| 𝔸𝕝𝕝 𝕀 𝕤𝕖𝕖 𝕚𝕤 𝕨𝕙𝕒𝕥 𝕀 𝕤𝕙𝕠𝕦𝕝𝕕 𝕓𝕖 ℍ𝕒𝕡𝕡𝕚𝕖𝕣, 𝕡𝕣𝕖𝕥𝕥𝕚𝕖𝕣, 𝕛𝕖𝕒𝕝𝕠𝕦𝕤𝕪, 𝕛𝕖𝕒𝕝𝕠𝕦𝕤𝕪. |
AKU menatap kedepan cermin. Ini adalah awal mula dalam melaksanakan aksi heroik ku. Ya, aku adalah seorang yang ditugaskan untuk melakukan hal tersulit ini. Cuz i'm choosen.
Mataku terus mengucapkan rapalan yang akan kuberikan kepada Trilicia. Aku harus berani, pantang menyerah dan rajin menabung. Hohoho, ibu ku bangga mendengar ini.
"ARUMMMM, PERGI SEKOLAH SEKARANG NAK!"
Oh shit, here we go again.
🌪️🌪️🌪️
Mataku tak henti-hentinya menatap kebawah dan mulutku? Sedari tadi mulut ini mengucap rapalan rapalan tidak jelas ini.
"Cia, ini ada cokelat dari someone,"
"Cia, ini cokelat dari Ardan."
"Cia, aku disuruh Ardan untuk ngasih ini ke kamu."
ARGHHH, Cukup. Kepalaku sudah penuh dengan perkataan-perkataan tidak jelas yang sedari tadi terus berulang di kepalaku.
Tidak. Aku tidak akan memberi cokelat ini. Aku harus bisa mengatakan "TIDAK" untuk Ardan. Ya, sejak kapan aku harus berurusan dengan wanita jahanam itu.
Ok, saatnya aku harus mengetik pada Ardan.. ya, aku harus mengucapkan padanya bahwa aku tidak nyaman dengan semua ini.
Anjay, keren bat dah anak si Tuti kali ini. Slibawnya dulu dong.
Jujur, kali ini aku sangat gugup. Chatku yang hanya di read saja membuatku gelisah. Ya, aku pikir bermain Twitter juga lebih baik. Sender nge tweet dulu ya dick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Physics Of Love
Humor"𝐃𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢." *** "Have you ever missed me?" Suara bariton tersebut membuat perempuan kantoran itu membeku. Suara yang be...