🧪 - Book Store

6 1 0
                                    

★ 𝑆𝑒𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 '𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎, 𝑆𝑒𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑘𝑢𝑝𝑎ℎ𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑚𝑢 𝑎𝑝𝑎, 𝑆𝑒𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 '𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎, 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑦𝑢𝑘𝑢𝑟𝑘𝑢 𝑘𝑎𝑢 𝑢𝑡𝑢ℎ 𝑗𝑖𝑤𝑎 𝑟𝑎𝑔𝑎. ★

     SIANG yang cukup terik ini bahkan tidak mampu mengalahkan dinginnya tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     SIANG yang cukup terik ini bahkan tidak mampu mengalahkan dinginnya tanganku. Gwh ga snggup berkatah-katah.

"Kamu menghindar rum,"

Aku hanya terdiam, tidak tau mau berkata apa lagi. Mulutku rasanya cukup kelu untuk berucap sepatah kata saja.

"Aku ada salah sama kamu ya?" Tanyanya pelan sambil menunduk.

IHHH ARDAN BISA GA SIH, JGN GTUU, AKU GAKUATT HUAAA.

Wajah tak enak hati mulai muncul di hadapan Ardan. "Enghh,"

"Aku gada menghindar kok dan," Aku tersenyum manis di hadapannya.

"Gak ada menghindar ya?" Dia membalas tersenyum miring sambil menghela napas.

Kali ini aku yang menatapnya serius, aku takut dia akan marah. "Kemarin aku ajak kamu ke bimbel barengan, kamu selalu nolak, sewaktu di tempat bimbel, kamu kaya seolah ga liat aku."

Aku hanya mendengarnya saja. "Waktu kita ketemuan di kafe, yang kamu duduk sama temenmu, kamu pura-pura ga liat aku rum padahal aku udah liatin kamu. Ini namanya ga menghindar?"

Aku membiarkan Ardan meluapkan isi pikirannya. Pasti ia merasa kurang enak hati jika dia berbuat salah atau membuat ku marah.

"Apa karna aku minta tolong sama kamu untuk kasih cokelat ke Trilicia, makanya kamu marah?"

Aku spontan menggeleng. Mataku langsung melotot juga mendengar hal tersebut. "Gak ada yang menghindar sama sekali dan, ga ada yang marah juga kok."

"Kalau masalah ngasih cokelat ke Trilicia mah itu salah aku juga kan? Aku ga amanah, udah disuruh ngasih cokelat ke orang eh malah ga dikasih." Aku menyengir.

Ardan menatapku sebentar lalu mengalihkan pandangannya, "Sekarang cokelatnya kemana rum?"

Aku bergegas membuka tas ku dan memberikan Ardan 2 coklat dairy milk yang kemarin aku beli.

"Kamu bawa?"

Ku anggukkan kepalaku, "tadinya mau ngasih ini ke kamu,"

"Gimana ini ceritanya? Udah official?" Tanganku memberikannya 2 bungkus cokelat tersebut.

Ardan menolaknya, "Untuk kamu aja."

"Engga ih, ini kan untuk Trilicia. Kamu kasih gih sama dia langsung."

Physics Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang