Delusive || 37

59 19 0
                                    

Thank you for coming!

Jessieana mulai membuka matanya secara perlahan, pandangannya pun mengedar ke seluruh ruangan bernuansa putih dengan aroma alat medis yang khas menerobos ke dalam indera penciumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessieana mulai membuka matanya secara perlahan, pandangannya pun mengedar ke seluruh ruangan bernuansa putih dengan aroma alat medis yang khas menerobos ke dalam indera penciumannya. Hingga sesosok lelaki yang tertidur di sofa dekat tempat tidurnya berhasil tertangkap oleh penglihatannya.

Namun, sosok lelaki itu bukanlah sosok lelaki yang ia cari sebenarnya. Tak mau terlalu memedulikan sosok yang sedang ia cari, Jessieana pun lebih memilih untuk mengambil sebuah pisang di meja dekat tempat tidurnya.

"Sial!" dengusan kesal dari bibir Jessieana beriringan dengan suara benda jatuh lantas membangunkan sosok lelaki yang tertidur tersebut.

"Syukurlah kau sudah bangun, apa kau menginginkan sesuatu?" tanyanya ketika melihat raut lesu menghiasi paras Jessieana yang masih pucat.

"Aku lapar, Delvon."

Laki-laki yang bernama Delvon pun mengangguk paham, kemudian tersenyum sekilas. "Akan kuambilkan bubur rumah sakit kalau begitu."

"Tunggu."

"Ya?"

"Makanan rumah sakit itu menjengkelkan, apa kau akan membiarkanku memakan makanan seperti itu? Setidaknya, tunjukkan setetes rasa kemanusiaanmu padaku dengan tidak memberiku makanan seperti itu."

Delvon lantas terkekeh mendengar ucapan Jessieana yang terdengar seolah sedang mengeluh. "Kau tahu? Kau lebih cerewet ketika sakit."

Hanya helaan napas pelan sebagai respon Jessieana kala itu.

"Tunggu sebentar, aku akan membawakanmu sesuatu untuk menunjukkan rasa kemanusiaanku."

"Terserah."

Sekon kemudian, Delvon pun meninggalkan ruangan itu. Menyisakan Jessieana yang menatap arah pintu dengan tatapan sayunya. Bukan karena memperhatikan Delvon yang semakin menjauh. Namun, tatapan matanya seolah tengah menantikan kehadiran seseorang untuk menemuinya.

"Sial! Kenapa aku tiba-tiba memikirkannya?" ujarnya bermonolog, sembari memukul pelan kepalanya. "Otakku sepertinya sudah tidak benar." lanjutnya.

"Padahal aku terluka di bagian perut, tapi sampai berimbas pada otakku."

Jessieana, gadis itu terus saja bermonolog selama ia sendirian di ruangan itu. Hingga seorang dokter datang untuk memeriksa keadaannya.

"Selamat pagi, apa kau merasa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya dokter bernametage Alano sembari memeriksa kondisi Jessieana.

"Sebelumnya, izinkan aku menggantikan perbanmu hari ini. Boleh?" tanyanya lagi, sebelum Jessieana sempat menjawab pertanyaannya yang sebelumnya.

"Mengapa kau baru bertanya sekarang, jika kau sudah pernah mengganti perbanku saat aku tidur?"

[✔] DELUSIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang