Rumah.
Gracio membaringkan shani di kasur dan membersihkan tubuh shani dengan hati-hati.
"Ada yang sakit ?". Tanya gracio.
"Semuanya sakit". Jawab shani.
"Udah ya kamu udah aman di sini okeh, maaf ya aku gak bisa jagain kamu, maaf aku telat".
"Gak papa bukan salah kamu kok, ini salah aku".
"Maksudnya ?".
Flass back on
"Bu ada surat ni". Ucap murid
"Dari siapa ?". Tanya shani namun sang murid hanya menggeleng.
"Ci keluar bentar deh di gerbang cio punya kejutan". Isi surat.
"Tumben nih bocil, yaudah deh ke sana saja nanti ngambek".
Flass back off
"Udah sekarang udah aman ya". Ucap gracio memeluk shani.
"Aku takut". Ucap shani.
"It's okey".
"Aku mau tidur".
"Tidur aja".
"Tapi kamu jangan pergi".
"Iya cio di sini gak kemana-mana".
Takut gracio berbohong shani memeluk gracio erat sangat erat.
"Shani". Panggil revan.
"Papah". Ucap shani melepaskan pelukannya dari gracio dan berlari kearah revan.
"Pah shani kangen....hiks....hiks...". Ucap shani.
"Maafin Papah ya sayang".
"Bukan salah Papah kok".
"Maafin Papah karena udah maksa kamu buat nikah sama gracio yang jelas-jelas kamu gak cinta".
"Maksud Papah apa ?".
"Papah udah tau semuanya sayang, Papah udah tau tentang kamu sama bayu".
"Pah shani bisa jelasin".
"Udah sayang Papah udah tau kok, cio Maafin Papah ya".
"Iya pah gak papah". Ucap gracio.
"Apakah kamu mau menuruti permintaan Papah?". Tanya revan pada gracio.
"Iya pah, cio mau".
"Papah mau kamu tinggalin shani".
"Pah". Kaget shani.
"Bay". Panggil revan.
"Iya om". Jawab bayu, membuat shani bertanya-tanya.
"Bayu udah ngejelasin semuanya ke Papah, kalo bukan bayu yang jelasin mungkin Papah gak tau kalo selama ini shani tersiksa nikah sama kamu cio, Papah udah maksain kehendak Papah, dan sekarang Papah gak mau jadi orang tua durhaka, jadi Papah mohon kamu tinggalin shani ya, dan Maafin Papah shani".
"Baik, kalo itu kemauan Papah cio turuti, permisi om, ci, pak bayu, saya pamit". Ucap gracio meninggalkan mereka namun shani menahan tangan gracio.
"Jangan pergi, jangan tinggalin aku". Bisik shani.
"Maaf". Hanya itu yang gracio katakan.
"Mamah". Ucap gracio saat mendapati ve berdiri di balik pintu dengan menangis.
"Cio". Panggil ve lalu memeluk gracio erat.
"Jangan tinggalin mamah ya, tetap di sini".
"Cio gak bisa mah, cuman mamah yang menginginkan cio, maaf ya". Ucap gracio menenangkan ve.