Happy reading
Lucu, ya!
-Arlan Svartur-
Mereka berdua yang baru saja mengucapkan sepatah kalimat, ralat-tidak sampai sepatah kalimat, mereka mengucapkan secara bersamaan. Sontak, mereka terkejut. Terkekeh mereka berdua. Tertawa canggung.
"Eh, kamu dulu saja." ucap Ayyara.
Kemudian Arlan mengangguk. Menghelah nafas. Dia tau ini hal yang aneh dan mungkin akan menjadi hal gila. Gadis yang berada didepannya adalah gadis yang dahulunya seseorang yang disukai oleh sahabatnya sendiri, Alvaro Danuar.
'Diluar nalar, cuy.' batinnya bergumam.
"Gue bukan tipe cowok yang basa - basi tapi, gue juga nggak tau harus gimana?" jelas Arlan. "Agak aneh tapi, gue bukan public speaking yang handal," sambungnya.
Sebelum kalimatnya berlanjut, Ayyara terkekeh mendengar itu. Arlan yang melihat Ayyara menarik alisnya. Seolah bertanya 'Ada yang salah?'. Ayyara yang peka akan itu, menormalkan ekspresinya.
"Sorri, nggak bermaksud cuma. .haha, lucu aja," ucapnya disela tawanya.
"Kamu tadi bilang kalau nggak suka bertele - tele tapi, kalimatmu saja sudah panjang seperti perjalanan Surabaya ke Jombang." jelasnya.
"Gue grogi," ucapnya.
Ayyara diam dan memperhatikan. Tidak ada suara diantara mereka berdua selain angin yang lewat menyapa.
"Ini kayak first meet gue sama cewek." sambungnya.
"Santai, anggap aja udah kenal lama." ucap Ayyara mencoba menenangkan Arlan.
Mengambil secangkir Ice Lemon Tea dan menyeruputnya. Meneguk dengan sensasi lemon yang terasa menyegarkan ditenggorokannya. Setelahnya, Ayyara kembali meletakkannya kembali di meja.
"Gimana nggak grogi, bahasa lo itu aku-kamu," ujar Arlan sedikit meninggikan suaranya.
"Haha yaudh, gimana kabar lo? Sekolah atau kuliah? Lo dekat sama Varo sejak kapan?" pertanyaan beruntut terdengar hingga telinga Arlan. Sontak, Arlan membulatkan matanya sempurna.
"Lo mau bikin gue mati mendadak? Soalan lo klasik." bantahnya.
"Yaampun, salah lagi. Gini aja, lo yang buka topik dan gue yang ikut alur topik lo." ucap Ayyara menantang.
Kemudian Arlan mendekat. Menatap lekat mata Ayyara. Memperhatikan setiap inci wajahnya. Dimulai dari mata, dahi, bibir, hingga hidung. Tidak lama tanpa disadari juga, Arlan menarik hidung Ayyara hingga berwarna merah.
"GILAA LO! Hidung gue putus gimana? Mau ganti hidung babi?!" Ayyara mendengus kesal dengan mengusap hidungnya yang kemerahan.
"Haha, lagian lo bawel amat jadi cewek." melipat kedua tangan didepan dada dengan badan bersandar dan bibir tertarik tersenyum tipis. Mata terus memperhatikan gadis yang berada didepannya, yang sedang mengelus hidung tomatnya.
'Anj! GEMESS BOCAH!' sial, hatinya berteriak lain.
****
"Gimana, cuy? Lancar acara jomblangan gue?" tanya Alvaro yang berada disampingnya dengan membawa satu buku dari perpustakaan. Sedangkan, posisi mereka berada dilantai paling atas di sekolah.
Tukk
Ponsel milik Arlan melayang mengenai kepala Alvaro. Kemudian dikasihnya ponsel itu. Alvaro yang menerimanya tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the scenes 2021 [Sekalian Revisi]
Teen FictionTinta yang pernah kita tulis dikanvas berisikan tentang cerita kita ternyata masih ada. Jangan khawatir, lembaran yang kita tulis ngga akan pernah hilang dan aku lupakan sama halnya kaya kamu, abadi. Kamu akan selalu menjadi tokoh favorit ku, tokoh...