🧪 - Ditelan Kebingungan

3 2 0
                                    

•\ 𝒮𝒽𝑒 𝓅𝓊𝓁𝓁𝓈 𝓂𝑒 𝒾𝓃 𝑒𝓃𝑜𝓊𝑔𝒽 𝓉𝑜 𝓀𝑒𝑒𝓅 𝓂𝑒 𝑔𝓊𝑒𝓈𝓈𝒾𝓃𝑔 /•

•\ 𝒮𝒽𝑒 𝓅𝓊𝓁𝓁𝓈 𝓂𝑒 𝒾𝓃 𝑒𝓃𝑜𝓊𝑔𝒽 𝓉𝑜 𝓀𝑒𝑒𝓅 𝓂𝑒 𝑔𝓊𝑒𝓈𝓈𝒾𝓃𝑔 /•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Hari - hari sudah kujalani dengan baik? Oh tidak pastinya. Semuanya berenang di pikiranku, mengenai SMA 46. Tidak terpikirkan sekali tentang sekolah itu. Layaknya zaman dahulu.

Yang memberikan kemerdekaan sepenuhnya kepada si 'tuan tanah' dan borjuasi bumiputra yang 'naik' saja.

Alias adanya kasta - kasta! Tidak ada keadilan sama sekali ternyata si SMA tersebut, tak pernah terpikir bahwa SMA besar tersebut sudah mencoreng kan namanya sendiri.

"Hari ini baca buku apa lagi?" Tina menatapku penasaran. Tina, teman sebangkuku. Aku tak terlalu menghiraukannya.

"Buku apa aja,"

"Jangan terlalu ambis rum, perjalanan SMA masih lama." Ujarnya sambil pergi untuk keluar dari perpustakaan.

Aku terdiam sebentar lalu tersenyum sinis. Ambis katanya?

Aku hanya baru duduk disini untuk beberapa menit mencari buku karya pak "T" dan sudah dikatakan ambis? Apa kurang kah nilai bahasa indonesiamu bung?

Ku pilah beberapa buku yang ada di depanku menjadi 2 bagian, memilah-milah buku mana yang menjadi bacaan utama di bulan ini. Emm, rasaku sudah ada.

"Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk."

Bagus juga kata-katanya. Tanganku langsung memilih buku tersebut tanpa adanya pertimbangan.

"Bu, Arum mau minjam buku ini." Aku menaikkan buku yang kupinjam.

Ibu perpustakaan, Bu Regi menggelengkan kepalanya, "Buku ini harusnya ibu sembunyikan di tempat paling belakang."

"Aku dapet buku ini dari belakang, Bu."

Bu Regi terdiam. "Nak, kamu jangan macem-macem ya. Kamu itu perempuan." Ujarnya padaku sambil menatapku lembut.

Aku menganggukkan kepalaku saja.

"Tidak semuanya harus di ungkapkan ke publik nak."

Mulai lagi ibu ini. Selalu mengalah dan seolah membela yang salah.

"Ibu tau, jiwa kamu masih panas, artinya masih ingin memberikan sesuatu diluar ambang batas kamu sendiri. Tapi tolong, jangan terlalu jauh."

Aku menatapnya dengan mata meyakinkan, "Bukan begitu Bu, Saya hanya suka sama buku ini. Bukan mau memberontak."

Bu Regi menatapku lalu menganggukkan kepalanya, "baiklah."

Catatan mengenai buku ini sudah di catat melalui monitor di depanku. Benar sudah, buku ini jadi hak ku dalam 1 bulan.

Tidak ada niatku untuk melakukan hal lebih. Aku hanya membaca bukunya saja bukan?

🌪️🌪️🌪️

Physics Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang