06

11 1 0
                                    

"Dadah Adira, nanti kita main lagi ya" pamit ke dia sahabatnya itu, Kayla dan Dizza melambai lambai kan tangan nya.

"Dadah Dizza, Kayla" Adira ikut melambai lambai kan tangan nya.

Setelah ke dua teman nya itu pergi, Adira langsung pergi masuk ke rumah nya lagi.

"Huh andai rumah aku dengan mereka dekat ya" ucap Adira, Adira mengatakan itu dengan wajah yang murung.

"Pasti kita bakalan main setiap hari" lanjutnya.

Kartika yang mendengar omongan anak nya itu, lalu menghampiri Adira, agar Adira tidak terlihat murung lagi.

Kartika tersenyum "kamu mau main sama mereka setiap hari ya?" Tanya Kartika.

Adira yang mendengar pertanyaan itu dari Bundanya, spontan menjawab "iya Bunda, Adira pengen banget rumah nya deket sama mereka."

"Kalau rumah, memang Adira tidak dekat dengan mereka, tapi bunda mengizinkan Adira main di rumah mereka, menginap pun boleh."

Adira yang tadinya murung itu, langsung merubah raut wajah nya menjadi senang "SERIUSS BUNDA" Tanya Adira memastikan.

"Iya bunda serius, kapan bunda bohong sama kamu?."

"Horeee, terimakasih bunda" Adira memeluk bunda nya.

"Haha iya sayang."

****

Langit menjadi gelap, Adira mengganti gaun ulang tahun nya itu dengan piama.


"Adira udah ganti baju Bun." Ucap Adira lalu menghampiri Kartika yang sedang membereskan kertas kertas kado yang dirinya buka tadi itu.

"Iya bagus sayang, bantuin Bunda beresin semua ini yuk?" Titah Kartika, Adira pun segera membantu Bunda nya itu.

"Nanti kertas kertas bekas kado nya di buang ke tong sampah ya sayang" Titah Kartika kembali kepada Adira.

"Siap bunda" Adira pergi keluar untuk membuang bekas kertas kertas kado nya ke tong sampah.

"Langit yang indah" Lirih Adira yang sedang menatap langit yang katanya indah itu.

"Lagi ngapain sayang?" Tanya Kartika.

"Hehe natap langit Bun" Jawab Adira dan kembali kerumah.

"Nah sudah beres" Ucap Kartika lega, Adira yang melihat Bunda nya itu kelelahan, Adira membuatkan secangkir teh untuk Kartika.

"Nih bunda, teh buat bunda" Adira menyodorkan secangkir teh yang telah di buatnya itu kepada Kartika.

"Terimakasih sayang" Kartika meminum teh yang telah dibuat Adira.

"Sama sama."

"Adira" panggil Kartika.

"Iya Bun kenapa?" Jawabnya.

"Mau ibu cerita kan tidak, pertama kali kamu lahir ke dunia ini?."

Spontan Adira menjawab "Mau banget Bun."

"Baiklah, tidur sini di paha Bunda" Adira pun tanpa basa basi langsung tidur di paha Kartika itu.

Kartika mengelus ngelus kepala Adira lalu menceritakan tentang bagaimana dirinya lahir kedunia ini.

"Jadi dulu sebelum kamu lahir, Bunda dan ayah kamu sangat senang sekali, Bahwa ada kamu di perut Bunda, Bunda betul betul menjaga kesehatan Bunda dan kamu juga tentu nya yang ada di kadungan Bunda saat itu, Bunda melakukan semua apa yang dokter katakan agar kamu terlahir sehat, saat usia kandungan Bunda sudah 8 bulan, Bunda sangat tidak sabar akan kehadiran kamu di dunia ini, Bunda ga pernah lupa buat nge jaga kesehatan Bunda, Bunda waktu kamu di dalam kandungan selalu ngedongengin kamu, nyanyiin kamu, apapun Bunda lakuin demi kamu, hingga waktunya tiba, kamu lahir ke dunia ini sayang, Bunda dan ayah begitu bangga sekali dengan diri Bunda bisa melahirkan sosok bayi perempuan seperti kamu, dan kita beri nama bayi itu ADIRA CALISTA AURINE, sejak kelahiran kamu hidup Bunda menjadi lebih berwarna di bandingkan sebelumnya, Bunda menjadi punya teman dirumah kalau ayah mu pergi be kerja, namun ya karena sudah takdir nya Bunda dan ayah kamu bercerai, Bunda dan ayah jadi pisah rumah, dan Bunda pun sekarang tidak tau dimana keberadaan ayah kamu sayang."

Kartika menceritakan itu semua kepada Adira dengan sangat detail, dari saat Kartika mengandung Adira hingga dimana Kartika dan suaminya, ayah Adira itu bercerai, panjang sekali perjalanan hidupnya Kartika, beruntung nya ia bisa menjalani kehidupan yang panjang ini hingga sekarang, berkat Adira.

Kartika begitu beruntung dan bangga mempunyai sosok anak perempuan seperti Adira ini, bagi Kartika Adira ini adalah sebuah pemberian dari Tuhan yang sangat berharga.

Kartika berjanji akan selalu menyayangi Adira dengan sangat tulus, begitu pun Sebaliknya, Adira juga akan menyayangi Bunda nya itu dengan sangat tulus.

Usai kartika menceritakan semua itu kepada Adira, Adira sudah tertidur lelap di paha nya Kartika karena mendengar cerita nya itu.

Kartika langsung memindahkan Adira ke kamarnya Adira "Selamat malam sayang" kartika mencium kening Adira.

Lalu pergi, tak lupa mematikan dan menutup kamar nya Adira.

Kartika pergi ke kamarnya, lalu pergi untuk tidur.

****

"Sarapan nya udah ada di meja ya sayang, jangan lupa di minum susu nya" Titah Kartika kepada Adira yang sedang memakai sepatu sekolah nya.

"Oke bunda" Seru Adira.

Adira makan dengan sangat lahap, dan pasti Adira ga akan lupa sama perintah Bunda nya itu tadi, jangan lupa di minum susunya.

Adira hari ini tidak di antar oleh Bunda nya ke sekolah, karena Bunda nya itu berangkat kerja siang, jadinya Adira berangkat di antar oleh kakek.

Sesampai nya di sekolah, Adira memberi salam kepada kakek nya itu, dan pergi masuk kedalam kelas nya.

Bel masuk berbunyi, semua murid yang tadinya duduk di luar barisan meja, menjadi rapih setelah mendengar bel masuk itu.

Wanita yang umur nya sudah lumayan tua masuk ke dalam kelas Adira, "pagi anak - anak."

"Pagi juga Bu."

"Baik sekarang siap kan alat tulis nya ya" Titah gurunya kepada semua murid.

"Baik Bu."

****

Hai, asli ini aku udh bosen banget tau bikin cerita, di tambah bingung juga mau bikin cerita apa di bab ini :((, sorry bgt yaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELUKAN HANGAT DARI BUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang