☂️ 18

95 11 0
                                    

꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦୨˚‌

ICARUS THEATER

(Name) berteleport menyusuli keluarga nya. Lalu masuk ke dalam sana karena yakin bahwa mereka sudah ada di dalam sana.

Setelah mencari, (Name) menemui mereka dan menghampiri mereka. "Guys!" Panggil (Name).

"Big Sister!" Serempak mereka semua, kecuali Allison. (Name) tersenyum dan mengajak mereka segera ke tempat studio tampil, dimana Vanya berada.

Di depan sana, semuanya ingin masuk, namun Allison menghalangi Luther dan menulis. 'Aku mau sendirian'

"Allison, aku tidak bisa membiarkan mu, okay? Dia tidak masuk akal." Larang Luther.

(Name) dan Diego saling bertatapan lalu mengarahkan ke kedua pasangan saudara itu. "Do you hear the music?" Diego. Memberhentikan drama hubungan Allison Luther.

"Itu sudah dimulai." (Name) melanjutkan perkataan Diego.

Luther malah mengabaikan number 2 dan 8. "Menurut mu apakah dia bakalan mendengar kita?" Tanya Luther menatap Allison. "Setelah apa yang terjadi??"

"Kita tidak ada waktu untuk ini." Komentar Klaus.

"Oke." Luther mempersilahkan Allison untuk sendiri.

(Name) melirik ke Allison yang sudah pergi masuk meninggalkan mereka. "Kau serius membiarkan Allison pergi sendirian?" Tanya (Name).

Dia terdiam lalu mengangguk. "Yes. Ini kesempatan yang terbaik untuk melemahkan Vanya." Luther.

"Good luck then." (Name).

Luther, Diego, Klaus, dan (Name) jalan kedepan. Lalu Klaus bertanya. "So, apa rencananya?"

"Kau menunggu di depan," jawab Luther

"What?" Klaus yang terkejut tak terima.

"Ya, kau pengintai." Luther.

"Pengintai?" Klaus.

(Name) tersenyum, menepuk pundak Klaus pelan. "Tidak apa-apa, ini demi kebaikan kita semua. Kita harus menjaga setiap sisi." (Name).

Klaus menghela nafas, lalu mengangguk, (Name) masuk ke dalam untuk menyusul Luther dan Diego.

Luther dan Diego sudah berjaga di belakang layar pada sisi yang berhadapan, menunggu kesempatan. Dari arah depan tampak Allison memasuki theater.

Allison duduk dan termenung sebentar, menatap Vanya memainkan biolanya dengan anggun. Lalu entah tubuhnya sudah hilang kendali atau bagaimana Vanya tersenyum menyeringai menatap Allison, tampak tidak seperti Vanya sekali.

(Name) melihat Vanya dengan invisibility disisi lain, dia menghela nafas menonton Vanya bermain. Sungguh memang seperti bukan Vanya yang dia kenal.

(Name) tau sekarang rencana nya seperti apa. Dia sudah siap-siap dengan kekuatan nya.
"Siap untuk menyerang Vanya demi menyelamatkan kita semua dari kiamat?" M.J

The Hargreeves Oldest ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang