Part O10 | Watanabe

1.4K 158 48
                                    

©Haruwoo present

Watanabe
[Sequel of Criminal Prince]

.
.
.

Yang kangen story ini, absen dulu wkwk.

Note ;; hanya fiksi, tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata setiap tokoh.

Warn // Harsh word, kekerasan.

Tarikan napas panjang diambilnya bersamaan dengan kedua matanya yang terpejam dengan erat. Kedua tangannya mengepal, meremat kuat rantai yang mengikatnya dimana napasnya juga mulai memberat. Air mata masih setia mengalir membasahi kedua pipinya, namun tidak ada satu isakan yang terdengar karena bilah bibir bagian bawahnya digigitnya dengan kuat.

"Sampai kapan kau akan terus menahannya? Relax, Jeongwoo. Relax."

Ketika usapan lembut diberikan pada pipi kanannya, secara spontan Jeongwoo memalingkan wajahnya ke arah berlawanan. Membuat tangan Eunhwi tergantung di udara karena penolakan yang diberikannya.

"Jeongwoo-ya." memanggil pelan, Eunhwi kembali mengikis jarak. Mendekatkan wajahnya kemudian berbisik tepat di depan telinga yang lebih muda.

"Kau berjanji akan menurut padaku, bukan? Kalau begitu jadilah anjing pintar penurut yang baik. Mendesah untukku. Mendesah dengan keras jalangku yang cantik."

Rematannya semakin menguat. Kepalanya mendongak secara otomatis ketika Eunhwi mulai membenamkan wajah pada ceruk leher bagian kanannya. Memberikan kecupan kupu-kupu juga mulai menghisapnya.

"Mendesah, Jeongwoo." adalah satu bisikan penuh penekanan yang Eunhwi ucapkan sebelum kembali sibuk dengan aktivitas menandainya sembari mencengkram kedua sisi pinggang rampingnya.

Namun sekali lagi pemuda manis yang berada di bawah kukungannya masih menolak. Membuatnya menghentikan aktivitasnya sekaligus menggeram tak suka.

"Lupa dengan apa yang kau ucapkan tadi?" kekehan pelan terdengar pada akhir kalimat tanyanya karena Jeongwoo memilih bungkam. Enggan membalas bahkan masih setia memalingkan wajahnya.

"Baiklah, aku tidak akan menghukum mu karena mengingkari janji yang kau buat untukku."

Bangkit. Eunhwi kembali berdiri dengan tegap lalu mengambil beberapa langkah mundur menjauhinya. Siulan yang lebih tua terdengar mengalun dengan kedua manik miliknya yang menatap kagum pada Jeongwoo.

"Kau terlihat sangat cantik, Nyonya Watanabe." pujinya dengan satu decakan kagum sebagai pengiring.

Kedua tangan yang terkunci di dua sisi, kemeja putih miliknya yang membungkus tubuh si manis hingga sebatas paha dengan dua kancing teratas yang terbuka, dan jangan lupakan ruam merah hasil karyanya yang menghiasi leher berkulit tan itu, penampilan Jeongwoo saat ini benar-benar terlihat indah di matanya.

WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang