Part O6 | Watanabe

2.5K 363 72
                                    

©Haruwoo_o present


Watanabe
[Sequel of criminal prince]

.
.
.

Hai?
How are you, selirku sayang?
Masih ada yang nungguin book ini?

Anw, happy reading ya~
Semoga masih pada inget alur ceritanya.

Menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, Koki terus mengulang hal yang sama berharap rasa gugup yang dirasakannya mau sedikit berkurang. Raut tak nyaman tercetak jelas pada wajah manisnya yang dihiasi sedikit lebam akibat perlakuan ayahnya.

"Masuklah. Kau bukan patung hiasan yang harus terus berdiri di depan pintu kamarku."

Tubuh mungilnya sedikit tersentak bersamaan dengan kedua matanya yang membulat sempurna. Bagaimana Hoshi bisa tau kalau saat ini dirinya hanya diam mematung di depan pintu kamar yang masih tertutup rapat?

"Sampai hitungan ketiga, maka aku akan mengunci pintu kamarku."

Lagi, detak jantungnya seolah berpacu lebih cepat saat suara Hoshi kembali terdengar dari dalam kamar. Keringat bahkan mulai membasahi pelipisnya karena saat ini Koki merasa gugup bukan main.

"Satu..." suara hitungan dengan nada datarnya mulai terdengar.

"Dua..."

"Ti--" Hoshi yang berdiri membelakangi pintu kamarnya tersenyum tipis. Kalimat hitung terakhirnya harus terpotong karena Koki membuka pintu kamarnya dengan cukup keras. Menimbulkan bunyi yang mengintrupsi kalimatnya tadi.

Kembali mengubah raut datarnya, Hoshi melangkah maju terlebih dulu ke arah meja belajarnya yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Mengambil kaca mata bulatnya, barulah tubuh tegap itu berbalik setelah kaca mata bulatnya bertanggar apik pada hidung bangirnya.

"Aku tidak akan melakukan apapun seperti apa yang ada di dalam pikiranmu. Tenang saja."

Koki lagi-lagi dibuat tercengang dengan kalimat yang Hoshi lontarkan karena pemuda berstatus nerd di fakultasnya itu kembali berbicara seolah bisa membaca pikirannya. Well, sebenarnya dia memang memikirkan beberapa kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya.

Dipukuli balik adalah salah satu pikiran terburuknya.

"Kau pikir aku takut padamu?" meskipun rasa gugupnya masih mendera hebat, tapi Koki tetap mencoba terlihat seperti bagaimana dirinya di kampus. Memiliki kuasa, juga congkak dalam berbicara seakan tak kenal rasa takut.

Sedangkan si empunya yang menjadi lawan bicara tak menampilkan ekspresi apapun. Persis seperti bagaimana Hoshi selalu menanggapi orang-orang yang menjelekkannya di kampus. Bahkan sekarang Hoshi malah berbalik kemudian mendudukkan diri pada kursi meja belajarnya. Mulai sibuk dengan dunianya sendiri dan total mengabaikan Koki yang masih setia berdiri di dekat pintu kamar.

WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang