Dunia Tipu-tipu 2

516 80 14
                                    

-Dunia Tipu-tipu-











Setelah dosen keluar kelas Sehun segera membereskan semua barangnya mencoba mengabaikan segala cibiran dari sekitarnya.

"Anak koruptor masih bisa idup enak, pulang-pergi dianter sopir, harusnya dia ikut dipenjara juga lah sama bokapnya"

"Iya dia kan ikut makan uang haram hasil korupnya"

"Emang nggak punya muka aja sih"

Sehun mempercepat langkahnya ini sudah hampir 1 bulan dirinya menempa kehidupan perkuliahan tapi seperti air cibiran itu terus mengalir dan seperti tidak ada habisnya, orang-orang disekitarnya seperti selalu mendapat bahan baru untuk mencibirnya, dia tidak punya teman sama sekali, Suzy berbeda fakultas dengannya, dan Dyo meski satu fakultas tapi mereka hanya mengambil 3 kelas yang sama, jika satu kelas dengan Dyo dia mempunyai teman ngobrol dan cibiran tak menghampirinya karena mereka merasa terintimidasi oleh tatapan Dyo yang tajam.

Cowok yang kini memakai sweater berwarna ungu itu menghembuskan nafas lega saat dirinya sampai ditaman belakang kampus, taman ini sepi karena sebagian mahasiswa memilih taman samping untuk nongkrong.

"Halo bunda, bunda udah sampai Surabaya?" Sehun tersenyum senang saat mendengar suara ceria sang bunda yang memang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Surabaya, meski awalnya susah karena mereka terburu dicap sebagai koruptor membuat orang yang ingin diajak kerjasama sang Bunda takut untuk mempercayai bunda tapi berkat kerja keras bunda, kini bisnis restoran mereka sudah berkembang cukup baik dan banyak investor yang ingin mengajak bekerja sama, jika bunda bisa bertahan sampai sejauh ini, Sehun juga harus bisa, dia adalah sumber kekuatan sang bunda begitu pula sebaliknya.

"Hmmm kelas Sena lancar tapi nggak satu kelas sama Dyo jadi sepi nggak ada yang ngomelin Sena"

"Hmmm iya ini mau makan, tadi bibi buatin roti isi, iya selamat bekerja bunda jangan kecapean ya" Sehun menutup sambungan telfonnya lalu mengambil kotak bekalnya, dia selalu membawa kotak bekal karena sungguh dia tidak berani kekantin kalau bukan bersama Dyo maupun Suzy.

"Makanannya kagak enak atau gimana? Kenapa makannya sambil nangis? Kalau nggak enak buang aja terus makan dikantin" Sehun hampir tersedak rotinya karena terkaget dengan suara yang tiba-tiba muncul disekitarnya, dia menoleh kekanan dan kekiri tapi tidak mendapati orang yang mengeluarkan suaranya.

"Diatas" Sehun langsung mendongak dan benar saja sosok yang menyapanya tengah santai membaca bukunya dicabang pohon, apa cowok jangkung itu tidak takut jatuh atau gimana?

"Oh kalau gitu saya permisi dulu"

"Ehhh mau kemana? Kita belum putus lho omong-omong"

"Putus?"

"Kan kemaren kita udah bertukar Love you pas upacara penerimaan maba" Chanyeol akhirnya turun dari pohon lalu duduk disamping Sehun yang menatapnya kebingungan, ini ketua BEM tidak sedang ngelindurkan?.

"Rotinya nggak mau dimakan? Kalau nggak biar gue yang makan kebetulam laper terus lupa banget kalau duit tunai gue lagi abis"

"Oh" Sehun menyodorkan kotak bekalnya dan tentu saja Chanyeol langsung mengambilnya tanpa sungkan.

"Oh doang? Padahal gue udah ngomong panjang lebar banget" Ujar Chanyeol kesal sambil melahap roti milik Sehun dengan sedikit rakus dimata Sehun.

Kumpulan OneShot Dan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang