Sean hanya memandang malas manusia di depannya. Sudah setengah jam lamanya, ia hanya mendengar kan ocehan tak berguna dari lawan bicaranya.
"Sean! Kau mengacuhkan ku!!" Mendengar kalimat itu, membuat Sean mendengus malas. "Ck! Kau hanya bercerita tentang kekasih bejatmu, Lu. Yang bahkan aku selalu bilang padamu, putuskan! Dia tidak baik untukmu!"
"Sean, aku tak bisa memutuskan nya. Aku... Aku terlalu mencintai nya" Melihat manusia di depannya menunduk sedih. Membuat Sean mencabik bibirnya kesal.
"Lupakan dia, kau ini cantik! Kenapa tidak membuka hati untuk orang lain. Dasar bodoh, aku mau pulang! Ikuti saranku jika kau masih ingin berteman denganku!" Setelah mengucapkan itu, Sean berlalu meninggalkan gadis cantik itu sendirian di depan minimarket.
Dimana saat ia akan memasuki lift, ia mengurungkan niatnya. Dan memilih untuk memakai tangga darurat, masa bodo dengan lantai dimana ia tinggali.
"Sialan, ku pastikan aku akan membeli rumah setelah ini" kaki jenjang Sean terus melangkah menaiki puluhan anak tangga itu. Sudah 20 menit, Sean masih berada di lantai 8 tersisa 5 lantai lagi. Tetapi Sean memilih untuk mendudukkan dirinya.
"Aku lelah! Aku merasa bersalah karna jarang melakukan olahraga!"
Saat sedang menetralkan nafas nya, ia tersentak kaget saat melihat pria paruh baya berlumuran darah berjalan melewati nya. Lebih parahnya lagi, tembakan dari arah atas mengenai pria tua itu. Bahkan tak sedikit darah mengenai pakaian nya dan belanjaan
Melihat pria tua itu terjatuh menggelinding ke bawah tangga, dengan cepat ia bangun dari duduknya. Dan sesaat kemudian, segerombolan pria berpakaian hitam melewati nya ia berjalan mundur.
"Pem-bunuhan" gumam Sean saat tubuhnya bergerak mundur, ia merasakan sesuatu yang tumpul mengenai kepalanya.
"Mau kemana kelinci nakal" suara bass itu terdengar lagi di telinga Sean. Sean seperti mengenali suara tersebut, hanya saja ia tak terlalu yakin.
"Setelah apa yang kau lihat, apakah kau akan melaporkan ini ke polisi" Pertanyaan itu membuat tubuh Sean menegang.
"Jika kau akan melaporkan nya, maka cepat katakan selamat tinggal untuk dunia" Sean menutup matanya dengan erat saat suara itu kembali menerjang pendengaran nya.
"A-aku pas-pastikan jika ini ak-akan menjadi rahasia" kalimat patah yang terlontar dari mulut Sean tidak mendapat jawaban dari pria itu.
"Boss, pria itu kritis"
"Bawa dia ke markas!" Percakapan itu membuat tubuh Sean menenggang, percakapan yang Sean yakini jika pria di belakangnya ini sangat berbahaya.
"Sekarang, apa alasanku untuk melepas mu. Kau, telah melihat sesuatu yang seharusnya tak kau lihat" Pertanyaan itu hanya membuat Sean menggeleng ribut. Matanya semakin terpejam erat, saat suara pelatuk pistol yang siap di tembakan terdengar. "Aku jamin tuan, ini... akan menjadi rahasia untuk ku!"
"Jika sampai ada berita tentang ini, aku pastikan detik itu juga kau mati. Paham! " Sean yang mendengar itu semakin mengangguk ribut. Berapa menit berlalu, ia tak merasakan apa pun di belakang tubuhnya.
Dengan perlahan, Sean membuka matanya. Mencoba menoleh ke belakang untuk melihat apakah ada seseorang atau tidak. Saat ia melihat ke belakang, ia tak menemukan apapun di sana. Mengedarkan pandangannya ke sudut tangga tetap saja ia tak menemukan apapun.
Bahkan, darah di lantai ujung tangga juga sudah tak ada.
"Sial! Sial! Sial!"Runtuk Sean, dengan cepat ia berlari untuk kembali ke unit nya!
Setelah kejadian ini, Sean pastikan secepatnya ia akan pindah!.
Butuh 15 menit untuk sampai di unit nya. Setelah Sean meletakan barang bawaannya, dan membersihkan semua barang yang terciprat oleh darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I, Dare U [YiZhan]
FanfictieSean Xiao adalah mahasiswa tingkat akhir yang tengah dirundung oleh tugas. Dirinya harus rela berurusan dengan perusahaan terbesar di negara ini karena benda buatan nya sendiri. Misi Sean yang seharusnya mengambil kembali benda itu, malah menjerumus...