Happy reading
Bocil gue emang lucu. Kenapa gue baru sadar?
-Dion Abraham-
Sinar bulan bersinar terang. Dengan dihiasi bintang di malam terang. Hari ini, malam ini Dion Abraham berada di balkon kamar sembari menikmati semiliran angin malam. Sejenak ia bernostalgia pada malam. Akankah ia selalu ada untuk adiknya?
Sejenak ia menghelah nafas panjang seraya memejamkan mata. Waktu berjalan dengan cepat. Rasanya... kemarin Ayyara adalah adik kecil Dion. Gadis kecil yang berusia sekitar 4 tahun dan selalu mencari dirinya pada malam hari, dan pada saat hujan.
Ayyara tidak suka hujan di malam hari. Hujan deras serta angin kencang. Ayyara tidak suka hujan karena pikirnya waktu kecil, hujan adalah penyebab ia jatuh saat belajar sepeda roda tiga. Karena hujan dan jalanan licin, sepeda itu terjatuh hingga kaki kecil Ayyara terjepit.
"HUWAAA!! ABANGG KAKI AYYARA HILANG!!" teriak histeris Ayyara seraya nangis memanggil Dion.
Dion mendengar itu berlari. Segera mungkin mengangkat sepeda itu sekuat tenaganya. Walaupun tubuhnya kecil tapi apapun akan ia usahakan untuk melindungi Ayyara agar tidak terluka.
"Kamu gpp, Dek?" tanya Dion dengan nada cemas, mengecheck seluruh badan cewek itu dan memastikan dia baik-baik saja.
"Kaki Ay, HILANGG! HUWAA!!"
"Astaga, nggak. Kaki adek masih utuh tuh," tutur lembut Dion berusaha menangkan Ayyara.
"Liat, cuma rantai sepedanya lepas. Nanti suruh papa benerin ya?" sambungnya membantu berdiri Ayyara dan ia melihat ada sedikit goresan luka kecil. Hanya goresan.
Dion tersenyum sendiri di balkon. Terlihat deretan gigi yang berseri putih serta rapi. Mengusak sendiri rambut miliknya yang hitam pekat. Betapa lucunya Ayyara semasa kecilnya. Diaman ia berada saat itu? Mengapa ia baru menyadarinya?
Kini, bidadarinya sudah beranjak remaja dan akan dewasa. Dengan berjalannya waktu yang terasa cepat, serasa waktu itu terus berjalan maju. Yang tertinggal hanya beberapa kenangan.
Tokk tokk
Suara ketukan pintu kamar. Terbuka sedikit dan mendapatkan setengah wajah Ayyara. Ia mengintip di sebalik pintu. Membuka pintunya dengan lebar dan masuk, sembari kembali menutup pintu itu.
Dion tersenyum memandang Ayyara yang kini tumbuh remaja dan dua tahun lagi dia akan masuk ke dunia orang dewasa.
"Kenapa, Ay?" manik mata Dion tak lepas dari memandang Ayyara.
Ayyara berjalan seraya berlari kecil menghampiri Dion yang berada di balkon. Dion memeluk adiknya sembari mengecup keningnya. Wangi strawberry, itu adalah kesukaannya.
"Eum, besok Ayyara ada kegiatan kkn," ujar Ayyara. Dion tetap memperhatikan adiknya, membenarkan beberapa helaian rambut yang menutupi wajah Ayyara.
"Karena bunda sama papa belum pulang, Ayyara minta izin sama abang. Boleh Ayyara ikut kkn? Cuma sehari semalam doang kok, Bang." sambungnya mencoba meyakini Dion.
"Please! " ucap Ayyara dengan puppy eyes miliknya.
Dion terkekeh. Ayyara terlihat dewasa namun tidak dengan sifatnya. Hanya saat bersamanya, Ayyara terlihat seperti bocil berusia tiga tahun.
Dion mengusak rambut gadis itu dengan tersenyum lebar.
"Boleh, Ay. Asalkan disana Ayyara jaga diri dan kalau ada apa-apa bilang ke Abang." penuh kepercayaan. Bagaimana lagi, di umur yang tidak terbilang anak kecil, Dion harus belajar dengan perlahan melepaskan Adiknya. Ayyara kini sudah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the scenes 2021 [Sekalian Revisi]
Fiksi RemajaTinta yang pernah kita tulis dikanvas berisikan tentang cerita kita ternyata masih ada. Jangan khawatir, lembaran yang kita tulis ngga akan pernah hilang dan aku lupakan sama halnya kaya kamu, abadi. Kamu akan selalu menjadi tokoh favorit ku, tokoh...