"lu tau bray!
Ini untuk yang ke 13 kalinya lu pindah sekolah
Masih gua hitung dari mulai SMA.
Belum yang dari SMP!.
Dan gua harap lu jangan buat rekor baru lagi"
"Masih kurang ini mah.
Ada banyak sekolah lagi yang belom gua kunjungi....
Gimana doon...
"Dasar anak tidak tau maluu" Ucap Abi Menampar Pipi Ardra dengan sekeras-kerasnya.
"Semua orang mengejek saya?. Saya mendidik kamu. Agar kamu jadi manusia beradab Kamu lahir di lingkungan baik Ardra!. Kenapa kamu jadi seperti ini!" (Ucap Abi dengan sangat marah)
"Selagi Abi. Kekang Ardra. Ardra Akan semakin Liaar" jawab Ardra dengan santainya.
"Baiklaa.... Besok Abi akan pindahin kamu ke Asrama sekolah agama. Biar kamu ketemu sama pengurus pengurus nya yang kejam kejam itu. Biar kamu tau rasa'.." Ancam Abi
"Yah Silahkan.... Palingan nanti Abi malu lagi...." Jawab Ardra dengan Lantang tanpa rasa takut
"Kamu ini gak ada kapok kapok nya yahh"
"Makanya Abi gausa ngasih ancaman ancaman kek Begitu... Macem nya Ardra ini lemah apa!. Sama Hukuman hukuman jadul!"
"Apa Abi lupa?. Beberapa bulan lalu. Atau setahun lalu. Ardra bertengkar dengan pengurus pesantren dan mereka hampir mati?"
"Abi mau?. Ardra lakuin hal yang sama ke pengurus yang Abi maksud kan??" Ancam Ardra balik.
"Apa kesalahan saya waktu dimasa lalu?. Sehingga saya mempunyai anak seperti mu" Ucap Abi nya
"Menyesall?. Karna telah memiliki ku sebagai anak. Siapa suruh menikah" ejek ardra dan langsung pergi ke kamar
"Astaghfirullah (istighfar banyak2)
"Ardra keterlaluan.." ucap Reyvan dalam hati.
****
"Draaa .... Lu kok gituuu sama Abi?" Tanya Reyvan
"Kenapa?. Ga sekali dua kali kan lu tau gua begini?." Jawab Ardra
"Yah gua tau.... Melawan Orang tua itu Dosaa Ardraaa" ujar Reyvan
"Siapa yang melawan.... Lu kan tau Gua ga suka Dilarang..."
"Yah Tapi ga gitu juga konsepnya..."
"Serahlu... Gua mau tidur...." (Ardraa tanpa menghiraukan kata kata Reyvan dan langsung pergi tidur)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARDRA FIRANZAAN GARA
PEMERAN UTAMA DALAM CERITA ANAK SEORANG KIYAI YANG MEMILIKI KARAKTER BERBEDA
