❝ [𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦 𝐞𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚. 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐛𝐚𝐤-𝐧𝐞𝐛𝐚𝐤 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚. 𝐚𝐤𝐮 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮.] ❞
AKU menatap kelas ku dengan nanar. Lihatlah, para wanita dan lelaki yang dikatakan belum cukup umur ini. Mereka semua terlalu sibuk bermain Ludo king. Ketika sudah menang, pasti ributnya seperti induk ayam yang baru bertelur, sekampung heboh. Kayak menang slot aja.
Kubuka buku latihan soalku. Wah, benar-benar mematikan sekali soal matematika ini. Rasanya untuk menyelesaikan 2 soal membutuhkan 15 menit, yang artinya seluruh waktu istirahatku kali ini.
Tapi gapapa, dibanding bermain Ludo king dengan rakyat jelata disana.
Mataku menyusuri 1 lembar kertas soal itu. Mencari-cari soal yang paling mudah dikerjakan. Bukankah teknik mengerjakan test dengan tepat adalah dengan mencari soal yang mudah terlebih dahulu?
Ku torehkan banyak coretan di kertas buramku. Sudah banyak coretan di kertas, namun jawaban ku sama sekali tidak ada di optionnya.
"Ini kan udah benar, kalau pindah ruas jadi berubah tanda,"
Aku mendecak, kebingungan sudah melanda diri ku. Melanda jiwa dan ragaku.
Kulihat sekitar, membagongkan sekali, suara tembak-tembakan, suara teriakan karena menang Ludo, ada juga suara desahan.
Yang terakhir, biasanya terdengar di meja belakang.
Ku tatap soal matematika ini. Betapa sedihnya diri ini. Tidak bisa matematika, bahkan untuk soal termudahnya sekalipun.
"Tapi tidak affah affah, itu gunanya aku kursus!" Gumamku bangga.
Teman sebangkuku menatap wajahku yang sedari tadi murung tiba-tiba tersenyum.
"Kenapa lu?" Tanyanya sambil mengerutkan keningnya.
Aku hanya menggeleng lalu menyusun buku ku. Lihat, kita akan kerjakan soal ini di tempat les ku.
Temanku yang melihat tingkahku yang aneh tersebut hanya terdiam. 'Sudah gila' mungkin pikirnya.
🌪️🌪️🌪️
Mataku menatap pada jam dinding yang ada di rumahku. Masih jam setengah 3. Aku membaringkan diriku di tempat tidur. "Lelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Physics Of Love
Humor"𝐃𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢." *** "Have you ever missed me?" Suara bariton tersebut membuat perempuan kantoran itu membeku. Suara yang be...