Abel memperhatikan gelas berisi minuman soda miliknya dengan tatapan bosan. Dia hanya berminat menikmati beberapa teguk saja, sebelum meletakkannya begitu saja di atas meja. Tiba-tiba cowok itu sangat merindukan kaleng-kaleng bir yang tersimpan di kulkasnya.
Randi memang sialan karena menjebaknya dalam acara bocah seperti ini. Temannya itu awalnya tidak mengatakan acara ulang tahun macam apa yang akan mereka hadiri. Abel yang terbiasa percaya saja dengan Randi, ikut saja ketika diajak pergi.
Ulang tahun yang diadakan di rooftop sebuah kafe. Tidak ada alkohol. Bagi Abel yang sudah mengenal dunia malam dengan cukup baik, acara seperti ini lebih cocok untuk remaja sekolah. Bahkan orang tua dan keluarga besar si pemilik acara turut hadir di sana.
"Lo keseringan main ke diskotik, Bro. Sesekali lo perlu balik ke habitat ginian biar lingkungan lo tetap sehat."
Abel melirik malas ke arah Randi yang duduk semeja dengannya. "Lo yang bikin gue lupa kalau ada acara ulang tahun model beginian."
Randi spontan tertawa. Fakta yang terdengar lucu baginya. Sejak melepas titel remaja ingusan, Randi memang lebih sering memilih tempat nongkrong yang menyediakan minuman beralkohol dan kebebasan. Dia juga yang menyeret Abel untuk satu frekuensi dengannya.
"Sekali ini aja, Bro. Besok-besok gue ngajak Davin aja, deh. Lo ngebosenin banget diajak ke acara beginian."
Abel mengabaikan keluhan Randi. Kepalanya sedikit mengedik untuk memberitahu Randi siapa yang sedang mendekati meja mereka. "Kelarin urusan lo. Kalau lama, gue tinggal," ancamnya dengan nada santai.
"Randi, maaf, ya, lama. Tadi ketahan dulu sama papa dan mama."
Seorang gadis semampai beparas cantik menghampiri meja mereka. Randi yang diajak bicara langsung berdiri dan menyambut gadis tersebut dengan semringah.
Abel mendengkus geli. Gestur Randi yang terkesan menunjukkan 'cowok baik-baik yang sopan' benar-benar penuh tipu muslihat. Cowok berengsek itu benar-benar sanggup jadi apa saja demi mengejar gadis incarannya.
Pemilik acara ulang tahun adalah seorang gadis bernama Sarah yang sedang ditaksir Randi. Gadis dengan lingkaran pergaulan yang bertolak belakang dengan Randi ataupun gadis-gadis sebelumnya yang pernah dia kejar.
Randi bilang Sarah satu kampus dengan mereka, tapi berbeda fakultas dan merupakan adik tingkat.
Abel baru malam ini bertemu dan berkenalan. Meski tergolong cantik walau tanpa dandanan menor, tapi bagi Abel tidak ada yang terlalu spesial. Entah tantangan apa lagi yang sedang dijalankan Randi hingga gencar sekali menginginkan gadis itu.
Biasanya ada Davin yang akan menemani petualangan Randi. Sayangnya malam ini Davin sedang bentrok dengan acara keluarga, hingga terpaksa Abel yang dipaksa Randi untuk menemaninya.
Randi berdalih perlu teman agar tidak terlalu canggung. Abel berdecak saat mendengar alasan konyol itu. Playboy macam Randi mana pernah merasa canggung saat sedang beraksi. Alasan saja karena sebenarnya cowok itu sengaja ingin mengusik waktu santai Abel.
"Sekalian ngajarin lo cara pedekate ke cewek. Siapa tahu lo perlu ilmunya suatu saat nanti." Itu pula yang dikatakan Randi saat tadi berhasil menjebak Abel ikut ke acara ini.
Abel tahu kalau Randi sangat ingin menggiring Sarah ke tempat privasi agar dapat lebih gencar pendekatan. Namun, keberadaan orang tua dan teman-teman Sarah membuat pergerakannya terbatas.
Peran Abel yang cenderung seperti pajangan, memudahkan Randi dan Sarah untuk saling berinteraksi di bawah pengawasan banyak mata.
"Nggak pa-pa kalau kamu mau balik ke teman-teman kamu," tawar Randi dengan suara lembut yang terdengar menjijikkan di telinga Abel. Benar-benar palsu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Mereka
RandomKumpulan cerita pendek. Cerita fiksi. Semoga terhibur. "Abel itu kayak serigala. Wulan anak domba. Gila kali ngebiarin mereka sama-sama."