🧪 - Dibawa Kemana Cinta Ini

5 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Tanganku sibuk membalas komentar dari beberapa orang tak beradab di kelasku. Begitu melihat postingan ku di Twitter, seketika semuanya menjadi heboh.

Salah satu pertanyaan yang paling sering ku lihat :

"Lu kaga mau main Ig rum?"

Ig gueh kena hack jancok, lo bisa ngertiin gue ga sih??

"Rum," ujar Ardan yang menyela kegiatan balas-membalas chat dan komentar milik para penghuni neraka.

Mataku menatapnya seolah bertanya apa maksud dari perilakunya tadi. Dia hanya menggelengkan kepalanya. Aku terdiam menatapnya.

Bagai anjing yang kebingungan mencari tuannya, seperti itulah aku saat ini. Mataku mencari-cari sesuatu yang bisa digunakan untuk berkaca! Handphone!

Ku lihat wajahku di pantulan kamera ini. Bagus aja kok, tidak ada yang berbeda. Masih tetap cantik seperti putri prindavan.

"Rum, aku boleh nanya ga?" Tanya Ardan pelan sambil menyeruput minumannya.

Duch, gugup deh gue kalau gini. Mau nanya apa bang? Nanya adek udh punya pacar atau belum? Atau mau nanya saldo gopay gue? Kali aja diisiin.

Mataku menatap ke arah langit-langit ruangan, hendak membayangkan apa yang akan ditanyakan oleh Ardan. Berharap itu adalah sesuatu yang baik di hari ini.

"Kamu kenal Trilicia ga?"

Aku terdiam. Mataku yang sedari tadi excited menunggu pertanyaan dari Ardan seketika meredup. Senyumku hilang dari peredaran dunia ini seketika.

Senyum palsu kukeluarkan di hadapan Ardan. "Emang kenapa dia dan?" Tanyaku seolah tidak mengerti arah jalur cerita yang akan datang setelah ini.

"Dia temenmu ya?" Aku mengangguk mantap. Tak ku elakkan bahwa dia temanku. Teman sekelas ku lebih tepatnya.

Kuhela nafasku sebentar sedang memikirkan kata-kata yang tepat. "Kamu kok bisa kenal sama dia dan?"

Bodoh kamu rum! Jelas-jelas mereka alumni di SMP yang sama. Berpura-pura bodoh untuk mencari tahu kebenaran adalah hal yang tepat bukan?

Dia tersenyum, "Kami dulu smp barengan." Ujarnya dengan senyuman.

Aku mendengarkan dengan saksama kali ini. Sepertinya Ardan akan bercerita panjang lebar.

"Dia udah punya pacar blum rum?"

Sudah atau belum, bukan urusanku sebenarnya. Wajah cantik, kulit putih, lesung pipi yang dalam pada wajahnya tentu membuat siapapun terpikat. Tak ayal dengan lelaki depanku ini.

"Kurang tau, emang kenapa si? Jadi kepo deh." Ujar ku sambil tertawa kecil. Tertawanya kecil dulu, supaya nangisnya juga kecil.

Dia tampak menarik napasnya dalam-dalam. "Waktu aku tau kalau kamu satu sekolah dengan dia. Aku senang banget rum. Aku pikir jadi bisa punya intel yang cekatan."

Physics Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang