7

811 96 31
                                    

Dokter Jessica dan Dokter  Haechul keluar dari ruangan setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap bocah kecil malang itu. 

"Apa yang harus kita katakan pada mereka?" Jessica menghela nafas berat merasa sesak melihat kondisi anak sahabat nya.

"Kondisi nya semakin buruk, aku tak pernah menduga jika jantung nya semakin melemah dan parah"

"Menurut aku, Rose memiliki jantung yang lemah semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu"

"Apa kamu ingat waktu dia menangis terus menerus hingga mengalami kejang kejang akibat shock melihat Jennie yang kecelakaan? saat itu aku segera membawa nya ke ruangan Ugd, ketika aku periksa kondisi jantung nya tak baik baik saja namun seiring berjalan nya waktu kondisi nya mulai membaik dan kembali pulih, ternyata itu hanya sementara dan sekarang kondisi nya sangat buruk"

"Jadi menurutmu, jantung Rose, baru sekarang terlihat parah dan buruk akibat dampak kecelakaan itu?"

"Ya, aku menduga seperti itu," Jessica menghela nafas sejenak

Kedua nya terdiam sejenak memikirkan masalah penyakit jantung bocah kecil itu yang tampak semakin buruk, saat sibuk dengan fikiran masing masing mereka terkejut saat seorang suster menghampiri.

"Dokter, keadaan anak kecil itu semakin buruk, dia kejang kejang dok" panik suster

Tanpa sepatah kata pun mereka kembali masuk ke dalam melihat bocah kecil itu kejang kejang di sertai bunyi mesin monitor terdengar nyaring memekak telinga, garis yang ada disana mulai menunjuk kan garis ya semakin tak beraturan.

"CEPAT SIAPKAN DEFIBRILLATOR!"

"Sayang, eonnie mohon bertahan" Jessica menatap Rose khawatir

Suster memberikan alat defibrillator kepada Haechul segera dokter mengambil alat itu kemudian menggosok gosok defibrillator lalu menempelkan pada dada bocah kecil yang malang.

"120 joule"

"Clear"

"Bip.. Bip.. Bip"

Dokter dan suster tampak panik dan tegang saat bunyi monitor tersebut, Jessica menggeleng sambil menangis memegang tangan bocah kecil itu mengusap berkali kali.

Brakk

Jennie membuka pintu ruang ICU dengan kasar saat dirinya di beritahu oleh salah satu suster bahwa anak nya dalam keadaan parah.
Mereka terkejut mendengar suara bantingan pintu, menatap kearah Jennie yang sudah menangis mendekati mereka. Jennie terbelalak kaget melihat kondisi putri nya berada di ambang kematian.

"120 joule" teriak Jessica kembali

"Clear"

Namun tak ada perubahan membuat mereka sangat khawatir dan panik, Jennie mengambil alat itu dari tangan Haechul dengan wajah penuh air mata dan khawatir.

"Bip.. Bip.. Bip.. "

"200 Joule"

"JENNIE, KAMU JANGAN GILA, BAHAYA" teriak HAECHUL

"200 JOULE, CEPAT" teriak Jennie pada suster mengabaikan perkataan Haechul

"Clear"

Jessica dan Haechul hanya diam menatap kearah bocah kecil yang kembali di tempelkan defibrillator di dada nya oleh Jennie yang sudah menangis terisak berusaha menyelamatkan nyawa anak nya, tapi putri kecil nya tak memberikan reaksi apa pun.

"Bip.. bip" suara monitor yang cepat

"Rosie, Mommy mohon hiks bertahan hiks"

"Biiiiiiiiiipppppppp" suara monitor itu berubah menjadi panjang terlihat garis lurus berarti jantung anak nya telah berhenti berdetak.

My Little Rosie R.J Season 3 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang