Bagian 4Chanyeol menatap Sehun yang sedang melamun ditaman rumah sakit keadaannya sudah mulai membaik tapi mentalnya masih sering terguncang dan masih beberapa kali ingin menyakiti dirinya sendiri.
"Kamu ingin bertemu dengannya nak?" Chanyeol menoleh pada Yoona -ibu Sehun- yang sedari tadi berada disampingnya.
"Tidak tante, jadi kapan Lyra akan berangkat?"
"Lusa, tante sama om ingin memberikan yang terbaik untuk Sehun, karena ketidakpercayaan kami, kami menghancurkan anak kami sendiri, kami begitu bodoh karena percaya begitu saja sama Metteo hanya karena kami mengenal keluarganya sejak dulu, kami tidak bisa melindungi putra kami sendiri"
"Bagaimana dengan Matteo?" Tanya Chanyeol pelan.
"Hanya tinggal menunggu persidangan, tante berharap dia mendapatkan hukuman yang sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan pada Sehun" Chanyeol hanya mengangguk menanggapi ucapan tante Yoona, iya ini memang sudah 1 bulan berlalu sejak dirinya membuat pengakuan kalau dirinya jatuh cinta pada sosok indah yang masih asyik dengan dunianya sendiri, Matteo ditangkap karena memalsukan laporan asli dan tentu saja karena kekerasan yang dia lakukan pada Sehun sampai mentalnya terganggu, Chanyeol bersyukur karena akhirnya Sehun bisa lepas dari sosok tak berguna seperti Matteo itu, meski mentalnya belum stabil tapi sudah cukup membaik untuk saat ini.
"Lio" Chanyeol menatap Yoona yang menatapnya dengan begitu lekat.
"Hmmm?"
"Terimakasih atas segalanya"
"Aku nggak ngelakuin apa-apa"
"Terimakasih karena telah mencintai Sehun, karena cinta kamu akhirnya kami bisa tau kalau ada sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, terimakasih Lio" Yoona memeluk Chanyeol erat, tangan Chanyeol terangkat untuk membalas pelukan tulus itu tapi dia urungkan dia lebih memilih menurunkan tangannya, pelukan yang baru pertama kali ia rasakan, pelukan seorang ibu.
"Aku mau titip sesuatu buat Lyra"
1 tahun kemudian
"Besok temani aku lari pagi" Chanyeol mengunyah makan malamnya dengan lambat dan mengamati sosok yang ia sebut sebagai ayah itu dengan lekat.
"Kenapa aku harus?"
"Yak kau masih juga menjadi pembangkang"
"Itu menurun darimu asal kau tahu" Jawab Chanyeol santai membuat sang ayah akhirnya mengangguk.
"Kau benar juga, tapi kamu harus tetap menemaniku olahraga, oh iya omong-omong apa kamu sudah punya kekasih?" Chanyeol tersedak minumannya karena pertanyaan Siwon.
"Aku tidak punya kekasih?"
"Kenapa? Apa tidak ada yang padamu? Kurasa kamu tidak terlalu jelek? Kenapa tidak ada yang mau?"
"Yak" Chanyeol mencibir pelan karena ucapan sembarangan yang dilontarkan sang ayah, apa beliau ini tidak sadar kalau wajah yang dimilikinya ini bagai titisan dewa?
"Ahhh kamu lebih suka dibayar untuk kencan ya?"
"Darimana kau tahu?"
"Apa yang aku tidak tahu darimu?, sudahlah lebih baik kau hentikan kerjaan tidak pentingmu itu, aku sudah mengirimkanmu uang kenapa tidak pernah kamu pakai?"
"Aku mempunyai uang sendiri, uang darimu akan ku belikan gedung untuk mendirikan perusahaan agar menyaingimu, lagipula aku bersenang-senang dengan pekerjaanku"