasih? Biasanya juga kalo istirahat kamu sama temen temen kamu juga."

"Nanti pulangnya ikut aku ke ruang osis bentar, jangan nunggu di kelas atau di perpus." Ucap Jilan panjang lebar, sebut saja Jilan berlebihan karena Niel memakai rok pendek hari ini, itu karena Jilan tidak ingin Niel mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari siapapun di sekolah ini yang melihatnya.

Di tengah percakapan, tiba tiba saja Haidar menghampiri mereka berdua. Haidar menduduki kursi yang berada di pinggir Jilan dan merangkul sang pacar dari gadis dihadapannya ini.

"Anjay ada apanih? Join dong!"

"Ganggu lo sat, pergi pergi! Kagak ada kursi lain apa?!" ucap Jilan sambil menepis tangan Haidar yang hinggap di bahunya.

"Loh! aku gatau kalo kamu deket sama Haidar!"

"Niel lucu banget ngomongnya pake aku kamu, jadi pengen macarin deh." ucap Haidar dengan tangan yang ia simpan di kedua pipinya. Mendengar perkataan Haidar, Jilan langsung menampar pipi Haidar tapi tidak terlalu keras.

"Sembarangan lo, masih belom sadar kalo Niel cewek gue?"

"Ya nyantai dong bang, sensi amat."

Niel hanya tertawa melihat pertengkaran kecil antara kedua pria dihadapannya ini.

"Niel, pulangnya bareng yuk? Biarin aja ni gembel pulangnya sendirian." Haidar mengedipkan sebelah matanya pada Niel lalu pergi berlari meninggalkan kantin dengan Jilan yang melemparinya tisu.

"Jangan mau bae, kamu tetep pulang sama aku." Jilan kembali meminum jus nya sebelum beranjak dari duduknya dan menggenggam tangan Niel sebelum membawanya pergi dari kantin dan kembali kedalam kelas.

Diam diam ada yang memperhatikan Jilan dan Niel sejak tadi, gadis itu terlihat sangat geram sampai wajahnya berubah menjadi berwarna merah.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰  ͙⸰ֺ⭑

"Duduk disini, aku mau ngasihin ini dulu sebentar. Awas kalo jalan jalan." Niel mengangguk setelah mendapatkan perintah dari Jilan.

Disinilah mereka berdua, di ruangan osis yang penuh dengah siswa dan siswi yang aktif dalam organisasi, menyusun dan membantu pihak sekolah.

Mata Niel menangkap Jilan yang dihampiri oleh gadis yang ia lihat tempo hari, tapi Niel masih diam saja. Ia ingin melihat respon Jilan terhadap adik tingkat nya itu.

"Kak Jilan! Kakak mau gak anterin aku? kaki aku sakit banget aduh!"

Jilan tidak menjawab, ia masih fokus membaca kertas kertas tersebut sebelum membagikannya pada anggota yang lain. Merasa terabaikan, Winya menggenggam tangan Jilan yang tentu saja ditepis oleh sang wakil ketua osis.

"Maaf, gue udah ada janji pulang sama cewek gue." Jilan meninggalkan Winya yang masih membeku ditempatnya dan menghampiri Niel lalu mengajaknya pergi dari sana.

"Dia kenapa Ji?"

"Gak tau, gajelas dia kaya Haidar. Ayo kita beli eskrim aja bae."

Jilan itu seperti anak kecil menurut Niel, jika ada sesuatu yang membuat suasana hatinya menjadi buruk, ia akan mengajak Niel membeli eskrim walaupun menggunakan beberapa alasan supaya ia tidak memperlihatkan sisi kekanakannya pada Niel.

Tapi tetap saja, Niel bisa membacanya dengan sangat jelas walaupun Jilan menutupinya setengah mati.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰ ͙⸰ֺ⭑
𝓽𝓸 𝓫𝓮 𝓬𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭 . .

"udah aku bilang kalo pake rok itu jangan pendek banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"udah aku bilang kalo pake rok itu jangan pendek banget."

"Rok nya lupa dicuci, adanya yang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rok nya lupa dicuci, adanya yang ini."

a.n

hey! miss me? hehe, THANKYOU FOR 2K READS! YOU GUYS ARE TRULLY AMAZING! 💗💗💗 vomment nya babe! see u next week bye byeee

clichèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang