🧪 - Awal Mula

22 5 0
                                    

| 𝓢𝓮𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓴 𝓹𝓮𝓻𝓽𝓪𝓶𝓪, 𝓴𝓾 𝓳𝓾𝓶𝓹𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪.. 𝓐𝓭𝓪 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓫𝓮𝓭𝓪.|

     BADAN tinggi tegap, sangat berwibawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
    BADAN tinggi tegap, sangat berwibawa. Siapa yang tidak kenal kepada Ardan Fidero? Seorang Lelaki yang sangat famous di Kursus ini.

Aku membolak-balik kertas yang ada di depanku sambil menatap kesal Ardan. "Caper." Kataku dalam hati. Bukan hanya kertas yang kubalikkan, sebentar lagi kursi ini juga akan kubalikkan bahkan kubanting.

Lihatlah, betapa banyak pertanyaan yang ia berikan pada tentor di kursus ini. Mataku lelah sudah untuk terus melotot dan ikut mendengarkan percakapan mereka. Entah apa saja yang dikatakannya, aku malas mendengarkannya karena aku juga tidak mengerti pembicaraan mereka, alias aku bodoh.

Aku melihat ke samping kiriku sambil tersenyum, temanku sudah tertidur di kursinya. Rasanya ingin juga aku ikut tidur, namun jika mengingat berapa mahal orang tuaku membayar kursus ini, sepertinya tidur bukanlah hal yang bagus.

Aku menatap wajah punggung perempuan di depanku. Rambutnya di cat sepertinya. "Halo, namamu siapa?" Kutekan punggungnya pelan.

Dia sedikit terkejut melihatku, apa mungkin aku terlalu 'sksd' ya?

Sksd itu kepanjangan dari Sok Kenal Sok Dekat.

"O-oh, namaku zaline." Ucapnya sambil tersenyum. Oh Tuhan, cantik sekali wajahnya.

Buangkelah, wajahku yang paling buluk sepertinya disini.

"Namamu?" Tanyanya padaku dengan ramah.

"Arum hihi." Balasku tak kalah ramah.

Dia menganggukkan kepalanya sekali lagi, lalu tersenyum, "makasih ya."

"Huh?"

"Makasih karena udah ajak aku bicara. Mamaku maksa supaya aku punya teman di kursus ini."

Anjir, ini orang emangnya susah bersosialisasi yak? Masa temanan harus di paksa.

"Oh, iyaa. Aku juga lagi nyari teman kok."

Setelah itu tak ada percakapan lagi karena ternyata sudah mulai keluar istirahat. Kulihat ke arah Ardan. Wow, mantap sekali bukunya, sudah bertumpuk di mejanya yang terbatas itu.

Ardan menatapku bingung saat aku melihat bukunya sambil berkerut, aku yang melihat reaksinya langsung buang muka. Ketahuan! Tidak tau sudah berapa kali aku mengumpat nama peliharaan ku di rumah. "Anjing anjing anjing."

Physics Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang